Bagian XXIII Kaum Nabi Luth

8 5 2
                                    

"Alasan macam apa itu?! Cinta?! Jadi slama ini dia ga cinta sama istrinya dong?!"~Reyhan

__________________________________________________
"STOOOOOP! " Seru seorang anak kecil dengan tangan terbuka dan membuat mereka bertiga kaget dengan keberadaan anak kecil itu.

Mereka bertiga membelokan kuda yang di tunggangi nya, dan melihat ke arah anak kecil tadi. Arkhan menghampiri anak itu, terlihat ekspresi anak itu sangat ketakutan, ia tidak menyingkir dari sana sama sekali bahkan anak kecil itu menghalanginya sama seperti yang di lakukan sebelum nya.

Dengan menutup kedua matanya, tiba tiba saja anak kecil itu di angkat oleh Arkhan dan mendudukinya di kuda yang ia tunggangi tadi. "Astagfirullah! Om Arkhan mau nabrak aku kan tadi?! Aku aduin ke abi, turunkan akuuuu! " Ucapnya yang tidak di respon sama sekali oleh Arkhan.

Dengan muka datar, pandangan lurus kedepan, Arkhan membawa Harun keluar dari lapangan tempat berlatih. Ia membawa keponakan nya ketempat yang sangat luas yang masih di sekitar sana, anak kecil bernama Harun itu masih saja merengek untuk minta di turunkan sesekali ia memanggil kedua orang tuanya.

Kedua teman Arkhan pun mengikuti nya dari belakang, Reyhan tersenyum puas saat Harun merengek meminta untuk di turunkan dari kuda yang di tunggangi Arkhan. Bryan sedikit khawatir, dan beberapa kali menghentikan Arkhan untuk mendengarkan perkataan Harun.

"Gak bisa brader, kita harus menghukum anak kecil yang nakal seperti diaa"
"Yaa, tapi ntu anak pen di apain? "
"Paling parah si kudanya di bawa lari kenceng, sekenceng-kenceng nya hahah. Ya! Kita berhenti disini"
"Why? "
"Ya karna kita tidak bisa mengejar kuda nya Arkhan"

Bryan yang tadinya melihat ke arah Reyhan kini ia tertuju pada suara teriakan anak kecil yang sangat kencang, Bryan mengejar kuda nya Arkhan namun perkataan Reyhan benar, ia tidak bisa mengejar nya.

Arkhan membawa lari kuda itu dengan sangat kencang, yang membuat Harun yang berada di depan nya memeluk kuda tersebut sambil menutup matanya. Harun sangat ketakutan, ia meminta maaf berkali kali kepada Arkhan dengan suara yang pelan.

"Harun, buka mata mu dan lihatlah ke atas"ucap Arkhan kepada keponakan nya yang sedang ketakutan itu , awalnya Harun menolak ia sangat takut dan mengulangi perkataan maaf nya.

" Huft, aku menyuruhmu untuk melihat ke atas"
"Kenapaa?! Aku gak bisaa melihat ke atas dalam keadaan sekenceng ini om! "
"Allah sedang melihat mu Harun"
"... "

Perlahan ia mengangkat pandangannya ke atas dan membuka kedua matanya. Ia melihat langit yang sangat indah itu, di hiasi oleh awan-awan putih seperti permen kapas, ia tersenyum "berteriak lah sekeras kerasnya" Ucap Arkhan.

"Boleh kah? "
"Ya, boleh"

Harun menarik nafasnya dan memandang langit dengan senyuman nya yang tidak terlepas, lalu ia berteriak sekeras kerasnya sesuai apa yang Arkhan bilang. "YA ALLAH, HARUN SANGAT SENANG HARI INI! WAAOOH!" Teriak nya yang membuat Arkhan sedikit kaget.

"Ucapkan maa syaa Allah Harun"
"MAA SYAA ALLAH! "
"Tidak usah teriak, Allah mendengar nya kok"
"SI.A.PA.PE.DU.LI?! "
"KU.PING.KU.SA.KIT! "
"GAK.PE.DU.LI! "

Kedua nya masih sama-sama menjawab sambil berteriak satu-satunya ama lain, Arkhan perlahan-lahan memperlahan kuda tersebut sambil masih berteriak satu sama lain.

Saat mereka sedang berteriak seperti itu, dari belakang ada suara kaki kuda yang sangat kencang kedengeran nya, Arkhan kira itu suara milik kuda nya namun makin ke sini makin terdengar bahwa itu bukan suara dari kuda Arkhan melainkan kuda di belakang nya yang sedang mengejar nya.

"AR.KHAN, HA. RUN! PELANKAN SUARA KALIAN! " Ucap Arfan dengan raut wajah marah.

Arkhan yang kaget pun menghentikan kudanya secara mendadak yang membuat kuda itu pun ikut kaget dan mengakat tubuh nya yang membuat Harun dan juga Arkhan terjatuh ke tanah.

ARKHAN (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang