1

35.5K 3.1K 246
                                    

Kintan/Meiza pov

Hari ini gue bakal pergi jogging, sudah lama sejak terakhir kali gue jogging. Ya,, gimana gue mau jogging, semasa jadi Kintan tugas kuliah gue banyak banget sampe rasanya pengen gue bakar.

Sudahlah, masa lalu biarlah berlalu, yang penting masa depan.

Jogging sembari putar musik pake earphone, asik kayaknya.

"untung Meiza punya earphone." gumamnya.

Pov end

.
.
.
Saat ini, Meiza sedang asik lari-lari kecil sambil mendengarkan musik. Sesekali bibirnya ikut bersenandung.

Meiza sendiri memakai setelan training dengan bagian leher berbentuk V neck, surai hitam panjangnya di ikat ekor kuda memperlihatkan leher tan jenjangnya.

Meiza memang mempunyai kulit tan yang menambah kesan sexy saat melihatnya. Di tambah bulir keringat dikulit tannya,, orang-orang yang dilewatinya meneguk salivanya dengan susah payah bahkan ada yang melongo hingga akhirnya menabrak tiang.

Meiza sendiri hanya acuh, lebih tepatnya dia asik dengan dunianya sendiri tanpa melihat sekitarnya.

.
.
.
.
***

Saat ini Meiza sedang asik berbicara sendiri dengan keadaan badan terlentang di atas ranjangnya.

"satu minggu lagi, tahun ajaran baru bakal dimulai,, gue harus teliti sekitar kalo-kalo tuh Lovia jelangkung tiba-tiba muncul terus nabrak gue,, kan bahaya."

"bagus kalo evan belum tertarik ama Lovia, gue masih selamat. Lha kalo udah tertarik,, habislah gue."

"lagian nih ya, heran deh gue sama Lovia,, bisanya manja, sifat kekanakan, beban keluarga, idup lagi." gerutu Meiza dengan muka watadosnya.

"sebenarnya sih, gue ngga masalah tentang sifat orang gimana,, apalagi Lovia yang merupakan cucu perempuan satu-satunya dan dia juga punya latar belakang keluarga kaya. Ngga kaget gue kalo dimanja dan disayangi berlebihan."

"cuma.....masalahnya disini nih ya... Yang suka sama Lovia tuh seorang Evander Georgio. Tolong dicetak tebal dan digaris bawahi Evander Georgio. Seorang Psikopat plus orang sinting dan juga bengkok pikirannya. Pokoknya ngga ada yang bener dari dia dengan kata lain dia tidak waras atau bisa dibilang gila."

"dan disinilah gue, si figuran dengan peluang tinggi jadi korbannya." Meiza tersenyum kecut dengan kemungkinan itu.

"gue nyasar ke sini buat apa sih sebenarnya? Bermain petak umpet kah? Hehehehe" gumamnya disertai kekehan sinis yang jadinya menyeramkan.

"padahal gue sering baca tuh novel karena suka adegan berdarahnya saat Evan menyiksa atau membunuh, beuh.... Berdamage syekali leeeee."

"gue lama-lama kok ngelantur ngga jelas ya, mana ngomong sendiri lagi. Oke, kayaknya gue harus melihara sesuatu deh, biar bisa gue ajak curhat. Apa ya kira-kira?"

Meiza mengetuk-ngetuk dagunya dengan bibir dan kedua alis yang berkerut. "kucing? Entar ngelunjak, anjing? Bisanya melet, burung? Berisik, ikan? Ngga peka, kelinci? Terlalu polos, monyet? Terlalu narsis, terus apa dong??!!!" teriak frustrasi Meiza.

"udahlah, mikirnya besok aja. Gue mau tidur sepuasnya dulu,, hoamm... "

.
.
.
.
***

Meiza pov

Baiklah, masih dengan Meizara Tifanny disini, jangan bosan-bosan ya kawan. Dan disinilah gue, berdiri tepat didepan toko hewan.

Trapped by The Psycho ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang