Status Hiatus dah di cabut nih,,
Cerita ini asli karangan gue sendiri, jadi jangan sampe gue liat plagiat cerita ini oke😊
_______________
Kintania Sergav, dia meninggal karena kecelakaan dan setelah itu, dia bertransmigrasi ke dalam raga Meizara Ti...
Double up nih, berhubung bertepatan hari berkurangnya umur gue 😌
Happy Reading . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau ingin mati? Dengan senang hati saya kabulkan." - Evan
. . .
Beberapa waktu sebelumnya, Evan dan Gizar berpencar setelah tiba di tempat.
Evan memasuki rumah yang terbilang cukup besar itu dengan langkah cepat.
Saat ia memasukinya beberapa pria dengan badan yang besar menghalanginya untuk semakin masuk. Raut mukanya datar dan dingin sebelum tangan kanannya terangkat tepat menunjuk pada salah satu kepala musuh.
Dor
Satu pria mati dengan tembakkan tepat di kepalanya, pria yang lain tersentak dan sedikit mundur.
"Ingin mati sekarang? Saya akan dengan senang hati mengabulkannya~"
Saat satu pria lagi dengan nekat mendekatinya, Evan kembali menarik pelatuk dan dengan santai menembak dada orang itu.
Dor
"Aaargghh!!" Orang itu mengerang kesakitan sebelum akhirnya mati.
Drap Drap Drap
Beberapa orang berhenti dibelakang Evan, "Tuan, ini..?" Salah satunya bertanya.
Tanpa menoleh sedikitpun ke belakang Evan menurunkan tangannya dan berjalan masuk. "Bereskan." Ucapnya tegas.
Tanpa basa-basi mereka melakukan perintah Evan.
Beberapa menit Evan menggeledah rumah itu tapi tak satupun ruang disana menampakkan keberadaan Meiza.
Hingga saat dia berada di salah satu ruangan yang jika dilihat seperti gudang itu, Evan melangkah memasukinya.
Manik darahnya melihat sekeliling ruang itu, terdapat juga sebuah lemari yang lumayan besar disana.
Tak ada yang aneh.
Saat ia akan berbalik pergi, tiba-tiba dia mendengar suara berderit lalu dilanjut gerutuan seseorang.
Kriet
"Ck, dasar jalang sialan, tubuh gue jadi ngilu semua karena ulahnya. Tuh orang juga malah nyuruh gue ke atas lagi."
Suara langkah kakinya terdengar di keheningan, wajah orang itu dipenuhi kekesalan.
