Kangen

2.7K 284 2
                                    

Mark yang udah SMP rasanya jadi semakin sibuk dengan semua kegiatan di sekolahnya. Bukan hanya karena sekolahnya yang berakhir di jam dua siang, tapi juga segudang kegiatan ekstrakulikuler dan juga kegiatan OSIS yang menyita seluruh waktunya.

Kadang Tytan jadi khawatir sendiri karena begitu sampai rumah Mark jadi sering kecapekan dan nggak jarang ketiduran di ruang keluarga masih dengan seragam lengkap saking lelahnya.

"Kak, kalo kecapekan kegiatannya dikurangi aja," kata Tytan saat Mark lagi-lagi menitipkan tas padanya karena masih ada kegiatan OSIS. Mark nggak mau Celine dan Jerome kelamaan menunggunya sampai selesai rapat.

Mark malah senyum tipis. "Nggak kok  Bu."

"Jangan lupa makan, Kak!" kata Tytan pada Mark yang sudah pergi sama teman-temannya.

Jerome dan Celine saling berpandangan bingung saat Tytan menjalankan mobil tanpa Mark.

"Kakak nggak pulang, Bu?" Tanya Celine.

"Nanti sore, Ce. Kakaknya ada rapat OSIS."

Celine cemberut sambil bersidekap. "Kakak sekarang kaya Papa, deh. Sibuk banget," keluhnya.

.
.
.

Bukan hanya Celine yang merasa begitu. Jerome juga jadi merasa kakaknya itu sulit sekali diajak main basket bareng. Ada aja alasannya. Hari ini rapat. Besok ekskul. Besoknya lagi les. Muter-muter aja di sana.

"Kak," panggil Jerome saat Mark sedang belajar buat ujian besok.

Mark menoleh pada adik yang beda 2 tahun darinya itu. "Kenapa, Dek?"

"Besok kita mau jenguk Tante Wulan. Kakak nggak ikut?"

"Gak bisa, Dek. Kakak ada persiapan buat olimpiade," kata Mark membuat Jerome menghembuskan napas.

"Ya udah." Ia kemudian keluar dari kamar Mark dan kembali ke kamarnya.

.
.
.

"Kak, anterin aku ke Snapy, dong. Tinta printernya ngadat," kata Celine pada suatu sore.

Mark yang masih lelah baru pulang sekolah mengerjapkan matanya. "Minta Dedek aja, Ce. Kakak masih capek baru pulang."

Celine manyun. Ia balas menatap kakak tertuanya dengan sebal tapi tidak berucap apa-apa. "Kak Dedek! Ayo ke Snapy!" teriak Celine pada Jerome yang baru sampai di depan rumah dengan sepedanya.

Dia langsung naik ke boncengan Jerome sebelum Jerome menjawab. "Ih, Ce. Sendiri aja, lah!"

"Gak boleh. Kata Bubu harus sama Kakak atau nggak Kak Dedek," kata Celine tanpa berdiri dari sepeda hitam itu. "Gak mungkin minta Kakak, kan?"

Jerome melongok ke jendela rumah dan melihat Mark tertidur di sofa. Dia lalu mengerang gusar. "Yaudah, yaudah. Awas dulu. Aku mau puter balik sepedanya."

Jerome mengeluarkan sepedanya lagi ke jalanan lalu mengayuh dengan Celine di belakang yang memegangi pinggangnya.

.
.
.

Padahal Celine selalu dekat dengan Mark. Buat Celine, sosok Kakak itu ya seperti Mark yang bisa diandalkan, bukan Jerome yang hobinya cari ribut sama dia. Kak Mark yang selalu manjain Celine lama-lama terlihat sangat jauh dari jangkauan.

"Kak, sibuk ya?" tanya Celine sambil mengintip ke kamar Mark.

"Kenapa, Ce?" tanya Mark mengalihkan fokusnya dari buku pelajaran.

Celine datang menghampiri Mark lalu memeluk leher kakak tertuanya.

"Ce?" Mark bingung.

"Cece kangen Kakak," kata Celine tanpa melepas pelukannya. "Kakak jarang main sama Celine sekarang."

Seketika rasa bersalah itu muncul di hati Mark. Dia memang semakin sibuk sejak jadi anggota OSIS, apalagi dia juga harus latihan untuk olimpiade dan latihan band untuk performance di sekolah. Rasanya dia pulang hanya untuk mengerjakan tugas dan tidur sebelum beraktivitas lagi di sekolah.

Mark balas memeluk adiknya. "Maaf ya, Ce. Kakak terlalu sibuk sekarang."

.
.
.

A/n : Aku ngerasain ini waktu SMP-SMA. Sekolah adek aku beda sama aku. Terus dia selalu pulang sore. Rasanya sepi banget waktu itu wkwkk... padahal kalo ketemu juga kita cuma diem-dieman aja.

Anyway, happy new year! Semoga 2022 jadi tahun yang baik buat kita semua. Stay safe, stay healthy. 💕💕

Papa JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang