Berjuang menghadapi masalah memang sulit, kunci nya harus sabar, karna sesungguhnya Allah bersama orang orang yang bersabar.
__________________________________________________
Sepulang nya dari masjid, sesuai janji Arkhan kepada Fatimah ia merapihkan barang-barang yang baru saja Fatimah beli bersama Lia. "Om, Harun pengen bantu, ya, ya? " Ucap anak kecil itu sambil melihat semua barang-barang itu."Bolehh, nih Harun yang ringan ringan saja. Semua nya di tatah di kulkas ya"
"Siap! "
"Eitss, sebelum mengerjakan lebih baik ucap apa? "
"Ah! Bissmillah"Mereka berdua menata nya dengan rapi, walaupun Harun tidak serapih Arkhan, Arkhan sabar dan merapihkan sebagian nya. Selesai semua, mereka menuju keruang keluarga untuk menemukan ibunda mereka berdua.
"Umii, aku ingin menceritakan semuaaa yang aku lakukan dan kakek di sana"
"Boleh sayang, sini duduk "
"Jadii.... "Harun menceritakan nya dengan sangat detail dan tidak lupa dengan mukanya yang begitu bahagia saat menceritakan di bagian 'Ali' teman barunya.
Ia tidak sabar untuk bertemu lagii dengan temannya bahkan saat ingin pulang pun mereka berjanji untuk bermain dan belajar bersama lagi.
"Wahhh, punya temen baru niiih hahaha. Tapi jangan tinggalin teman lama mu ya Harun "
"Iya om, aku gak akan lupa dengan mereka berdua. Aku juga menceritakan kembar AA kepadanya dan ia berkata ingin bertemu dengannya. Bagaiman aku bisa melupakan temanku yang selalu mengajakku dalam hal kebaikan, "
"Eh? Kau-"
"Bukan, itu kata kata ustadz Zaenal om. Saat ustadz berkata seperti itu, Harun mengingat saat Harun di ajak untuk bermain,belajar dan mengaji oleh si kembar hehe"Senyuman dan omongan anak kecil itu membuat tiga orang dewasa itu kaget akan kedewasaan nya dalam satu hari, yang biasa ia hanya menceritakan tentang mainan atau kartun favorit nya.
'Omonganya seperti... Atau aku yang tidak benar mengajarkan ilmuku kepadanya, ya rabbi maafkan hamba tidak bisa mengajarkan titipanmu, dan terimakasih sudah membawanya ke tempat ilmu itu ya rabb' batin Shafira sambil melihat anaknya yang masih umur 3 tahun itu.
"Harun, kapan kau kesana lagi? Umi mau ikut"
"Umi ingin belajar bareng ku?! Kata kakek besok kita kesana lagii umi ikut? "
"Iya, umi ikut sayang"
"Yeayy! Hihihi"Harun memeluk Shafira dan di bales oleh nya, ia tidak sabar untuk mengenalkan teman baru nya kepada ibunda tercinta.
__________________________________________________
"Harun, kenapa kau tadi tidak mengaji? "
"Aku harus membantu nenekku dan Om Arkhan untuk menatatah belanjaan"
"Ah, tadi ibu ku juga sedang menatah belanjaannya. Sepertinya nenekmu dan ibubku pergi bersama"
"Iyaa, tapi kenapa kau tidak membantunya? "
"Aku sudah menawarinya namun ibu bilang 'ibu bisa kok kalian ke Masjid saja bersama ayah ya' seperti itu"
"Owhhh, oh yaa. Tadi pagi aku sekolah juga dong, hm bukan sekolah si tapi aku belajar bareng sama santri santri pesantren"
"Wah! Kau ikut abi? Seperti apa pesantren itu Harun? Apa menyenangkan?"
"Ya, kita juga bisa mendapatkan banyak teman untuk belajar loh! "
"Waahh! Apa aku boleh ikut? "
"Aku jugaa! ""Boleh! Eh, tapi kalian tidak sekolah? "
"Kata bu guru besok kita belajar di rumah, tanggal merah katanya"
"Tanggal merah? "
"Yaa,itu menandanakan bahwa hari libur"
"Ah! Oke oke nanti ku hilang oleh kakeku"
"Yeay! Yuk kita ke sana lagi pada main panahan sepertinya"
"Iya ayuk! "Mereka berlari kecil kearah segerombolan anak-anak yang sedang berkumpul untuk beemain panahan yang di pandu oleh Arkhan dan juga Reyhan.
Walau ada beberapa anak yang tidak kuat untuk menarik busur panahnya Arkhan dan Reyhan tetap sabar dan tidak memarahi mereka, namun memberinya perkataan untuk memotivasi mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKHAN (TAMAT)
SpiritualMenceritakan tentang seorang lelaki remaja bernama Arkhan bersama teman-teman nya dalam masa SMA nya dan juga menuntut ilmu agama nya bersama teman temannya , terkadang ia bermain atau belajar bersama anak-anak kecil yang mengaji di suatu masjid ber...