Oliv terbangun dari tidur saat paha Rendy yang ia jadikan bantalan tak lagi terasa nyaman. Sejak tadi pemuda itu bergerak gusar, sebab kebas menyerang bagian pahanya yang menopang kepala Oliv.
"Ren...."
Si gadis terbangun, mengucek matanya, lalu menatap Rendy dengan kening berkerut. Rendy tak enak hati sejujurnya, apalagi Oliv tidurnya nyenyak sekali, tapi ya gimana masalahnya pahanya itu nyaris mati rasa.
"Maaf. Kaki gue kesemutan," ujar Rendy sambil nyengir.
Setelah kelepasan menguap dan ngulet sebentar, Oliv mengangguk mengiyakan. Lagi pula ia sudah menghabiskan waktu beberapa jamnya untuk tidur di perpustakaan, jam di ponselnya bahkan telah menunjukkan pukul enam sore. Di luar sana, langit juga pasti sudah mulai gelap.
"Guenya kelamaan tidur," Oliv menyerahkan selimut kecil bergambar moomin kesayangan Rendy yang semula digunakan untuk menutupi pahanya. "masih suka sama si sapi ini ya?"
"What?!" Rendy kelihatan tak suka, keningnya berkerut dengan kedua alis nyaris menyatu. "Moomin itu kuda nil ya, bukan sapi!"
"Yailaah, sama aja kali. Sama-sama gembrot."
"Lo ngatain moomin gue gembrot?! Dasar moomin shaming lo!"
Rendy itu penggemar garis kerasnya moomin. Menurutnya, jika ada orang yang menghina moomin, maka sama saja dengan orang itu menghinanya. Jadi Rendy jelas tak akan suka. Tapi Oliv suka menggodanya dengan maksud membuatnya kesal, seperti ada kepuasan tersendiri jika melihat wajah kesal Rendy.
Gadis itu terkekeh pelan sembari memamerkan dua jarinya membentuk huruf V sebagai simbol damai. Nggak lucu juga kalau mereka sampai bertengkar di sini hanya karena moomin, baru juga baikan sehabis bertengkar di timezone beberapa saat lalu. Masa harus tengkar lagi?
"Anjing, bisa-bisanya ada yang mesum di sini!"
"Hah? Apa-apa? Siapa?" Oliv langsung celingukan penasaran.
"Ssttt, jangan berisik!"
Rendy menarik bahu Oliv mendekat dan membantunya menemukan objek yang dimaksud. Begitu ketemu, mata Oliv kontan terbelalak. Tak menyangka akan menemukan permandangan tak senonoh berupa silaturahmi bibir yang dilakukan oleh sepasang kekasih, kalau dilihat dari seragamnya sih jelas sekali mereka masih SMA.
"Mata lo tajam banget, Ren, sampai nemu aja yang beginian."
Ya tidak salah sih. Padahal posisi dua muda-mudi barusan ada di pojokan dekat rak sejarah, bagian yang agak tersembunyi dan jarang dikunjungi orang. Tapi mata Rendy nemu saja spesies semacam itu.
"Sekarang gue paham kenapa orang-orang kepengen banget library date, biar bisa ciuman kali ya? Kan sepi." Rendy nyeletuk asal.
"Waah, kata gue sih ini harus diviralin."
"Lo mau ngapain?!" seru Rendy dengan suara pelan namun penuh penekanan saat Oliv mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan membuka fitur kamera, otak Rendy sudah bisa menebak apa yang selanjutnya akan dilakukan pacarnya itu. "Liv, lo udah gila ya?!"
"Ssttt. Lo diam aja, Ren!"
"Heh, bisa-bisanya lo ngevideoin orang ciuman!"
Cekrek!
"Lah, kok malah kefoto?!"
Perasaan panik langsung menyerang Oliv, tak terkecuali Rendy yang langsung terbelalak kaget saat objek yang sejak tadi mereka perhatikan mulai menyadari keberadaan mereka.
"WOY, NGGAK SOPAN BANGET YA LO FOTO-FOTO ORANG!" Si pihak laki-laki berseru tak terima, suaranya yang lumayan keras berhasil mengundang tatapan heran dari pengunjung lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/292039156-288-k270757.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovenemy ✓
ФанфикDebat, bertengkar, dan menjelekkan satu sama lain sudah menjadi hal biasa di hubungan Rendy dan Oliv. Dari awal, teman-temannya sudah berkata kalau mereka tidak akan cocok jika menjalin suatu hubungan. Hal itu karena mereka punya banyak sekali persa...