partner-in-crime

2.7K 265 0
                                    

Kalo ketemu, berantem. Gak ketemu, kangen.

Siapa jawabannya?

Jerome-Celine, lah!

Siapa lagi?

Ini dua anak Tytan yang paling berisik. Hobi banget bikin Tytan sakit kepala kalo udah berantem apalagi kalo masalahnya hal-hal receh kaya rebutan makanan.

"Kak Dedek!!! Coklatku kenapa dimakan?!" teriak Celine sambil lari ke kamar kakak keduanya yang lagi main game online.

"Ce, jangan teriak!" kata Tytan yang sama sekali nggak ditanggapi anak gadisnya.

Celine buru-buru masuk dan menarik headphone yang menutupi kedua telinga Jerome. "Kakkk! Coklatku kenapa di makan?" teriaknya makin sengit ketika melihat bungkus coklatnya di meja komputer sang kakak. "Itu kan dari Jio!!!"

Tanpa segan, Celine memukuli bahu Jerome.

"Duh, Ce! Ganggu, deh. Sana-sana. Game nya lagi tanggung, nih. Nanti kakak beliin lagi," kata Jerome sekenanya tanpa melihat pada adiknya. Matanya masih fokus pada layar sedang tangan kanan di atas keyboard dan tangan kiri di mouse.

"Kan beda kalo dari kakak sama Jio!" sungguh Celine.

"Apa, sih? Sama-sama coklat!"

"Beda!"

"Duh, bocah. Kecil-kecil udah pacaran," sunggut Jerome.

"Ngaca!"

.
.
.

Nggak sekali atau dua kali Jerome tuh ngejahilin adiknya.

Dia hobi banget bikin Celine ngomel. Soalnya kalo lagi ngomel, pipi tembam Celine yang putihnya kaya mochi itu jadi merah. Kan Jerome gemes ya ngeliatnya.

"Ihh! Ngapain cium-cium?" pekik Celine saat Jerome tiba-tiba mencium pipinya. "Jijik, ih!"

Mark yang melihat itu cuma bisa memutar mata. "Jangan dijailin mulu adiknya, Jer."

"Tuh!" Celine langsung beringsut mendekat pada Mark, mencari pembelaan. Celine memeluk lengan Mark erat.

"Gemes tau, Kak," jawab Jerome sambil ketawa-tawa lalu pergi ke kamarnya sendiri.

"Dasar aneh!"

.
.
.

Gak cuma Jerome yang jahil, Celine juga sama aja jahilnya kaya Jerome.

Celine tuh demen banget ngegodain Jerome kalo kakaknya itu lagi telfonan sama Kak Renjana.

"Kak Rennn!" panggil Celine keras-keras saat Jerome lagi telfon. "Kak Jerome nih, gebetannya banyak di sekolah!"

Dahi Jerome berkerut. "Lo lagi ngigo, ya?" Dia menjauhkan telfonnya supaya Renjana nggak dengar.

"Kak Ren, Kak Dedek nih--?!" Celine semakin menjadi-jadi kalau tidak dibekap Jerome.

"Heh! Sana, ah! Ganggu aja."

"Jer? Itu siapa?" tanya Renjana.

"Nggak, nggak. Itu Celine. Dia lagi jahil aja," jelas Jerome.

Tahu-tahu Celine mengambil telfon Jerome lalu dibawa lari keluar kamar. "Ceee! Balikin hp nyaa!"

"Kak Ren, tau gak kemaren Kak Dedek ditembak sama adik kelas," lapor Celine.

"Oh iya?" respon Renjana. "Terus gimana tuh, Cel?"

"Digantungin, Kak."

"Heh, ngaco! Langsung ditolak, kok!" jawab Jerome segera mengambil telfonnya lagi. "Jangan percaya, By. Celine ngarang!"

"Apanya?! Anaknya dibikin baper dulu, Kak, baru ditolak sama Kak Dedek!" lapor Celine.

"Jer?"

"Duh, beneran, By. Gak gitu. Kita sama-sama anak osis, dia di bawah koordinasi aku makanya kita tuh deket. Kalo dia baper kan bukan salah aku," Jerome berusaha menjelaskan pada Renjana. Bisa berabe kalo Renjana sampe marah dan minta putus cuma gara-gara kejahilan Celine.

Celine udah ketawa ngeliat muka panik Jerome yang sekarang lagi diocehin sama Renjana.

.
.
.

Biar begitu, kalo dua-duanya lagi akur, susah banget dilawan. Dan yang selalu jadi korbannya pasti Mark.

"Kak! Mau itu!" rengek Celine sambil nunjuk salah satu rasa Haagen-Dazs.

Mark cuma bisa menghela napas. "Iya."

"Kak, makan Kintan, yuk!" ajak Jerome.

"Mahal!" tolak Mark.

"Dih pelit, kan uang beasiswa Kakak baru cair!" sunggut Jerome.

Iya, Mark itu dapet beasiswa dari KPMG. Setahun dia dapat 48 juta dan uang itu murni jadi uang Mark soalnya biaya kuliah Kak Mark masih dibayarin sama Papa. Kata Papa itu buat modal Kak Mark belajar investasi aja.

Ya sebagian dipake sama Mark buat belajar investasi saham, sih. Tapi adik-adiknya mana mau ngerti. Buat mereka, Mark itu udah lebih kaya dari mereka dan harus dimanfaatkan.

"Kak, ayoook..." rengek Celine yang masih megang cup eskrim di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya udah meluk lengan Mark.

"Nggak, nggak. Yang lain aja."

"Gyukaku?" tanya Celine. "Oke, ayo kak ke Gyukaku."

"Heh! Bukan gitu maksudnya!" sungut Mark ngeliat dua adik jahilnya yang udah saling tos sambil ketawa lebar.

Kalo begitu kan Mark jadi nggak tega juga nolaknya.

"Yeee, dibayari Kak Mark Gyukaku!" kata Celine melihat Kak Mark berakhir dengan mengeluarkan kartu debitnya untuk membayar tagihan makan mereka di Gyukaku.

.
.
.

Udah, deh. Kalo lagi akur, mending jauh-jauh aja dari Jerome-Celine.

Papa JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang