Bagian V Impas?

28 7 4
                                    

Sahabat, bisakah ku anggap sebagai keluarga , hubungan antar Keluarga dan sahabat hampir sama kan?
__________________________________________________
"Rey? Kenapa dah nih anak"
"Eh, Khan kenapa? "
"Loh, malah nanya balik huft. Lupakan, kapan kau akan pulang? "
"Ish! Nanti abis pulang ngaji"
"Jadi kau ngaji pakai bajuku... Lagi? "
"Hehehe"

Jawabanya dengan muka sok polos , yang membuat Arkhan kesal. Arkhan menahan amarahnya, karna ia tidak ingin membuat kerusuhan di depan Fatimah.

"EH?! UMI HILANG! ARKHAN DIA KEMANA?" ucapnya histeris, membuat Arkhan kaget seketika.

Arkhan hanya menunjuk ke arah belakang dengan wajah yang cukup kesal terhadap Reyhan, "ohh, heheh maaf ya ak- ARGGGH KHAN?! " Ucapan nya terpotong saat gelas plastik mengenai tepat di bibir lembut Reyhan.

"Oh, maaf aku agak kesal dengan nada 'heheh' mu itu heheh" Ucapnya santai, ia mengganti channel TV dan mengabaikan Reyhan yang sedang mengeluh tentang kesakitan pada bibirnya.

"Ada apa ini? Ya Allah kenapa bibir kamu jadi seperti-" Belum selesai ucapan Fatimah Reyhan dengan semangat menunjuk ke arah Arkhan tanpa suara dan langsung di pahami oleh Fatimah.

Fatimah langsung mendekati Arkhan yang sedang fokus pada acara TV. "Aaakh sakit bangett! Aduhhhhh" Ucapnya sambil memegang jidatnya yang terkena jitakan oleh fatimah. Sementara Reyhan, ia pura pura kaget dan tertawa di balik tangannya yang menutupi mulutnya itu.

Prokk prokk

"jitakan yang bagus wahai istriku yang sedang mengandung bernama Aira Fatimah Aasfa, go- AKHHH ADUHH, SAKITT! " Yap, ridwan kena jitakan sama seperti anaknya "harusnya tuh assalamu'alaikum! Anak ama suami sama aja bikin kesel, kenapa baru pulang? " Tanyanya kepada Ridwan.

"Aaaa~ istriku merindukanku yaaa? Sini sini peyu-"
"Kenapa ga pulang malem?"
"E-eh? "

Ucapan Fatimah membuat Ridwan membeku seketika sementara kedua anak laki laki itu tertawa kecil saat mendengar jawaban dari sang ibu yang menatapnya dengan tatapan datar.

"Helloooo? Huft mulai lagi dia, Arkhan Reyhan angkat dia ke kamar, baringkan di kasur"
"Hey! Abi bisa sendiri, awas awas. Huft pulang kerja bukanya dapet pelukan malah dapet jitakan, untung yang jitak bidadari huh!"

Ridwan berjalan ke arah kamarnya dengan memajukan bibirnya sambil berguman guman kecil terhadap apa yang di lakukan Fatimah, Fatimah hanya tersenyum melihat suaminya yang seperti anak kecil tidak di ijinkan bermain.

"Kalian! Sudah jam berapa ini? Kenapa g mandi dan siap siap buat sholat maghrib?!"ucapnya yang menyadarkan dua lelaki itu dari tawaan mereka.

Tanpa suara mereka segera ke kamar Arkhan untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan koko untuk siap siap ke masjid.
__________________________________________________
Pagi hari yang begitu cerah, membuat Arkhan begitu semangat menjalani pada hari ini. Arkhan menikmati udara udara segar saat pagi hari, ia menggunakan sepeda untuk menuju ke sekolah dan biasa memarkirnya di belakang sekolah.

Sesampainya di kelas ia mengucapkan salam, dan menyalakan semua lampu yang ada di ruangan itu,Seperti biasa hanya dia saja yang baru datang. Ia membuka buku pelajaran dan membacanya.

Terdengar suara Derapan yang begitu keras dari arah luar, dan perlahan suara itu semakin dekat dan semakit keras. "Hosh,hosh,Assalamu'alaikum, ARKHAN! KAU NINGGALIN AKU?! " Ucap Reyhan sambil mengatur nafasnya yang ngos ngosan

" Wa'alikummussalam , atur dulu nafasmu. Jangan jangan kau lari dari rumah? "
"....... "
"K-kenapa natap aku gitu? "
"Hehe, 'kenapa natap aku gitu?' malah nanya balik"
"Ah! Oh ituu aku lupa nyamper heheh maaf ya"
" .... 'Heheh' amankan bibirmu Arkhan "

Sepasang sepatu, tepat ke arah dimana Arkhan sedang duduk di kursi depannya itu. "AHKKKK, REY?! "
"Oh, maaf aku agak kesal dengan nada 'heheh' mu itu heheh"
"Kau meniru ucapan ku! "

Reyhan menghampiri nya dan duduk di tempatnya yang tepat di samping Arkhan, ia memakai kembali sepatunya, sementara Arkhan menahan amarahnya menghadapai temannya yang satu itu.

"Sekarang kita benar benar sahabat! Aku melempar mu menggunakan sepatuku yang sangat mahal dan kau melempar ku menggunakan gelas, dan sekarang impas! "
Ucap Reyhan, "Tidak impas! Aku dapet jitakan dari umi namun kau tidak! " Ucapnya dan ia hanya menjawab "itu sebuah kesialan mu saja"Ucapnya dengan serius kepada Arkhan.

Mereka saling menatap dengan tatapan kesal satu sama lain..... 5 menit kemudian mereka akhirnya berhenti menatap dan berbincang tentng mata pelajaran yang akan di bahas nanti oleh guru.

________________________________________________
Jam istirahat pun tiba, semua orang berbondong bondong untuk memanjakan lidah dan perut mereka yang sedari tadi sudah meminta di kasih makan.

"Khan, makan bakso kuy!"
"Ayo, tapi traktir"
"Huft, oke lah. Kau cari tempat duduk gih"

Arkhan duduk di meja yang kosong untuk menunggu bakso yang di bawa oleh Reyhan, "woy! Jadi elo yang buat Natasya jadi berubah? Lo pake sihir apaan, sampe sampe  dia ga mau deketin cowo cowo" Ucap laki laki dengan badge bernama 'Hafiz Saputra'

"Terus? " Jawab Arkhan singkat, ia geram melihat Arkhan yang hanya berekspresi datar dan menjawab nya dengan singkat.

"Kok lo ngeselin ya, masi kelas 11 aja udh belagu banget. Lo tau gua ga? Gua nih preman sekolah dan orang-orang pada takut. Liat,ga pada berani kan ke meja ini? Karna ada gua! " Ucapnya sombong, yang hanya di tanggapin oleh muka datar dari Arkhan.

Bugh!

Reyhan memukul bahu lelaki itu. Lelaki itu berdiri dan menatap Reyhan dengan tatapan penuh amarah, Reyhan meremasnya hingga anak itu tertunduk lutut di lantai.
"Duduk di atas meja itu tidak boleh, wahai... Hafiz saputra " Ucap Reyhan sambil membaca badge nama itu.

Suasana kantin yang tadinya ramai kini begitu sunyi seperti tidak ada orang, "huft ku kira suhu ternyata cupu, upss. Ku dengan kau preman sekolah ya? Baru tingkat sekolah aja udah sombong, belum merasakan yang tingkat pasar belum? Huft masih sekolah juga, udha main preman premanan" Ucap Reyhan smabik menaruh nampan yang berisi 2 mangkok bakso, lalu duduk di kursi tepat didepan Arkhan.

"Rey, jangan gunain itu di sekolah! Nanti abi marah gimana? " Bisik Arkhan yang di bales dengan tanda 'oke' di tangannya.

Sahabat namun seperti keluarga, ya itu hubunganku dengan Reyhan, yang dimana jika dia luka, aku juga ikut luka. Seperti saudara kembar, namun beda janin.

ARKHAN (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang