21

15.9K 1.8K 99
                                    

Perhatian!
Cerita ini hanya karangan semata, apabila ada hal yang tidak masuk akal didunia nyata, mohon maklumi. Karena memang ceritanya dibuat seperti itu, kalau nggak suka lebih baik ngga usah baca

Saya suka saran tapi saya agak kesal kalo ada yang menjelek-jelekan, apalagi kalo ada yang sok tau seakan saya tidak tau padahal yang sebenarnya saya tau. Cuma memang saya buatnya seperti itu.

Apalagi ini cerita ada unsur transmigrasi, pastinya ada hal yang nggak sesuai dengan dunia nyata. Pokoknya kalo nggak srek ya nggak perlu baca, saya sama sekali nggak memaksa baca. Tolong jangan buat Mood saya hancur dan berakhir males up

Udah gitu aja, semoga kalian terhibur dengan cerita ini.

Happy Reading
_____________

.
.
.

Saat ini Meiza tengah asik berjalan menuju kelasnya, tadi saat terbangun dari tidurnya, Evan tak ada disampingnya. Ada catatan yang tertulis di kertas kecil, kalo dia sedang ada hal yang mendesak, jadi Evan pergi. Jadinya dia bangun dan berencana kembali ke kelas.

Tak

Tak

Meiza menoleh ke kirinya, dibalik jendela koridor, tepatnya sebuah taman. Terdapat seorang gadis mungil yang tengah menatap hamparan rumput sambil melempar batu kecil ke arah kumpulan batu-batu.

Meiza mengernyit, "kayak pernah liat, tapi siapa?" gumamnya pelan.

Akhirnya dia memutuskan melompati jendela menuju taman itu, biar cepat sampai pikirnya.

Bruk

Mendengar suara benda jatuh membuat gadis yang tengah asik melempar tadi menoleh tepat ke Meiza yang baru saja mendarat.

Mata mereka saling menatap satu sama lain. Meiza berkedip, "lo... Si pendek yang kejadian dikoridor lalu itu kan?"

Manik coklat gadis itu ikutan berkedip, dan setelah beberapa menit dia mengangguk pelan.

Meiza akhirnya menghampiri gadis itu dan duduk di sebelahnya dengan santai. Gadis itu sendiri sedang menunduk malu dan takut berusaha menyembunyikan wajahnya.

Dengan memasang wajah flat, Meiza memulai percakapan. "gue Meiza, kalo lo?"

Mendengar suara Meiza, gadis itu perlahan mengangkat kepalanya melirik Meiza yang sekarang memandang kosong pohon besar yang berada tak jauh didepannya.

"Leilia Tirtasendra. Dipanggil Lia biasanya." ucapnya ragu dan pelan.

Kepala Meiza menoleh menatap Lia, alisnya sedikit berkerut. Wajah gadis itu sedikit pucat dan pupil matanya bergetar tak berani menatap Meiza.

"lo... Takut gue ya?" tanya Meiza.

Lia tersentak sebelum dengan ekspresi konyol dia langsung menatap sok berani dan berucap dengan nada bergetar, "si-siapa yang takut lo?! Walaupun lo kakel, gu-gue gak takut tuh. Sama sekali nggak!! Inget ya.. Gue nggak takut!"

Trapped by The Psycho ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang