Bubu

6.1K 501 25
                                    

"Bubu," panggil Jeff begitu turun dari lantai dua menuju dapur.

Mark, Jerome, dan Celine segera menoleh pada Papa.

"Ya, kenapa Jeff?" tanya Tytan sambil menyiapkan bekal sekolah yang akan anak-anak.

"Aku pulang malam, ya, hari ini. Pak Cahyo minta ketemu habis pulang kerja," kata Jeffrey sambil mengambil nasi dan lauk yang sudah Tytan siapkan di meja makan.

"Oke," jawab Tytan.

.
.
.

"Bubu," panggil Jeff.

Jerome yang ada di garasi rumah berdiri di sebelah sepeda roda duanya, menoleh pada Papa yang memanggil mama dengan panggilan Bubu.

"Kamu lihat kunci sepeda aku, gak?" tanya Jeff setengah berteriak dari garasi.

"Ada di gudang, Jeff. Gak aku kemana-manain," jawab Tytan lalu pergi dari tepi kolam renang, meninggalkan monsteranya. Ia menghampiri Jeffrey dengan wajah kesal dan sebuah kunci sepeda di tangan. "Nih."

Jeffrey nyengir. "Hehe... Makasi, Bubu. Sini cium dulu." Ia sudah merangkul Tytan tapi didorong yang bersangkutan sambil manyun.

"Dilihatin anak kamu tuh!" elak Tytan lalu pergi ke dalam, melanjutkan pekerjan merawat monsteranya.

Jeffrey menoleh pada Jerome yang masih menatapnya dengan mata mengerjap polos.

.
.
.

"Bubu," panggil Jeff.

Mark yang hari itu ikut Papa ke super market langsung menoleh. Tangannya masih memegangi sikat gigi berhadiah mobil-mobilan yang dipajang di rak seberang.

"Tadi kamu titip apa?"

"Pembalut malam. Yang panjangnya 28 cm, ada sayapnya," kata Tytan di seberang sana.

"Beli berapa?" tanya Jeffrey masih berdiri di depan deretan rak pembalut berbagai merek dan ukuran. Matanya meneliti informasi yang tertera pada setiap kemasan sebelum mengambil salah satu yang berwarna biru gelap dan memasukkannya ke keranjang di samping tubuhnya.

"Satu aja."

"Oke. Ada lagi gak yang kamu mau beli selain yang kamu notes ke aku? Mumpung aku belum ke kasir." Jeff melirik Mark, memastikan anaknya ada di dekatnya.

"Umm... pengen yang manis-manis, Jeff. Coklat boleh."

"Ya udah, nanti aku beliin, ya. Perut kamu masih sakit?"

"Masih. Tapi udah mendingan setelah aku kompres, sih. Kamu nanti jemput Jerome sama Celine di tempat les-nya, ya. Sekalian makan di luar aja. Aku gak masak," jawab Tytan.

"Oke. Aku lanjut belanja lagi, ya," kata Jeff sebelum menutup telefon.

Mark mengerjap. "Itu Mama, kan, Pa?"

"Iya."

"Kenapa Papa panggil Mama Bubu?" tanya Mark polos.

"Aaa..." Yah, gimana ya cara jelasinnya ke anak delapan tahun kalau itu panggilan sayang Jeff buat Tytan? Apa sebut saja? "Karena Papa sayang Mama."

Dahi Mark berkerut. Sebenarnya dia masih tidak paham, tapi ia tidak bertanya lagi.

.
.
.

"Bubu, kamu mau aku beliin bubur, gak?" tanya Jeff di telefon ketika ia makan malam dengan ketiga anaknya di restoran dekat rumah.

Mark, Jerome, dan Celine segera memandang Jeff.

"Papa ke depan dulu beli bubur. Mark kamu jaga adik-adik kamu, ya," pesan Papa sebelum meninggalkan ketiga anaknya menghampiri tukang bubur di depan restoran.

"Bubu siapa?" tanya Celine polos.

"Mama," jawab Mark.

"Ha? Mama kita Bubu?" tanya Celine lagi.

"Kata Papa, Papa manggil Mama Bubu karena Papa sayang Mama," jelas Mark.

"Berarti aku juga boleh panggil Mama Bubu?" tanya Jerome. "Aku juga sayang Mama."

Sejujurnya, Mark sedikit ragu dengan itu karena hanya Papa yang memanggil Mama dengan sebutan Bubu, sedang ia dan kedua adiknya memanggil Mama dengan sebutan ya Mama. "Mungkin?"

"Ya udah, nanti aku mau manggil Mama Bubu!" tukas Jerome.

.
.
.

"BUBU!" seru Jerome kencang-kencang begitu masuk rumah.

Jeff tersentak di depan pintu dengan dua kantong plastik di tangan. Anaknya ini, darimana dia memanggil Tytan Bubu?

Bukan hanya Jeff yang kaget, Tytan juga kaget mendengar suara cempreng Jerome memanggilnya dengan sebutan Bubu. Ia mencoba bersikap biasa saja sambil menghampiri anaknya yang menenteng bubur titipan Tytan tadi.

"Dedek udah makan?" tanya Tytan.

"Udah tadi makan sama Papa. Aku makan gurame goreng!" cerita Jerome sambil naik ke kursi meja makan, di sebelah Tytan. "Mama-eh Bubu. Dedek mau minta."

Tytan menggeser tempat makan sterofoam ke depan Jerome. "Dedek belajar manggil Mama Bubu dari mana?"

"Papa! Tadi Kakak bilang, Papa manggil Mama Bubu soalnya Papa sayang Mama," kata Jerome sebelum menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya.

"Cece juga mau manggil Mama Bubu!" seru Celine yang sudah mendapatkan susu coklatnya dari Jeff yang masih membereskan belanjaan di dapur.

"Gak boleh. Cuma Papa yang boleh manggil Mama Bubu," celetuk Jeff dengan wajah ditekuk.

Jerome menoleh pada Papanya dengan wajah sengit. "Aku kan juga sayang Bubu! Pokoknya Dedek mau manggil Mama Bubu mulai sekarang."

"Cece juga!" Celine memeluk pinggang Mama dari samping.

Mark yang sedang membantu Jeffrey mengeluarkan barang-barang dari kantong plastik terdiam lalu menoleh pada Papa dengan tatapan memelas.

"Kenapa? Kak Mark juga mau manggil Mama Bubu?" tanya Jeff yang dijawab dengan anggukan kepala.

Jeff dan Tytan saling pandang. Tytan mengedik bahu. Lagian, siapa suruh manggil-manggil Bubu duluan di depan anak-anak.

"Bubu!" Jerome dan Celine memeluk Tytan erat.

Ya, mulai saat itu mereka tidak lagi memanggil Tytan dengan sebutan Mama, melainkan Bubu.

.
.
.
A/n : mama papa kalian punya panggilan kaya gini gak sih? Mama papaku punya, tapi ya gak sampe aku ikutan manggil gitu sih wkwkk geli wkwkk

Papa JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang