3: Sleep Tight, Ren!

265 57 8
                                    

♫︎Only fools fall for you, only fools

Only fools do what I do, only fools fall♫︎

Lantunan lagu dari Troye Sivan yang berjudul Fools itu mengalun pelan di penjuru kamar Rendy.

Pemiliknya, dengan kaos rumahan dan celana pendek yang mulai kusam karena keseringan dipakai, nampak mengeringkan rambutnya dengan handuk. Hari ini Rendy pulangnya agak malam karena kelasnya berakhir hampir di jam setengah tujuh, selain itu ada beberapa hal pula yang mesti dia urus di kampus hingga membuatnya baru sempat mandi di jam delapan malam.

Rendy sudah sering dimarahi Ibunya perihal kebiasaannya yang satu itu. Katanya tidak baik mandi malam, nanti terkena rematik. Pemuda itu hanya membalas dengan tawa, sebab ia tau tidak ada hubungannya mandi malam dengan kena rematik. Itu hanya mitos belaka. Lagi pula Rendy selalu mandi dengan air hangat saat malam hari, harusnya sih tidak masalah ya.

"I don't give a fuck, i'm not giving up, i still want it all...."

Pemuda itu ikut menyenandungkan  lagu fools yang masih terputar di ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Handuk yang masih setengah basah di tangannya itu ia lempar ke atas kasur dan membiarkannya berada di sana, sementara langkah kakinya tergerak menuju pintu balkon.

Udara malam hari langsung menerpa tubuh Rendy begitu ia membuka pintu balkon. Agak dingin sih sebenarnya, apalagi malam ini cuacanya lumayan mendung, tapi Rendy memilih untuk tidak perduli.

Pandangannya kemudian tertoleh ke arah kiri, tepatnya pada sosok gadis yang entah sejak kapan sudah ada di sana, berdiri termenung sambil berpegang pada teralis balkon kamarnya.

"Oy, ngapain melamun?!" Seruan Rendy rupanya berhasil menyadarkan gadis itu.

Alicia Summer Kalyani, atau yang akrab disapa Kay itu menoleh dengan wajah sendu. Adik kelas sewaktu SMA sekaligus tetangga samping rumah Rendy itu tidak mengatakan apa-apa, suatu hal yang asing sejujurnya karena Kay cenderung heboh dan banyak bicara. Rendy mengerutkan kening, namun pandangannya mengikut kemana arah Kay kini menatap. Rupanya pada sosok Winwin dan Gaby yang berada di depan pagar rumahnya.

Winwin, atau yang nama aslinya itu adalah Winter Enzi Kastara merupakan kakak laki-laki Rendy. Sementara Gaby adalah gadis yang Winwin pacari selama setahun terakhir ini. Hubungan mereka agak rumit sebenarnya jika dijelaskan, Rendy hanya tau sebagiannya saja. Tentang Winwin yang begitu mencintai sosok gadis bernama Gaby, sedangkan Gaby justru belum bisa benar-benar mencintai Winwin. Sementara itu ada Kay yang begitu tergila-gila pada Winwin, bahkan terang-terangan mengatakan suka, tapi kakaknya hanya menganggap Kay tak lebih dari anak tetangga samping rumah.

Cinta segi tiga? Tidak bisa dibilang begitu juga sih, malah lebih tepat jika disebut cinta segi lima. Kenapa bisa begitu, ya intinya hubungan kakaknya ini terbilang rumit. Rendy tidak mau memikirkannya lebih jauh, tidak penting juga sih.

"Nggak usah diliatin terus kalau bikin sakit hati," peringat Rendy pada Kay yang terus saja menonton kakaknya yang kini memeluk mesra sang pacar.

Tadi Gaby memang sempat main ke rumah, tentu saja karena disuruh Mama. Biasalah, Mama hanya ingin lebih mengenal pacar si anak sulung. Dan kini sepertinya Gaby berniat pulang, sebab sudah ada taksi online yang menunggu di depan rumah mereka. Biasanya Winwin selalu sigap mengantar pulang sang pacar, tapi malam ini tidak tau kenapa Gaby pulang sendiri. Mungkin memang maunya begitu agar tidak terlalu merepotkan Winwin, padahal Winwin sendiri tidak pernah merasa direpotkan olehnya.

"Lo denger gue ngomong nggak sih?!" bentak Rendy mulai kehilangan kesabaran, sebab sejak tadi Kay tidak juga membalas satupun ucapannya.

Gadis itu kemudian menoleh dengan wajah kesal. "Gue dengar kok, nggak usah berisik!"

Lovenemy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang