Di sebuah ruangan yang tak terlalu besar terdapat dua orang manusia yang sedang menikah. Kedua orang tersebut sangat bahagia terlihat jelas di wajahnya. Semua yang ada di dalam ruanganpun merasakan kebahagiaan kecuali satu. Seorang lelaki yang duduk di pojokan menatap sepasang suami istri yang baru saja menikah dengan tatapan tajam dan menusuk tidak ada kebahagiaan melainkan sorot mata kebencian, dia mengepalkan tangannya dan kemudian pergi dari sana.
***
"Ibu, apakah kita akan tinggal di rumah ini?" tanya seorang gadis yang sejak tadi tersenyum dengan sangat bahagia.
"Iya sayang, apakah kau menyukainya?"
"Wah luar biasa" gadis itu menganga tak percaya melihat rumah yang sangat besar ini. Ibunya hanya geleng-geleng kepala melihat reaksi putrinya yang menurutnya berlebihan
"Aku tidak percaya akan tinggal di rumah sebesar ini" lanjut gadis itu, sambil menutup mulutnya yang sejak tadi terbuka lebar.
Seorang pria paruh baya yang sejak tadi berdiri disana hanya tersenyum melihat tingkah ke dua ibu anak ini yang menurutnya sangat lucu "ayo, sepertinya ada yang sudah tidak sabar untuk masuk rumah" ujarnya menggoda sang putri.
Gadis itu yang tak lain Wonyoung hanya cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena malu.
Kedua sepasang yang baru saja menikah itu tak bisa menahan tawanya saat melihat pipi merah Wonyoung.
"Apaan sih" Wonyoung cemberut dan menangkup wajahnya karena benar-benar malu.
"Sudah-sudah, lebih baik kita masuk" ujar ibunya lalu mengelus kepala putrinya dengan sayang.
"Iya ibu" ujar Wonyoung kembali bersemangat.
Tanpa mereka sadari di atas jendela ada seorang lelaki yang sejak tadi menonton kegiatan keluarga yang sangat bahagia itu dengan tatapan tak suka dan tajam.
***
Wonyoung di antar oleh seorang maid ke kamarnya.
"Ini kamarnya nona"
"Oh iya Bi, terimakasih" kata Wonyoung sambil membungkukkan kepalanya
"Tidak perlu berterimakasih, ini sudah tugas saya untuk melayani nona. Jika anda memerlukan bantuan, anda bisa memanggil saya di ruang dapur" Bibi Song tersenyum.
"Tidak perlu terlalu formal Bi, anggap saja aku ini adalah keponakanmu"
"Nona bisa aja"
"Hehe jangan sungkang yah Bi"
Bibi Song tertawa menanggapi ucapan majikan barunya ini. "Ya sudah. Nona, saya permisi dulu yah"
"Baiklah Bi, lain kali jangan panggil Nona. Panggil saja Wonyoung Bi"
"Tidak bisa Nona, saya kan kerja disini"
"Yasudah terserah Bibi saja" Wonyoung hanya pasrah, Bibi Song segera pergi dari sana.
Setelah Bibi Song pergi, Wonyoung segera masuk ke kamarnya.
"Woahhh" Wonyoung kembali melebarkan mulutnya saat melihat kamar barunya itu, ia begitu kagum melihat kamar yang begitu luas dan rapi ini.
"Bahkan kamar ini 3 kali lipat besarnya dari kamarku sebelumnya" Wonyoung menghempaskan dirinya ke ranjang king size miliknya itu.
"Huh nyamannya" Wonyoung pun terlelap tertidur.
***
Tok...tok...tok...
Bibi Song mengetuk pintu kamar Wonyoung pelan. Karena tak kunjung dapat jawaban dari sang majikan. Bibi Song langsung saja masuk ke kamar Wonyoung.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister My Love✔️
FanfictionSemenjak kepergian ibunya, Jeongwoo membenci ayahnya menikah lagi. Ia memiliki ingatan buruk tentang kehidupannya di masa lalu, karena itu ia membenci ayahnya menikah dan mengabaikannya setelah memiliki keluarga baru. "Aku membencimu menjadi bagian...