Bagian XIV Larangan

17 7 5
                                    

Memang islam banyak sekali larangan nya, karna Allah tahu mana yang terbaik untuk kita. Allah tuh baik banget guys, kalian harus percaya itu.
__________________________________________________
Setelah mengunci pintu rumah nya, ia kembali menuju kamarnya dengan membawa cemilan dan minuman untuk sahabat nya dan juga keponakan nya.

"Ya! Lebih tinggi lagi Run, yok semangat"
"... Berisik, itukan papan target nya ketinggian! Turunin dikit harusnya,huh!"
"Assalamu'alaikum, tolong bukain pintu do-"
"Alasannya itu mulu, padahal ga bisa tuh"
"Ih! Ngeselin, aku panahan aja bisa masa gini aja ga bisa, liat ya, ini pasti kena"
"Eh tapi ke nya ada yang ucapin salam deh run, berhen-"
"Bilang aja gak mau liat Harun pas menang huh!"
"Wah wah, okee om pantengin nihh ayo cepat"
".... TUUH! HAHAHA BERHASIL KAN?! HUH BILANG AJA TADI ALAS-"
"Diam! Om ga akan kalah darimu"
"Misi, heloo ada orang lo-"
"Hahahahha lemparan apaan tuh? "
"Diam kamu! "

Arkhan yang masih saja di luar untuk menunggu ada yang bukakan pintu untuk nya, tangan nya mulai pegal akibat air dan makanan yang ia bawa menggunakan nampan berwarna jingga itu.

Ia masih tetep sabar menunggu dan tidak berhenti memanggil nama mereka walau kepotong terus-menerus, 'sabar Khan ini ujian, ujian dari Allah. Oke oke senyum ga boleh cemberut' bantinya berucap

Ia memundurkan langkahnya perlahan  dan maju perlahan 'Ya Allah ijinkan hamba merusak pintu ini ya rabb, ya walau ia tidak salah apa-apa. Tapi keluarga ku tidak bisa mendengar suaraku karna nya ya rabb, jadi...bissmillahheadshot! '

Ia langsung saja menendang dengan kakinya hingga pintu tersebut terbuka lebar, orang yang berada di dalam kamar itu sangat kaget mendengar suara keras yang berasal dari dorongan pintu ke tembok hingga sedikit retak.

"Hah, kalian budek atau memang pura pura tidak mendengar? Ana tidak akan mendorong pintu ini dengan kakiku jika kalian membukakan, namun. Ana di buat menunggu 10 menit di depan pintu tersebut" Ucapnya sambil menaruh nampan tersebut di meja belajar nya.

"A-arkhan"
"Ya? Tidak rey, aku tidak marah hanya saja sedikit gemas hehe"
"Om Arkhan, heheh-"
"Jangan mengatakan 'heheh' Harun nanti dia tambah marah"
"Eh? Emang kenapa? "
"Karna ia.... Ya pokonya jangan"
"... Dan sekarang aku di cuekin lagi ya? Huft sudahlah, nih makan,kalian tidak lapar? "

Harun dan Reyhan saling menatap dan mengangguk satu sama lain, ia menghampiri Arkhan yang sedang duduk di kursinya sambil bermain ponsel.

"Haha makasih bro, tau aja aing sudah laper"
"Hmm"

Jawaban Arkhan yang sangat singkat itu berhasil membuat Reyhan merinding dan badan bagian belakang nya panas dingin, 'wahh dia bersikap dingin' batinnya berkata

Arkhan tidak marah, ia hanya gemas dengan mereka hingga pintu jadi pelampiasan nya, sangking gemas nya kepada mereka berdua. Hingga adzan dzuhur pun tiba yang dimana Arkhan bersikap seperti biasa nya namun mereka berdua menganggap bahwa Arkhan sedang marah kepadanya.

"Ayo sholat, nanti lanjut lagi main nya" Ajaknya kepada mereka berdua, saat satu kata di lontarkan kepada mereka, mereka tersentak sejenak,karna tiba-tiba saja ia berbicara "Harun nanti saja, kalian duluan saja" Ucap anak kecil itu kepada Arkhan yang sedang bersiap siap menuju masjid.

"... Kok kamu jadi suka nunda nunda sholat Harun? Siapa yang ngajarin? "
"Tidak ada yang ngajarin, hanya Harun saja yang ingin. Lagi pula waktu di perjalan, abi bilang gapapa kalo sholat ga di awal waktu"
"Kamu salah paham itu, hati hati Harun. Jika kamu sudah malas melakukan ibadah, bisa bisa Allah gak lagi menyukai ketaatanmu Harun. Yang abi kamu katakan kemang benar, namun kamu harus dengerin sampe akhir. Karna jika kamu dengernya setengah setengah bisa jadi masalah loh, ayo sekarang siap siap sholat"
"... Ya abi bilang si kalo dalam perjalanan dan ga ada masjid yang terdekat"
"Hahah, anak kecil satu ini. Sudah,ambil sarungmu dan kita berangkat ke masjid"
"Oke! "

Arkhan turun duluan dan di susul oleh mereka berdua, saat Arkhan ingin mengunci pintu rumahnya, tiba tiba saja mobil Arfan sudha sampai dan Reyhan langsung membantu membuka pagar rumah tersebut.

Mereka berpamitan dan mengasih kunci rumah itu kepada Fatimah. "Assalamu'alaikum" Ucap mereka semua.
__________________________________________________
"Kok, kake belum pulang om? Biasanya dzuhur sudah pulang"
"Entah, mungkin ada masalah di pesantren nya"
"Hmm, coba kalo aku ikut kakek. Pasti akan banyak waktu buat bermain dengan ali nih hm"
"Kan besok bisa, Harun"
".. Iya iyaa"

Reyhan pulang terlebih dahulu karna di telpon oleh ibundanya untuk pulang, mungkin untuk makan siang bersama. Arkhan menggandeng tangan Harun, dan berjalan menuju rumah nya untuk pulang.

"Ih pacaran, kenapa om tidak tegur dia? "
"Haha sudha sering om ingatkan, kita Do'akan saja ya suapaya dia dapat hidayah"
"Iya, tapi om kenapa dalam islam ga boleh pacaran? Dan juga banyak banget hal hal yang gak di bolehin dalam islam. Seperti makan daging babi, berkata kasar, ledekin orang, dan masih banyak lagi larangan nya,kenapa?"
"Haha, Harun kamu masih kecil tapi sudah bisa berfikir seperti itu ya, pertanyaan yang bagus. Kenapa islam banyaak laranganya?
Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir Hadist Riwayat Tirmidzi no 2246. Ngerti?"
"Nggak heheh"
"Haha astagfirullah,Jadi kita sedang memperbaiki diri untuk bisa keluar dari penjara yang dimana itu adalah surga, sementara orang kafir sudah bertemu surga nya duluan. Beda nya surga dia sangat kecil dan tidak bisa bebas dari masalah sementara kita sangat luas dan bebas dari masalah paham? "
"Hmmmm paham paham. Jadi mereka bersenang senang terlebih dahulu, bersusah susah kemudian ya? Hahahah"
"Astagfirullah , itu pribahasa kamu balik? "
"Iya, hihihi"

Arkhan hanya menggeleng kepalanya pelan sambil tersenyum kecil kepadanya, dan tak terasa mereka sampai pada rumah dan langsung memasukinya ya g tidak lupa mengucapkan salam.

Mereka menceritakan kejadian apa saja yang terjadi pada tadi pagi hingga cerita pintu kamar Arkhan yang rusak dan untuk sementara pintu tersebut tidak bisa di tutup. Fatimah marah tadinya namun dia tidak begitu parah karna cucunya menenangkan nya.

"Hmm, boleh gantian umi yang bercerita? "
"Boleh! Umi ada cerita apa? "
"Ada dong tadi umi dan nenek pergi untuk mengecek rumah baru dong, kita berencana untuk beli rumah itu ya kan bi? "
"Iya bener, kamu mau kan punya rumah baru?"
"Lagi? "
".. Hmm iya hehe"
"Tapi kita sudha punya banyak rumah abi, masa mau beli lagi sih"
"Kalo ga mau buat Arkhan saja, haha boleh ga?"
"Yeee, enak aja. Lagi pula itu rumahnya lumayan besar masa kamu tinggal di sana sendirian"
"Gak sendiri kok kak, kan ada Allah malaikat Raqib dan atid, malaikat iz-"
"Astagfirullah...maksudku , nanti tuh rumah kalo di tinggal sama kamu sendirian bakal jadi horor tuh rumah"
"hahah bisa aja kak, segede apa sih sampe kalian pulangnya lama sekali"
"Hmm, berapa bi? "
"3-2 hektar, lumayan gede si ya karna abang pengen beli tanah nya langsung gitu Khan"
".... H-ahha 3 hektar ya hm hahah Oke oke, mending di tabung saja bang uang nya buat pergi Haji"
"Tabungan haji sudah ada si, itu cuman uang sampingan gitu. Ke uang nganggur dan ga tau pengen di apain"
"Ng-nganggur? Haha uang nya ada yang nganggur ya, duh orang kaya mah bebas ya, buat beli rumah di Mekah aja dah"
"... Aaa itu sudah punya juga Khan, bukan rumah sih tapi hotel, dan alhamdulillah berjalan lancar"
"Buat aku aja kalo gitu bang"
"Jangan! Dia sudha banyak ku kasih uang jajan, mending buat barang barang bayi saja bi"
"Kamu bilang, pake punya Harun saja"
"... Ya pokonya udh di tabung saja bi, kan harta gak terlalu permanen, bisa saja nanti suatu saat kamu seperti butuh iya kan? "
"Maa Syaa Allah Ta barakallah istriku memang sangat berpikir dengan bijak yah, bagus bagus ide mu aku akan mengikutinya"

Arkhan tersenyum melihat pasutri tersebut,namun pikiran nya sedang mengekspresikan wajahnya yang sedang sangat kaget, ia begitu tidak percaya dengan harta kaka iparnya yang sangat kaya itu.

Namun, ia tidak pernah sombong dengan memamerkan harta-harta nya saat sedang kumpul oleh teman-temannya, bahkan Arfan sering berbagi rezekinya kepada fakir miskin dan yatim piatu.

Fatimah dan Shafira menuju dapur untuk membuat makanan untuk mereka bertiga, sementara mereka sedang mendengar pembicaraan anak kecil itu yang menceritakan hal hal yang menurut ia seru.

Dibalik larangan nya pasti ada alasannya, apa lagi Allah yang melarangnya, pasti alasannya sangat lah jelas namun, puluhan nya hanya di kita apakah kita ingin mengikuti nya atau sebaliknya.

ARKHAN (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang