Bagian X Sekolah

20 7 4
                                    

Sekolah, pokonya aku mau sekolah. Aku tidak ingin di rumah terus! -Harun
__________________________________________________
Derasnya hujan yang begitu keras di malam ini , seperti menutupi tangisan pria paruh baya itu dalam sujud nya, ia terus mengulang kata kata "Terima kasih ya rabb" Hingga sajadah yang ia kenakan basah akibat air yang sangat deras berasal dari mata nya.

Ia bangkit dari sujudnya dan melihat bahwa sudah ada istrinya yang senantiasa menunggunya hinga selesai sujudnya, "kenapa kamu di sini?" Tanya nya sambil membelai kepala istrinya "aku, aku sangat takut. Abi sujudnya lama sekali, aku takut abi-" Ucapnya tak kuat melanjutkan.

Ia langsung memeluk sang istri menenangkan nya yang sudah meneteskan air matanya yang membasahi wajah halusnya "abi tadi sujud syukur kepada Allah, abi sangat bersyukur. Udh sholat? " Tanyanya.

"Udah, di belakang abi. Tadinya mau ngajak bareng tapi abi sujudnya sangat lama, pas aku selesai 2 rakaat aja abi masih sujud"
"Haha, ya khumaira. Apa kamu begitu takut jika aku mati? "
"... Iya"
"Kenapa takut? Kan aku kembali kepada Allah "
".. Aku mau nya bareng bareng, tapi kalo takdir Allah berkata lain ya apa boleh buat, aaa aku hari ini ga mau pilek tapi kamu bikin aku pilek"
"Hahaha, kamu ini sudah umur 42 tapi muka nya masih anak 17 an"
"Hihihi, keluargaku memang slalu awet muda"
"Iya ya, haha"

Ridwan memang pandai mebuat istrinya kembali tersenyum, "Assalamu'alaikum. Kakek, nenek. Harun dah bangun dongg!" Ucap anak kecil itu berjalan menghampiri mereka berdua yang sebelumnya mereka sedang tertawa bersama sama.

" Wa'alikummussalam Wahh, kamu bisa bangun jam 3 malam? Di bangunin Arkhan kah? "
"Tidak, malahan aku yang bangunin om. Alarmnya menyala dengan sangat keras di sampingku"
"Hahaha, dimana Om sekarang?"
"Dia sedang berwudhu. Kakek, Harun baru pertama kali sholat malam, bagaimana caranya? "
"Seperti sholat biasa, cuman niat yang di ganti.
صَلِّى سُنَّةً التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Namun jika kau ingin 4 rakaat, tinggal ganti menjadi  .أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ"
"Aa gituu"
"Harun, hapalannya sudha sampai surah apa? "
"Al-Lail, itu aku belibet libett"
"Berarti sebelum nya sudah hapal? Nenek tes boleh ya? "
"Ya boleh! Potongan -potongan surah saja ya? "
"Oke, Bissmillah الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ"

Harun melanjutkan surah yang di baca oleh Fatimah hingga akhir, dan mereka melakukan hal yang sama dengan surah surah lain hingga Arkhan tiba, dan melakukan sholat tahajjud secara bersamaan. __________________________________________________
"Assalamu'alaikum Kembar AA! "
"Wa'alikummussalam""Wa'alikummussal-am"
"Kalian ingin kemana? "
"Kami ingin sekolah Harun"
"Sekolah? "
"Iya, kami duluan ya assalamu'alaikum"
" Wa'alikummussalam"

Melihat temanya yang berpakaian rapi dengan menggunakan seragam Taman Kanak-kanak tersebut. Ia langsung saja masuk ke dalam dan melihat Arkhan, Ridwan, dan juga ayahnya Arfan berpakaian rapi ia bertanya "umii, mereka bertiga pengen kemana? " "Ayah ingin bekerja ,kakek ngajar di pesantren,kalau om ingin sekolah"

"Abbas dan Adnan juga bilang jika mereka ingin sekolah, Harun juga ingin sekolah umii"
"Kamu sama umi dulu belajar nanti jika sudah umur 4 tahun baru kamu bisa sekolah seperti teman mu dan om"
"Iyaa Harun, keponakan ku yang sangat cerdas. Kamu belajar di rumah dulu ntar kalo udah 4 tahun kau bisa masuk TK dan jika umurmu sudah 7 tahun kau masuk SD, umi abi dan semuanya arakhn ke sekolah dulu ya  assalamu'alaikum"
" Wa'alikummussalam "

Mereka semua menjawab salam Arkhan, dan di susul oleh Arfan. Ia berhenti memakan sarapannya itu dan mendorong pelan piring itu "umi, Harun mau sekolah!" Ucapnya dengan muka seriusnya kepada Shafira.

"Iya nak, sekolah di rumah sama umi dan nenek"
"Tidak! Harun mau seperti om dan si kembar"
"Tidak bisa sayang, belajar di ru-"
"Umi selalu bilang seperti itu! Bahkan Harun tidak di ijinkan keluar saat di rumah, Harun hanya bermain dengan umi. Harun juga mau mempunyai banyak teman umi! Harun ingin sekolah, Harun ingin main. Dan umi selalu menjawab dirumah dirumah dan dirumah"

Ucapannya membuat mereka semua yang ada di sana memberhentikan aktivitas nya, mereka baru pertama kali liat anak kecil bernama Harun ini berkata dengan sangat panjang dan lantang.

Harun yang biasa pendiam dan menuruti perkataan sang ibundanya namun kini, ia seperti tidak setuju dengan ucapan ibundanya, yang selalu menjawab dengan jawban yang sama.

".....Hmmm kalo gitu, Harun mau belajar bersama anak anak santri? "
"Hm? Apa itu santri? "
"Itu sebutan untuk lelaki yang sedang belajar di pesantren, kalo wanita Santriwati. Jadi? Mau atau tidak? "
"... Belajar di pesantren, sama dengan belajar di sekolah? "
"Ya sama seperti sekol-"
"Mau! Harun mau kake! "
"Tidak apa apa bi? "

Ridwan hanya mengantuk sebagai jawban, Harun sangat senang sekali saat tahu bahwa dirinya akan belajar barsama santri santri, "ayo salim sama umi dan nenek, abis itu baru kita pergi ke sana" Harun mengangguk dan langsung berpamitan kepada Fatimah dan Shafira.

"Ikuti kata kakek ya? Jangan nakal di sana "
"Na'am umi"

Ridwan dan Harun langsung saja menaiki mobil lalu menuju pesantren yang berada di bandung yang memakan waktu 2 jam.
__________________________________________________
"AR... KHAN TUNGGUUUUU! " Teriak Reyhan berlari menuju Arkhan yang baru selesai sholat dhuha.

"Jangan... Berisik .. Didalam... Masjid! "
"Ah iya maaf, Khan di cariin kaka kelas yang kemarin kita tonjok"
"Ngapain dia? "
"Entah,"
"Yasudah ayo ke sana, semoga saja bukan masalah yang berat. Masih pagi, sudha buat masalah"
"Mereka seperti anak kecil yang sedang berkumpul di belakang sekolah"
"Yasudah ayo kesana"

Apa yang terjadi dengan mereka berdua? Lanjut ke halaman selanjutnya, wkwkwk :D

Sekolah, teman,bermain aku ingin sekali. Namun umi selalu melarangku keluar, dan selalu bilang di rumah dirumah terus. Aku juga ingin mempunyai teman yang sangat banyak seperti Si kembar AA. -Harun

ARKHAN (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang