20

17.1K 1.9K 73
                                    

Udah chapter 20 aja nih, nggak nyangka aku tuh😳

Sorry lama nggak up🙂🙏, gimana kabarnya guys?

.
.
.
.
Happy Reading
______________

Meiza kembali asik memakan makanannya, sesekali matanya melirik Evan yang masih tidak menyentuh makanannya. "Evan, itu makanannya dimakan jangan diliatin doang. Kamu pikir kalo diliatin terus tiba-tiba bisa masuk perut sendiri gitu." celetuknya dan kembali lanjut makan.

Evan masih menatap Meiza, "...."

Karena tak mendengar jawaban Evan maupun gerak-geriknya, mau tak mau Meiza mendongak menatap Evan yang tengah menatapnya dengan intens.

Alisnya mengerut bingung, 'kenapa Evan hanya diam dan malah menatapku? Apa dia ingin makananku?'  pikir Meiza sambil menarik makanannya mendekat kearahnya. Air mukanya penuh kecurigaan menatap Evan.

Sudut bibir Evan berkedut menahan senyum saat melihat tingkah Meiza yang waspada terhadapnya. 'Aku ingin mengurungnya dan memakannya.'

Jika saja Meiza mendengar isi pikiran Evan saat ini, maka bisa dipastikan dia menatap horror tunangannya Itu.

Meiza dengan segera menghabiskan makanannya. Manik onyx-nya tak sengaja menatap tangannya yang masih tertaut dengan Evan.

'apa tangan gue lebih enak dipegang daripada makan?'

Dengan inisiatif Meiza, akhirnya dia menyuapi Evan yang diterima baik Evan. 'berasa punya bayi besar..'

Srak

Mendengar suara kursi digeser membuat Meiza mau tak mau menoleh menatap kursi sebelahnya yang sekarang diduduki seseorang.

"loh, Zean?" Meiza sedikit terkejut melihat kehadiran pemuda Itu, sudah lama sejak terakhir kali dia melihatnya.

Zean menoleh memandang Meiza dan tersenyum, "Hai, Meiza. Sudah lama. Gak papa kan gue duduk disini?"

Meiza mengangguk kaku, "gak papa kok, lagian kursinya juga kosong."

Mendengar jawaban santai Meiza, membuat Zean tersenyum tapi tidak dengan Evan yang sedari tadi mengamati interaksi mereka.

Tatapan tak suka dilayangkan Evan pada Zean yang menurutnya mengganggu sedangkan Zean berpura-pura tak tau, dia masih asik mengobrol dengan Meiza.

"benarkah?"

Saat sebelah tangan Meiza yang satunya digenggam Zean, seketika aura membunuh Evan keluar.

"lepaskan tangan kotormu darinya." mendengar kata penuh penekanan itu membuat Meiza dan Zean menoleh menatap Evan.

"ho~ bukankah kau Evander Georgio, kenapa seseorang sepertimu bisa berada disini?" walaupun Zean memasang wajah seolah-olah terkejut, tapi Evan bisa mendengar nada mengejek didalamnya.

Meiza hanya menyimak keduanya, dia terlalu malas untuk ikut campur. Cukup kedua tangannya saja yang terlibat, jangan lainnya.

"lepas tangannya sekarang."

Sudut bibir Zean naik membentuk seringaian, "kenapa harus? Ini bukan milikmu, jadi tidak masalah bukan?"

Evan memasang wajah datar dan segera berdiri, mendatangi kursi Meiza dan melepaskan tangan Zean dari Meiza dengan sekali hentakan.

Trapped by The Psycho ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang