18

19.4K 2.1K 89
                                    

Happy Reading
______________

"I just want the peaceful life, but.. It's impossible."
.
.
.
.

"Lo berdua duduk diem nggak?! Atau gue sumpelin mulut kalian pake kaos kaki yang belum dicuci, mau?!"

"gue pusing tau nggak liat lo pada, duduk anteng dan jangan bergerak atau lo pada gue usir dari sini." wajah Meiza dipenuhi kekesalan.

Evan dan Leonel menunduk menatap lantai, kemudian duduk diam tak berani bicara.

Meiza mengangguk puas menatap dua makhluk itu, inilah yang diharapkan Meiza. Damai seperti dipantai.

"Mei." "Eza."

Suara panggilan barusan membuatnya tersentak sadar dari lamunannya, Meiza menatap Evan dan Leonel yang ternyata masih saling bermusuhan. Kedua lengannya masing-masing digenggam oleh Evan dan Leonel. 'ternyata tadi cuma bayangan gue...'

"aku kan, Mei?!"

"tidak, itu pasti aku kan, Eza?!"

Meiza menatap datar lantai, dia menunduk. 'andai marah itu tidak menghabiskan tenaga, maka dengan senang hati gue bakal marah seperti bayangan gue tadi. Sayangnya gue susah buat marah, terlalu malas.'

###

Malam ini terasa sangat dingin, Meiza mengeratkan jaketnya. Maniknya masih fokus melihat jalan.

Saat ini Meiza tengah mengendarai motor matic pinjaman milik pak pras tukang kebun. Maklum, dia hanya punya mobil di Mansion.

Tadinya dia akan memakai mobilnya, tapi tak jadi karena pikirnya itu merepotkan. Dibanding motor, mobil itu besar. Tak bisa melewati jalan kecil. Alhasil Meiza meminjam sepeda motor matic Pak Pras yang kebetulan dia-nya menginap di Mansion.

"dingin banget malam ini." gumam Meiza yang masih fokus melihat jalanan.

"gue jadi keinget scene novel yang klise."

"biasanya kan di novel-novel transmigrasi yang dulu gue pernah baca pasti kebanyakan pemain utamanya nggak jauh-jauh dari geng tuh, entah geng motor atau geng tawuran. Kadang juga ada adegan malam-malam si MC ikut balapan terus menang dan bikin heboh."

"terus pasti banyak yang bilang, 'widih keren, yang menang balapan cewek' pokoknya nggak jauh-jauh dari situ lah, terus si MC jadi terkenal. Kalo dibandingkan dengan gue? Malam-malam cuma mau jalan-jalan, pake motor matic pinjeman lagi, ck, ck, Meiza.. Meiza.. Lo nggak ada keren-kerennya banget sih." monolog-nya sambil menggelengkan kepala.

"yah.. gue bersyukur sih, gue masuk novel yang nggak ada kaitannya sama geng motor, soalnya gue sendiri nggak terlalu suka."

"tapi gue penasaran, penampakan geng motor tuh yang gimana sih? Terus anggotanya tuh cakep-cakep kek deskripsi novel apa pada jamet? Disini ada nggak ya?"

Meiza celingukan menatap sekitar, kali aja nemu geng motor yang sedang tawuran atau nggak yang lagi keliling jalanan. Meiza tengah dilanda krisis kepo mendadak.

Saat celingukan, manik onyx Meiza tak sengaja menatap kunti jadi-jadian(?) tergeletak lemas bersandar pada pohon besar dekat trotoar.

Meiza memelankan motornya hampir seperti berhenti dan menyipitkan matanya meneliti benda itu.

Trapped by The Psycho ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang