Jarak dari apartemen Oliv ke kampus itu sebenarnya tidak begitu dekat, kira-kira lima belas menitan jika berkendara. Tapi bisa sampai setengah jam kalau macet. Tapi itu jelas lebih dekat ketimbang Rendy harus pulang ke rumahnya yang berjarak sampai empat puluh menitan dalam keadaan lancar.
Biasanya jika ia memiliki jeda dua sampai tiga jam sebelum kelas selanjutnya dimulai, Rendy akan memilih untuk pergi ke apartemen Oliv dan beristirahat di sana. Saking seringnya ke apartemen Oliv, jadi berasa seperti rumah sendiri. Rendy bebas keluar masuk bahkan sampai hapal password apartemennya.
Awalnya tentu saja Oliv kesal, dia risih kalau ada orang lain berada di kediamannya. Tapi ini adalah Rendy, pemuda menyebalkan nan keras kepala yang kalau dilarang malah kayak disuruh. Ujung-ujungnya Oliv cuma bisa pasrah, membiarkan saja Rendy berlaku sesukanya asal tidak sampai memberantakkan ruangannya. Kalau sampai kejadian ya Oliv tidak akan berpikir dua untuk menendang bokong Rendy keluar dari apartemen.
Apartemen yang Oliv tempati ini sebenarnya turunan dari kakak laki-lakinya yang kini tengah menempuh pendidikan S2 di Aussie, dari pada kosong atau disewakan ke orang lain ya lebih baik Oliv saja yang menempati. Dengan begini kan ia jadi tidak perlu keluar uang untuk membayar sewa rumah. Oliv juga tidak suka ngekos, apalagi kos-kosan yang biasa ia temui dekat kampus cenderung ramai dan tentu saja berisik.
Oliv suka suasana tenang, dan apartemen kecil ini adalah jawabannya. Meski agak merepotkan karena harus berangkat lebih awal untuk menghindari keterlambatan, tapi jelas lebih baik ketimbang harus ngekos dan seatap dengan orang yang mungkin saja tidak ia sukai nanti. Begini saja jauh lebih baik, Oliv menyukainya.
Suara shower dari arah kamar mandi langsung menyambut kedatangan Oliv begitu ia masuk. Tanpa melirik sepatu bermerk Nike di lantai pun ia sudah bisa menebak kalau pemiliknya sudah pasti Rendy, memang siapa lagi yang tau password apartemen ini jika bukan pemuda itu.
Oliv meletakkan totebag-nya ke sofa sembari tangan kirinya menenteng plastik hitam berisi lauk yang tadi sempat dia beli sebelum pulang. Gadis itu meletakkannya ke atas meja makan, sembari berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan sekaligus mencuci beras.
Beberapa saat kemudian suara shower telah lenyap, hening beberapa saat tergantikan oleh air keran yang Oliv gunakan untuk membasuh beras di dalam wadah. Suara pintu kamar mandi berderit, aroma shampo miliknya langsung menguar ke penjuru ruangan, Oliv menoleh ke belakang dan langsung terbelalak setelahnya.
"Porno banget, anjir!" komentar Oliv buru-buru mengalihkan pandangan, kembali fokus dengan berasnya yang sebenarnya sudah bersih tapi karena rada ngeblank dia jadi membasuh berasnya berulang kali.
Masih di depan pintu kamar mandi yang telah tertutup, Rendy dengan rambut basah yang airnya menetes jatuh ke dada telanjangnya itu merotasikan bola mata.
"Lebay banget, gue juga masih pakai handuk kali."
"Tapi nggak pakai baju!"
"Lo kapan datangnya?" Rendy berjalan mendekat, lebih tepatnya ke arah meja makan di mana sebuah baju tersampir di salah satu sandaran kursi. Aroma shampo dan sabun yang biasa ia gunakan makin tercium kuat seiring dekatnya jarak mereka.
Berdehem sejenak untuk menetralkan suaranya, beras yang telah ia basuh berulang kali itu Oliv masukkan ke dalam rice cooker. Sementara Rendy di belakang sibuk mengenakan pakaian yang tadi pagi ia pakai untuk kuliah. Iya, tadi pagi karena terburu-buru berangkat ke kampus Rendy jadi tidak sempat mandi dan baru mandi sekarang ini.
"Barusan aja." jawab Oliv, kemudian berbalik saat dirasa Rendy telah selesai berpakaian.
Pemuda itu menganggukkan kepala sambil menggesekkan handuk ke rambutnya yang basah. Tetesan air yang lolos jatuh membasahi kemeja luarnya juga lantai di bawahnya, Oliv berdecak kesal saat melihatnya. Ya begini nih kebiasaan menyebalkan Rendy, seharusnya rambutnya dikeringkan dulu saat masih di kamar mandi agar airnya tidak menetes kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovenemy ✓
FanfictionDebat, bertengkar, dan menjelekkan satu sama lain sudah menjadi hal biasa di hubungan Rendy dan Oliv. Dari awal, teman-temannya sudah berkata kalau mereka tidak akan cocok jika menjalin suatu hubungan. Hal itu karena mereka punya banyak sekali persa...