Flashback

3.4K 330 3
                                    

Hari ini rumah mendadak hening. Sejak semalam, anak-anak dijemput sama Oma dan Opa untuk menginap di rumah orang tua Tytan di Bandung. Setiap libur sekolah, selalu seperti itu. Anak-anak akan menginap di rumah kakek-nenek mereka. Entah di rumah orang tua Tytan atau di rumah orang tua Jeffrey (tapi anak-anak lebih suka ke Bandung daripada ke BSD).

"Bu," panggil Jeff pada istrinya yang sejak pagi belum beranjak dari kasur. Tytan masih main hp di sebelahnya.

"Hm?"

Jeff menyusup masuk ke sela-sela tangan Tytan, memeluk tubuh istrinya. Tytan refleks mengelus rambut Jeff yang sudah menenggelamkan wajahnya di dada Tytan.

"Kita cuma berdua, loh, di rumah."

Tytan menunduk pada Jeff yang mendongak padanya. Oh... dia paham. Tapi Tytan cuma bisa nyengir. "Aku lagi dateng bulan, Jeff."

Segera saja Jeff menghela napas kesal.

Jeff masih memeluk pinggang Tytan sambil diam.

Kadang dia masih mikir, kenapa Tytan mau sama dia. Padahal dibandingin sama orang-orang yang waktu itu mendekati Tytan, Jeff cuma anak kuliahan yang lagi skripsi dan belum dapat pekerjaan. Sedangkan pria-pria yang mendekati Tytan itu semua sudah dewasa dan mapan secara materi.

"Kita udah kenal lima belas tahun ya," kata Jeff dan dijawab Tytan dengan gumaman.

"Kok mau sama aku, Bu?" tanya Jeff penasaran.

"Kamu nanya itu setelah aku lahirin anak kamu tiga kali?" tanya Tytan agak bete. Jeff cuma terkekeh. "Ya cinta, lah. Kalo gak aku udah pergi dari kemarin-kemarin."

"Maksud aku, waktu aku deketin kamu kan banyak juga tuh yang lagi ngedeketin kamu. Kenapa maunya sama aku?"

"Hmm... kenapa ya?" Tytan jadi ikutan mikir. Dia ingat-ingat lagi pertemuan pertamanya dengan Jeff, si anak kuliah tingkat akhir yang bolak-balik dateng ke rumah buat bimbingan skripsi sama Papa. "Karena ganteng. Soalnya yang lain udah bapak-bapak, kamu doang yang masih muda. Waktu itu juga aku gak kepikiran kalo kita bakal sampe nikah. Kukira kamu cuma mau main-main aja, makanya aku ladenin. Mana tau kalo ternyata kita sampe nikah."

Tytan ketawa melihat wajah Jeff yang jadi kecut dan malah mirip banget sama Jerome kalo lagi ngambek. Tytan memberikan sebuah kecupan di dahi Jeff saking gemasnya.

"Aku ngejar kamu berbulan-bulan cuma dianggap main-main?"

"Iya lah, Jeff. Semua juga bakal nganggap gitu. Apalagi kamu tuh orangnya baik banget sama semua orang, termasuk cewek-cewek yang terang-terangan naksir kamu. Aku kan jadi bingung, kamu sebenernya serius atau main-main."

Iya, bahkan sampai sekarang Tytan masih suka was-was sama perempuan yang salah paham sama sikapnya Jeffrey. Pria itu sopan dan baik. Masalahnya kadang suka bikin orang jadi baper gara-gara kelewat baik.

Apalagi Jeff ganteng. Tapi dulu Jeff gak sadar kalo dirinya ganteng, makanya jadi gak keganjenan. Kalo sekarang sih... jadi suka kepedean gara-gara akhirnya sadar kalo dia ganteng.

Iya, bahkan dari awal melihat pun Tytan udah ngegosipin Jeff bareng Donita dan Hani, teman dekatnya, saking gantengnya. Gimana enggak, capek-capek pulang kerja malah disuguhin cowok ganteng di ruang tamu yang lagi nunggu Papa pulang kantor. Ya pasti jadi bahan gosip cewek-cewek.

Tytan menunduk lalu memijat dahi Jeff. "Kukira dulu kamu pacaran sama Rose. Soalnya kamu selalu anter-jemput dia."

Jeff mendengus. "Kan satu bimbingan. Sekalian bareng aja. Apalagi kalo pulang bimbingan malam, kan kasian perempuan pulang sendiri."

Tuh kan. Kelewat baik. Makanya Rose sampe baper.

Tytan mengulum senyum tipis. Pria berumur 37 tahun di hadapannya ini masih ganteng dan semakin ganteng seiring bertambahnya umur. Makin tua makin matang, kalo kata orang. Tapi sering banget dikira bujang, soalnya anak-anak lebih suka deket-deket Tytan daripada papanya. Kalo bawa anak, Jeff malah dianggap duda.

Yaudahlah, Tytan capek menghadapi warga masyarakat yang kadang nggak percaya kalo Jeff ini papanya si tiga krucil. Padahal jelas-jelas Jerome itu carbon copy-nya Jeff.

.
.
.

A/n : Donita itu Doyoung. Hani itu Jeonghan (SVT) wkwkk

Papa JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang