30: The end of the story [END]

194 32 8
                                    

Jujur saja Rendy agak menyesali perbuatannya kemarin, namun rasa bersalahnya lah yang lebih mendominasi.

Walau bagaimana pun juga Clara itu perempuan, perasaannya lebih mudah terluka ketimbang laki-laki. Ucapan kasarnya kemarin pasti sangat menyakiti hati gadis itu. Alhasil, semalaman Rendy jadi kepikiran. Tadinya dia sudah berniat mengirim chat untuk meminta maaf pada Clara, namun siapa yang menyangka ternyata nomornya diblock hari itu juga.

Maka dari itu ia terpikir untuk meminta maaf secara langsung saja saat di kampus nanti. Ya meskipun aslinya dia tidak begitu suka pada Clara, setidaknya Rendy masih punya etika untuk meminta maaf saat ia berbuat kesalahan. Selain itu dia juga sudah dapat ganjaran akibat perbuatan kasarnya kemarin, apalagi memang jika bukan hujatan dari orang-orang. Kini, nama Rendy Juna Aksara sudah terkenal seantero kampus dengan image buruk dan kasarnya itu.

Biarkan saja, Rendy juga sadar kok kalau dia memang pantas mendapatkannya.

Namun agaknya berbanding terbalik dengan reaksi teman-teman sekelasnya. Mereka nampak acuh, tidak ada bisik-bisik samar yang menghujatnya, ataupun tatapan sinis yang dilayangkan padanya. Semuanya bersikap biasa saja seolah tidak ada yang terjadi. Mungkin juga karena mereka paham posisi Rendy, dan selama ini mereka juga tau betapa annoying-nya Clara pada pemuda itu. Jadi di mata mereka tindakan Rendy kemarin masih bisa dibilang wajar, mungkin.

"Waah. Murid gue dateng nih," Yafi menyambut kedatangan Rendy yang mengambil tempat di sisi kanannya. "Gimana kemarin? Gue nggak nyangka ternyata lo merealisasikan saran gue juga, Ren."

Rendy hanya tersenyum tipis sembari menaruh ranselnya ke bawah kursi. Pandangannya mengedar ke seluruh ruang kelas, sudah ada banyak mahasiswa yang datang siang ini, hanya saja tidak ada eksistensi Clara sejauh mata memandang. Mungkin dia belum datang, begitu pikir Rendy.

"Nyariin siapa? Clara ya?" Yafi bertanya yang kemudian membuat Rendy menoleh ke arahnya.

"Iya," jawabnya jujur.

Mata Yafi kontan terbelalak. "Busettt, abis ngatain dia kemarin lo jadi kangen sama dia apa gimana? Biasanya malah senang kalau nggak ada Clara di kelas, tumben amat ini nyariin?"

"Bukan kangen!" Rendy berdecak kesal, "cuma ngerasa bersalah aja sama dia."

Pemuda berambut blonde itu mengangguk-anggukkan kepala, "Harus sih, lo kasar banget soalnya."

"Kan lo yang nyuruh, gimana sih?"

"Ya iya sih, cuma gue kaget aja lo beneran ngelakuin. Terus gimana tuh sekarang, Clara berhenti gangguin lo kan?"

"Sejauh ini iya, nomor gue juga diblock sama dia."

"Bagus deh, sekarang kan lo jadi terbebas dari dia."

"Tapi tetap aja setidaknya gue harus minta maaf sama Clara, nggak enak juga kepikiran mulu gue."

"Hm, minta maaf aja. Moga-moga dianya paham dan nggak gunain kesempatan itu buat deketin lo lagi."

"Nggak deh, nggak mungkin begitu. Gue rasa ucapan gue kemarin udah cukup menyadarkan dia kalau gue emang seenggak suka itu sama dia."

"Ya, mungkin."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lovenemy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang