9: Cemburunya Rendy

234 50 5
                                    

Hal yang biasa Rendy lakukan saat hujan sedang turun adalah bergelung dibalik selimut sambil rebahan di atas kasur dan mendengarkan musik kesukaan, ya apapun itu yang bisa membuatnya merasa lebih rileks.

Nyatanya, Rendy sudah melakukan hal itu saat hujan mulai mengguyur bumi dengan derasnya setengah jam yang lalu. Ia bahkan sudah nyaris tertidur sambil mendengarkan lagu That's Okay milik penyanyi D.O. di playlist spotify-nya jika saja ponselnya tidak berdering. Rendy mendesah frustasi saat alunan lagunya harus terputus karena adanya telpon masuk, terlebih yang menelponnya barusan adalah Clara.

Tadinya ia berniat mengabaikan telpon tersebut, karena jujur saja Rendy malas berinteraksi dengan gadis itu. Tapi karena dia terus-menerus menelpon, Rendy jadi kesal sendiri dan terpaksa menjawab panggilannya.

"Apa?" jawabnya kesal, bahkan tanpa basa basi untuk sekedar berkata 'Halo'.

"Rendy...." di ujung sana, Clara dengan suara manis khasnya yang teredam derasnya hujan terdengar agak bergetar. "Boleh minta tolong nggak?"

"Nggak boleh."

"Rendy, please," Clara langsung panik saat Rendy berniat mematikan sambungannya, dia buru-buru menjelaskan. "Gue lagi ada di perpus kota sekarang, gue nggak bisa pulang karena kejebak hujan."

"Kan ada taksol, ribet amat dah!"

"Gue udah coba pesan tadi, tapi di cancel terus. Mungkin karena keadaannya lagi hujan, terus juga bertepatan sama jam orang pulang kerja jadi jalanan macet. Tolong banget jemput gue dong, Ren. Hujannya juga makin deras ini, kalau nunggu reda keburu malam."

"Ck, nyusahin!"

"Rendy, please."

"Males banget, gue mau tidur ini."

"Rendy...." Clara sudah terdengar seperti ingin menangis, dan entah kenapa itu membuat Rendy jadi tidak tega padanya. "Gue nggak tau lagi harus minta tolong ke siapa, kebetulan juga rumah lo yang paling dekat dari perpus kota dan searah sama rumah gue. Jadi tolong banget ya, Ren."

Rendy tuh sebenarnya orangnya cukup tegaan, dia bisa saja bersikap tidak peduli dan mengabaikan telpon dari Clara. Tapi masalahnya Clara itu teman sekelasnya, meskipun menyebalkan dia tidak pernah berbuat jahat pada Rendy. Jadi jika saat ini ia tidak menolong Clara, kesannya malah Rendy yang kelihatan jahat. Ya Rendy juga tidak peduli amat ya sama image-nya di depan Clara, tapi tetap saja mengabaikan gadis itu bukanlah ide yang baik.

Jadi meskipun terpaksa dengan kening berkerut dan bibir mengerucut, Rendy membalas. "Tunggu di sana, gue jemput."

Yang mana kemudian mengundang pekikan girang dari si gadis yang berkata dengan penuh semangat kalau dia akan menunggu kedatangan Rendy.

"Bang, minjem mobil bentar!" serunya pada Winwin sambil mengambil kunci mobil kakaknya yang ada di kamar sebelah.

"Apa, Ren?!" Winwin membalas dengan seruan karena si kakak sedang berada di kamar mandi sekarang.

"Kunci mobil gue ambil, minjem bentar!"

"Mau kemana?!"

"Jemput temen!"

"Jangan lama!"

"Iya!"

Karena takut tidak bisa mendengar dengan jelas, keduanya sampai harus teriak-teriak begitu. Membuat sang Ayah yang kini duduk santai di depan televisi sambil menikmati secangkir kopi buatan Ibu bertanya keheranan.

"Kenapa, Ren? Kok teriak-teriak?" tanya Wirya, Ayahnya yang kini menyesap secangkir kopi panas.

"Minjem kunci mobil bang Winwin doang, Pa. Tapi karena dia lagi mandi dan takut nggak dengar makanya teriak."

Lovenemy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang