27

7.3K 819 38
                                    

Happy Reading
______________

Tik

Tik

Tik

Meiza menatap fokus layar komputer didepannya. Berbagai informasi mengalir di otaknya membuatnya mengeryit tajam.

"Indah Sari Agnolia... Seseorang yang tak disebutkan dinovel." Gumamnya.

"Indah Sari Agnolia, Baru-baru ini pindah di kota ini sendiri. Dengan tujuan melanjutkan sekolah. Keluarganya berada di kampung yang lumayan terpencil."

Sebenarnya itu tidak terlalu aneh, hanya saja satu hal yang membuat Meiza semakin curiga dengan Indah. Indah merupakan pribadi yang lemah lembut dan baik hati tapi dua tahun yang lalu Indah sempat mengalami kecelakaan dan membuatnya koma selama satu minggu.

Setelah terbangun dari koma, sifatnya berubah drastis, sifatnya menjadi berontak dan selalu marah.

"Apa dia juga transmigrator kek gue? Gue harus minta seseorang untuk ngawasin Indah."

Ceklek

Mendengar suara pintu apartemen dibuka, Meiza bergegas mematikan komputernya.

Meiza bergegas keluar dari kamar dan dilihatnya Evan tengah melonggarkan dasinya, menghela nafas lelah.

"Udah pulang, Van.. Capek?" Tanya Meiza sambil membantu Evan melepas jasnya.

Tidak menjawab, tapi Evan yang melihat Meiza bergegas memeluknya erat.

"Mandi dulu sana, lalu kita makan." Meiza mengelus punggung lebar Evan.

"Gak mau.. Pengen peluk." Gumam Evan tak jelas, bibirnya menempel di kulit pundak Meiza membuat Meiza merinding kala nafas Evan menerpa kulitnya.

"Mandi dulu terus makan, setelah itu terserah deh.. Gimana?" Bujuk Meiza yang melihat wajah lelah di pundaknya itu.

"Hmm... " Hanya gumaman tidak jelas yang Meiza dengar dari bibir Evan yang tengah menempel di pundaknya.

Saat akan melerai pelukan, tubuh Meiza terangkat tiba-tiba dalam gendongan koala Evan.

Evan sendiri dengan santainya berjalan menuju kamarnya.

"Evan turunin gak, nanti kamu malah tambah capek.." Meiza menatap tepat pada manik darah Evan.

Evan menggeleng pelan menanggapi Meiza, tangan kanannya mengelus lembut surai hitam Meiza.

Setelah tiba di kamar, Evan menurunkan Meiza di tepi kasur dan mengambil handuk. Sebelum beranjak menuju kamar mandi, Evan menyempatkan mengecup pelipis kanan Meiza.

Beberapa saat Meiza berkedip bingung dan malu(?). Entahlah, lebih baik sekarang dia menyiapkan pakaian Evan dan menuju dapur untuk menata makanan.

###

Saat tengah asik menata makanan di meja, suara pintu dibuka sedikit kasar mengalihkan perhatian Meiza pada piring digenggamannya.

Alis Meiza mengeryit mendapati Evan tengah berjalan kearahnya dengan langkah tergesa.

Grep

Evan kembali memeluk Meiza erat. Seperti tak mau melepaskan, sedangkan Meiza sendiri hanya bengong menatap kosong kedepan.

"Kamu kenapa, hm?"

Setelah tersadar, Meiza membalas pelukannya.

Entah, Meiza sendiri bingung. Semenjak kejadian Evan menangis, Evan semakin menempel padanya dan juga ada kalanya seperti saat ini, memeluk erat tiba-tiba tanpa sepatah kata pun.

Trapped by The Psycho ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang