PINK

2K 254 7
                                    

Jerome itu keren. Maskulin. Manly banget. Hobby-nya olah raga. Tanpa perlu pergi ke gym, otot-otot badannya sudah terbentuk sendiri akibat olah raga rutin di lapangan sepak bola. Badannya tinggi. Bahunya lebar dengan grame tubuh yang besar.

Laki banget.

Tapi yang orang jarang tahu, warna favorit Jerome itu pink.

Iya. Pink.

.
.
.

"Ha?" Dahi Celine mengerut ketika melihat Jerome membuka paket baju yang baru saja diantar jasa kurir online marketplace. "Pink?"

Celine menempelkan punggung tangannya ke dahi Jerome, membuat kakak keduanya berhenti membuka paket dan menoleh padanya. "Kak, sehat?"

"Ngaco, ya?" Jerome menghempaskan tangan Celine.

"Kok warna pink?"

Celine aja yang cewek nggak gitu suka warna pink. Nggak benci, tapi biasa aja. Kalau ada pilihan warna lain, pink itu nggak akan jadi pilihan utama.

Jerome menoleh. "Suka aja. Memang kenapa?"

Mata Celine mengerjap. "Sejak kapan? Bukannya suka biru?"

"Udah lama." Jerome berdecak. "Celine nih, gak peka. Gue aja inget kesukaan lo apa."

"Kaakkk..." Celine mengguncang bahu Jerome. Dia berasa nggak mengenali Jerome selama ini. "Jangan kaya gini! Aku belom pengen punya kakak yang melambai!"

"Dih, gila!" sengit Jerome lalu buru-buru membereskan kardus paketnya dan membawa bajunya ke keranjang baju kotor.

Celine buru-buru menghampiri Bubu di teras samping. "Bubu! Bubu!"

"Apa, Ce?" Tytan menoleh dari majalahnya, melihat anak gadisnya kelihatan panik dengan mata membola.

"Itu, itu," Celine menunjuk-nunjuk ke dalam rumah. "Kak Dedek kok jadi suka pink?"

Tytan mengerjap. "Udah lama, kan?"

"Hah?!"

Asli, Celine baru tahu.

"Masa?" tanyanya masih tidak percaya.

"Iya. Udah lama kok, Ce." Tytan kelihatan tidak terganggu dengan itu.

Awalnya Tytan juga merasa aneh pada Jerome yang menyukai warna pink. Dia takut kalau anaknya mengalami penyimpangan sosial. Tapi setelah Tytan perhatikan, anaknya normal-normal aja, kok. Punya pacar perempuan. Tingkahnya masih sama kaya anak laki-laki kebanyakan.

Mungkin memang seleranya aja warna pink.

Jeffrey juga nggak kelihatan panik sama kesukaan anaknya. Buat Jeffrey, semua warna sama aja. Nggak punya gender dan nggak merepresentasikan gender apapun. Laki-laki itu hanya mengedik bahu waktu Tytan cerita.

Ya sudah, tidak ada alasan bagi Tytan untuk khawatir juga.

"Udah dari kelas 10, kan?" tanya Tytan balik, mengingat waktu itu Jerome membeli tas Jansport warna dusty pink gelap sebagai tas sekolah.

Celine menganga.

.
.
.

Saking penasarannya Celine, dia sampai nanya ke Kak Mark.

"Iya, Ce. Dia suka pink," jawab Kak Mark dengan wajah lempeng.

Masih nggak percaya, Celine pun bertanya lagi ke Renjana. Dia bela-belain naik ojek online ke sekolahnya Renjana cuma buat nanyain hal ini. Ia rela menunggu seperti anak hilang di tengah kantin.

Kantin sudah agak ramai ketika Celine sampai di sana. Celine duduk di salah satu meja kantkn sambil berusaha mengabaikan tatapan anak-anak yang penuh rasa ingin tahu. Tentu saja, seragamnya terlalu berbeda dengan seragam yang didominasi warna biru kotak-kotak. Ngapain anak Penabur ke St. Laurensia?

"Cel, sorry. Nunggu lama, ya?" tanya Renjana yang mencangklek ransel besarnya di bahu.

"Sekitar setengah jam, Kak," jawab Celine sambil meringis. Agak lama, sih. Hari sudah sore. Bubu sudah nge-chat di whatsapp nyariin Celine.

"Sorry, ya..." ucap renjana penuh sesal. "Kamu ke sini sama siapa?"

"Sendiri, Kak. Tadi naik ojol."

"Heee?" Mata Renjana melotot. "Jerome gak tau?"

Cengiran Celine menjawab rasa penasaran Renjana.

"Ya udah, kamu pulang sama aku aja. Tapi supir aku masih di jalan," jelas Renjana. "Aku mau beli minum dulu. Kamu mau apa, Cel?"

"Gak usah deh, Kak..." tolak Celine sambil mengangkat tumblr Starbucks warna hitam di depannya. "Minum aku masih ada."

Penolakan Celine sama sekali nggak digubris Renjana. Ia memesan dua gelas milkshake coklat. Satu untuknya, dan satu untuk Celine.

"Jadi? Kamu mau nanya apa, Cel?" tanya Renjana setelah menyeruput milkshakenya.

"Kak Dedek emang suka pink, ya?" tanya Celine to the point.

"Oh... iya, Cel. Jerome memang suka pink," jawab Renjana terdengar tenang lalu kembali menyedot milkshake coklat di hadapannya. "Kenapa?"

"Kakak gak masalah sama itu?" tanya Celine balik.

Renjana malah tertawa renyah. "Nggak masalah. Kan cuma warna. Jerome juga nggak maniak banget kok soal itu."

Celine melongo.

Apa dia seenggak peka itu ya sama Jerome?

.
.
.

Karena itu, waktu Jerome ulang tahun, Celine sengaja membelikan satu hoodie Pink Panther. Celine penasaran, emangnya beneran ya Jerome suka pink?

"Kak, selamat ulang tahun!" ucap Celine lalu melingkarkan lengannya di pinggang Jerome.

"Oh, thank you," kata Jerome. Ia menerima bungkusan kado warna putih yang Celine sodorkan padanya. "Buat gue? Tumben. Biasa cuma Papa yang lo kasih kado."

"Dikasih kado malah ngomong begitu," sungut Celine membuat Jerome tertawa.

Waktu membuka bungkusan kado dari Celine, senyum Jerome mengembang lebar. "Makasi ya, Ce." Tak lupa juga mengusak pucuk kepala Celine membuat yang bersangkutan marah karena rambutnya jadi berantakan.

Sekarang Celine percaya kalo Jerome memang suka warna pink.

Buktinya, hoodie dari Celine sering banget dipakai.

.
.
.

A/n :

Happy birthday Dedekkkk!

Happy birthday Dedekkkk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Papa JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang