Bagian XXVIII Mendaki

9 5 0
                                    

Mendaki gunung benar-benar membuat kita belajar arti kata sabar, jika kita cape berhenti sejenak untuk istirahat lalu lanjut lagi.

__________________________________________________
Hari demi hari Arkhan lalui seperti biasanya, walau dalam keadaan nya yang telah masuk musim ujian dimana semua orang belajar mati-matian untuk mendapatkan nilai nilai yang sempurna.

Walau dalam kondisi seperti itu Arkhan tetep tidak melupakan dirinya sebagai umat muslim yang dimana, harus melakukan sholat lima waktu, keluarga-keluarga nya juga banyak yang memberi nya nasihat.

Kini Arkhan dan Reyhan sudha jarang sekali bermain dengan anak-anak yang suka belajar bareng bersama mereka, bahkan olahraga panahan bersama-sama.

Ridwan menjelaskan hal tersebut kepada semua anak anak kecil itu, bahwa untuuka waktu ke depan Arkhan dan Reyhan sedang mempersiapkan ujian akhir nya yakni UNBK.

Bukan berarti anak lelaki bernama Arkhan ini tidak bisa menuntut ilmu agama Islam nya pada Ridwan sesekali jika ada waktu ia pergi ke pesantren tempat Ridwan mengajar santri dan santriwati.

Hingga ujian akhir tiba, dimana nilai tersebut menentukan hasil kerja keras mereka semua selama ini apakah sia sia atau malah sebaliknya.

"Khan, lusa ke gunung kuy, kan abis ujian tuh enak nya ke gunung cape-capean nyw di tambah"
"Terus kalo udah capek gimana? "
"Ya teriak lah, kan kalo teriak di sini orang orang bakal kesel apa lagi siang hari gini, lagi pula kita bakal libur juga"
"Oke, tapi pasti anak-anak bakal ikut, kita berangkat kapan? "
"Anak-anak kita Khan? "
"...Antum udah capek hidup ya? Capek hidup antum?!"
"Hahahahah, canda bang bang. Hmmngadepin bocil bocil yaa apa lagi di ana ada dua di antum ada satu, ana tau kita harus kemana"
"Kemana? "
"Ke suatu tempat yang dimana orang itu akan marah ke kita tapi dia baik bangt"
"... Kok aneh banget si dimana itu? "
"Udah nanti antum ikut aja, sekarang kita ga udah mikirin itu, kan baru selesai ujian mikirin aja mau kemana ntar kuliah"
"Insya Allah, Fakultas Tarbiyah"
"Maa Syaa Allah, terus nanti kalo udh lulus jadi guru ngaji? "
"Iya, dan rencana mau pengusaha juga, nanti tinggal belajar dikit dikit sama bang Arfan"
"Kalo ana nanti mau jadi guru mengajar"
"Hm? Guru mengajar? Di sekolah?"
"Iya jadi guru agama Islam"
"Jadi jurusan nya sama? Ku kira kau bakal ikut seperti bang bryan, soalnya beberapa hari ini kau berbicara bahasa Inggris terus"
"Haha tapi kan kalo bisa bahasa Inggris belum tentu bisa masuk psikolog, lagi pula di sana ada Mtk Khan"

Sedang asik berbincang-bincang mengenai masa depan,di koridor sekolah lantai 2 dimana mereka ujian terakhir mereka, ada salh satu siswi yang berlari mendekat ke arah mereka dengan langkah yang sangat cepat.

Semakin cepat, dan semakin dekat "assalamu'alaikum! Heh,Reyhan aing mau labrak anda! "
" Wa'alikummussalam" " Wa'alikummussalam"
Dua lelaki itu hanya memandang sekilas anak perempuan itu dan kembali Melihat langit lalu melanjutkan obrolan mereka.

"Reyhan, TO kau itu rata-rata kalah lo sama nilai   gua, jadi gua ke sini mau minta traktiran! "
"... Loh?! Kok, kok, loh kok?!"
"Ya ilah nih cowok malah cosplay jadi ayam. Nilai TO kan udah di tempel di mading dan udh di share juga ke whatsapp"
"Huft, yaudah mie ayam kan? "
"Bukan"
"Bakso? "
"Bukan"
"Terus? "
"Bukan"
"Apa sih, ya Allah"

Reyhan mengeluarkan ponsel nya dan membuka salah satu aplikasi dan mengasih nya kepada anak perempuan tersebut bernama Tina. "Masukin nomer rekening you, lalu nanti i kasih uang ke you" Ucap Reyhan

Tina dengan semangat mengambil ponsel Reyhan dan mengetik nomor rekening nya, "makasih bro! " Ucap nya sambil memukul pun dah Reyhan dan pergi begitu saja.

Di detik itu juga ia mengirim uang nya sesuai dengan perkataan nya kepada Tina "berapa rey? " Tanya Arkhan "yaa kalo dia bersyukur si dia g bakal balik lagi, kalo gak ya dia balik lagi" Ucap Reyhan

ARKHAN (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang