"Hai, Liv!"
Oliv tersenyum pada Jeno yang baru saja menyapanya. Agak heran juga sih saat melihat pemuda itu juga dua temannya yang lain, Echan dan Jemmy ada di lobi departemen mereka. Pandangan Oliv kemudian beralih pada Rendy yang dirangkul bahunya oleh Echan.
"Pada mau pergi ya?"
Yang menjawab justru yang merangkul pacarnya, "Yoi, nongki-nongki. Mau ikut nggak?"
"Nggak deh, makasih."
Echan, Jemmy, dan Jeno sebenarnya tidak seasing itu bagi Oliv. Mereka kan pernah tiga tahun sekelas sewaktu SMA, ditambah lagi mereka juga teman pacarnya. Jadi hubungan Oliv dengan ketiganya terbilang cukup akrab, tidak canggung sama sekali. Akan tetapi jika diajak nongkrong ala keempat laki-laki itu, tanpa pikir panjang Oliv akan langsung menolak.
Tongkrongan lelaki tidak begitu cocok untuknya, selain itu Oliv juga tidak mau mengganggu waktu Rendy bersama teman-temannya. Ya meskipun Rendy sendiri juga tidak keberatan sih, tapi Oliv yang sadar diri memilih untuk menolak setiap kali diajak. Karena menurutnya meskipun berstatus pacar, tidak benar rasanya kalau setiap saat Rendy harus bersamanya. Pemuda itu kan juga punya kehidupan lain yang akan lebih baik jika tidak ia campuri, salah satunya ya waktu bersama teman-temannya.
"Oh, yaudah kalau gitu. Pergi dulu ya, Liv."
Oliv melambaikan tangannya pada Rendy sebagai bentuk perpisahan, membiarkan pacarnya itu dibawa pergi ketiga temannya untuk menikmati waktu luang. Akhir-akhir ini Rendy seringkali mengeluh karena kebanyakan tugas, terlebih jika itu tugas kelompok. Rendy lebih suka tugas mandiri daripada berkelompok, katanya sih karena ujung-ujungnya yang banyak kerja ya dia sendiri yang lain cuma numpang nama.
Maka hari ini mungkin satu hari di antara hari sibuk Rendy yang bisa dia manfaatkan untuk bersantai, oleh karenanya Oliv pun tidak mau mengganggu.
Gadis itu memilih untuk langsung balik saja ke apartemen, karena memang tidak ada kelas lagi setelah ini. Ghea sudah pulang sejak tadi, beberapa jam lebih awal ketimbang Oliv yang sempat nugas dulu ke perpustakaan.
"Udah mau pulang ya?"
"Eh?"
Oliv terkejut bukan main saat mendapati Sam telah berdiri di sebelahnya, entah sejak kapan. Gadis itu segera bangun setelah sempat merunduk untuk membetulkan tali sepatu, mungkin karena buru-buru pijakannya jadi oleng dan Sam dengan sigap menahan lengannya agar Oliv tidak jatuh.
"Hati-hati!"
Tak nyaman dengan hal itu, Oliv menjauhkan cekalan Sam di lengannya dengan cengiran yang jelas sekali dibuat-buat. "Gue nggak apa-apa kok, thanks."
Meskipun sedikit terluka atas tindakan Oliv barusan, Sam tetap memaksakan senyum di wajahnya seperti biasa. Bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
"Gue barusan ketemu sama temen gue di sini, ada urusan."
Karena bingung harus menanggapi bagaimana, Oliv hanya mengangguk saja sembari membetulkan satu tali tote bag-nya yang jatuh.
"Lo udah mau balik ya, Liv? Atau masih ada kelas lain?"
"Nggak ada, ini mau pulang kok."
"Sama nih, gue juga mau pulang. Bareng aja gimana?"
"Eung---"
"Gue tau kok, lo pasti mau nolak kan?" Sam terkekeh geli saat menyaksikan bagaimana ekspresi Oliv sekarang, gadis itu kelihatan sekali tak nyaman. "Ini gue cuma ngajakin lo pulang bareng loh, bukan minta lo buat jadi pacar gue. Jangan kaku-kaku gitu lah."
"Maaf..."
"Nggak ada yang salah, ngapain minta maaf?"
"Gue yang salah," setelah berulang kali berusaha menghindari tatapan teduh Sam, sekarang Oliv mencoba untuk memberanikan diri menatap sorot mata si pemuda secara langsung. "Gue udah jadi salah satu orang jahat di kehidupan lo, Sam. Kalau semisal lo mau anggap gue sebagai manusia nggak tau diri pun gue terima kok, karena nyatanya emang begitu. Gue merasa bersalah karena udah nolak cinta lo dan berusaha menjauh dari lo, maka yang gue harap adalah lo bakal membenci gue setelahnya. Bukan kayak gini, Sam. Jangan bersikap baik ke gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovenemy ✓
FanfictionDebat, bertengkar, dan menjelekkan satu sama lain sudah menjadi hal biasa di hubungan Rendy dan Oliv. Dari awal, teman-temannya sudah berkata kalau mereka tidak akan cocok jika menjalin suatu hubungan. Hal itu karena mereka punya banyak sekali persa...