Bagian VIII Hubungan Romantis

21 8 7
                                    

Melihat hubungan orangtua nya yang Romantis adalah hal yang begitu disenangi oleh anaknya bukan?
__________________________________________________
Siang yang begitu terik, tidak seperti pagi tadi yang begitu cerah. Terlihat segerombolan anak laki laki berjalan keluar dari masjid Al-kausar itu, mereka semua menuju rumahnya masing masing untuk beristirahat.

"Assalamu'alaikum, umi" " Assalamu'alaikum bidadari ku" Ucap Arkhan dan Ridwan secara bersamaan, mereka berdua saling natap satu sama lain "bareng ya" "Bareng ya" Ucap mereka bersama lagi.

"Loh, bareng lagi" "Loh bareng lagi"
"Eh... Udah? " "Eh... Udah? "
"Abi jangan ngikutin" "Kahn jangan ngikutin"
"Loh? Kok Arkhan? " "Loh kok abi? "
" Wa'alikum..mussalam, kalian ngapain?"
"Ini nih abi ngikutin arkhan" "Ini nih Arkhan ngikutin abi"
"Yaudah Arkhan diam" "Yaudah abi diam"
"Eh? Yaudah abi yang diam" "Eh? Yaudah Arkhan yang diam"
"Astagfirullah" "Astagfirullah"

Mereka berdua masih saja berbicara secara sama, Fatimah yang melihat kelakuan mereka tertawa kecil dan mengakhiri nya dengan berkata "Oke diam aku punya pertanyaan yang kalian tidak akan jawab dengan jawban yang sama, toska warna hijau atau biru? " Tanyanya kepada mereka berdua.

"Biru" "Hijau" Ucapnya secara bersamaan dan mereka saling memandang satu sama lain, "sssttt , jagan di lanjutin ayo makan, umi sudah siapin keburu dingin" Ucapnya saat mereka hendak bersuara lagi.

Mereka semua menghampiri meja makan yang berbentuk bundar, Ridwan memutar mutarkan bundaran meja yang lebih kecil itu untuk melihat lihat apa saja yang Fatimah masak untuk siang ini.

"Sayur bayam, ayam goreng, ikan goreng, telur bulat, kerupuk, dan... Apa ini sayang? "
"Oh itu menu baru yang ada di rumah ini, cireng salju. Cuman buat ngemil ngemil si, cobain deh enak atau gak? "
"Semua masakan istriku pasti enak di lidahku walau banyak dan kurangnya garam"
"Abi gombal mulu, pasti malem pertama abi yang goda umur duluan ya? Huft"

Ucapan Arkhan membuat Fatimah yang sedang mengambil nasi berhenti dan muka nya tersipu malu saat mendengarnya. "Hahah, kamu tau saja Khan. Saat malam pertama itu abi duluan yang mulai, dan-"
"S-stop! Ja-jangan makan sambil berbicara!"

Arkhan dan Ridwan melihat ke arah Fatimah yang sudah berubah menjadi merah layaknya buah ceri. Ridwan tersenyum ke arahnya. "Umi ngeblush mukanya" Ucap Arkhan melihat wajah Fatimah yang sedang makan dengan menundukan kepalanya "dan dia sangat malu Arkhan " Lanjut Ridwan dengan berbisik yang di dengar oleh Fatimah.

Brak

"Bisa makan dengan tenang? " Ucap Fatimah setalah memukul meja dan di angguki oleh mereka. Mukanya masih saja merah, ia memikirkan malam pertamanya bersama suaminya itu.

Dan ia selalu menggelengkan kepalanya saat pikirannya merekam ulang malam pertama mereka. Selesia makan Fatimah langsng pergi ke kamar tanpa mengucapkan kata kata kepada anak dan suaminya.

"Umi marah bi? "
"Ngak kok, dia hanya malu. Dia kalo malu emang gitu pasti ke kamar, tapi kalo marah ia akan ke kamar mandi untuk berwudhu"
"Owh, kirain. Malu karna ucapan abi tadi kah? Pantesan tadi gak tanggepin ucapan Arkhan"
"Mungkin ia sedang memikirkan malam pertamanya, haha asal kau tahu abi sangat tampan di sana"
"Semua orang di ciptakan dengan sangat baik bi"
"Hehe iya iya, maksudnya ningkat satu level. Mau denger apa yang abi lakukan saat malam pertama? "
"Boleh boleh"
"Oke dengerin ya"

Ridwan merubah posisi duduknya dengan mengangkat satu kaki nya dns menaruh satu tangannya di atas dengkul kaki tersebut.

"Saat ijab kobul selesai, umi di persilakan datang untuk duduk di samping abi, mukanya maa syaa Allah banget. Ia salim kepada abi dan abi mencium kening nya, kita baru kenal 5 hari doang dan langsung jadi suami istri deh haha. Terus lanjut acara penyambutan tamu, salam salam dan ngucapin terimakasih. Selesai itu, kami tidak langsung pulang di karenakan itu acara selesai malem dan jarak rumah ini sama rumah nya umi itu jauh banget.

Kami putuskan untuk menginap satu hari di sini terlebih dahulu, besok nya baru ke sana. Saat melihat kamarnya, di penuhi oleh penghargaan nya, abi menanyakan satu satu hingga ia lulus kuliah S1 dan ga lanjutin lagi.

Di bilang ke abi untuk ke kamar mandi duluan dan abi mengiyakan nya dan memasuki kamar mandi, dan abi mandi, banyak dan nya ya hahah ,Oke lanjut.

Selesai abi mandi, abi keluar dengan menggunakan handuk doang, ya karna gak ada baju ganti dan umi melihat badan abi yang sangat kece ini haha. 'Kenapa ga pake baju?' 'ga ada baju ganti, kamu punya gak baju dan celana gedean?' trs dia langsung pergi menuju lemarinya.

Untungnya ada dan abi langsung saja memakai baju dan celana nya, lalu umi langsung memasuki kamar mandi untuk bersih bersih. Abi menyalakan TV yang ada di sana, kerana belum ngantuk banget dan sekalian nunggu umi selesai, baru aja duduk untuk ganti ganti channel eh dia manggil.

'Tolong bukakan resleting bajuku dong' nah dia muka merah sama ke tadi gitu haha lucu banget trs abi godain dikit, 'mau sekalian di mandiin?' kata abi yang membuatnya lebih merah lagi, itu snaagt lucu banget.

Abi membukakan resleting baju itu dan melihat badannya 's-sudah?' kata nya pas resleting nya sudh sampai akhir tapi jiwa iseng abi tuh muncul lagi 'aduh belum nih macet kayanya, oh mungkin kalo di cium dulu ga bakal macet lagi kali ya?' dan kau tau dia jawab apa?"
"Abi di jitak dan abi tidak jadi mengganggu nya? "
"Salah, dia jawab gini 'Ridwan kamu suka banget sa- ARGGG APAN TUH?! "

Ucapan nya terputus ia melihat siap yang menyakiti kepalanya itu dan ternyata itu Fatimah, Fatimah menjitak kepalanya dan menatap Ridwan dengan sangat tajam.

Arkhan ikut kaget saat melihat uminya berada di sana 'sejak kapan?'pikirnya.
"Tidak usah di lanjutkan Arkhan belum cukup umur untuk mengetahui nya, dan sebaiknya kau ke kamarmu dan mengerjakan tugas tugas mu Arkhan" Ucap Fatimah dan arakhn langsung saja bangkit dari sana dan menaruh piring nya di wastafel lalu menuju kamarnya "assalamu'alaikum, lanjutin ashar ya bi" Ucapnya saat menuju ke atas.

"Oke khan! " Ucapnya tanpa sadar "oh? Mau di ceritakan lagi? " Ucap Fatimah.

"Haha kau malu ya? muka nu masih merah loh"
"M-masa? "
"Iya dek, mukamu merah"

Ridwan bangkit dan langsung mencium keningnya sekilas laku berjalan menuju wastafel untuk mentuh piringnya tersebut sambil tersenyum, "d-dek? Tadi kamu manggil aku dek kan? " Tanya nya tidak percaya.

"Iya, dek Fatimah kenapa? "
"G-gak, ah! Aku jadi inget dimana kita malam bertama trs kamu bilang...AKH! MALU! "

Ia menutup mukanya menggunakan tangan, Ridwan yang melihat Fatimah bertingkah seperti itu ia langsung membawanya kepelukannya "haha, kenapa harus malu? Kan halal, gak haram. Dan saat dimana kita melakukannya Allah sangat menyukainya kamu tau itu kan? " Ucap ridwan yang di angguki oleh nya.

"Hehe aku sayang Mas Ridwan" Ucapannya berhasil membuat wajah Ridwan berubah menjadi merah dan terpaku saat mendengar ucapanya.

"Hahha gantian sekarang kamu yang merah mukanya, mas Ridwan mau makan apa, Atau mau makan aku dulu? "Ucap Fatimah menggoda Ridwan.

" Ka-kamu bisa ga diam aja, kalo kaya gitu terus aku bis-"
"Hummm, mas Ridwan marahin aku ya? "
"Ng-gak, mas gak bermak-"
"WAH! KAMU MIMISAN"

Fatimah langsung mengambil tisu dan mengelap darah yang keluar dari hidungnya "jangan menggodaku, Fatimah. Nanti aku kekurangan darah" Ucap Ridwan dan Fatimah menanggapinya dengan tawaan.

Ya rabbi, begitu Romantis hubungan abi dengan umi. Apakah aku iri dengan hubungan nya? Tidak, namun iya haha,mengajarkan tentang islam kepada istriku dan anak-anakku itu hal yang ku impikan, namun aku tidak terlalu berharap. Karna aku tidak tahu pasti, mungkinn saja jodohku ialah kematianku.

ARKHAN (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang