Sore itu Jeongwoo dan Wonyoung mampir ke sungai Han habis pulang dari taman hiburan. Mereka duduk di pinggir pantai menatap ombak di depannya.
"Bagaimana sekarang Wonyoung, apa kau menyukai hal yang kita lakukan hari ini?" Tanya Jeongwoo menatap Wonyoung disampingnya.
Wonyoung yang tadinya sangat senang kembali murung dan menatap tajam Jeongwoo. "Kau membuatku bolos sekolah untuk pertama kalinya. Huh! Apa yang akan di katakan Leeseo jika aku tidak ke sekolah hari ini?" Tanya Wonyoung pada dirinya sendiri.
Jeongwoo mendengus kesal. Ia hanya ingin membuat Wonyoung tertawa dan bahagia. Tapi gadis itu malah marah-marah padanya.
"Jeongwoo-ya, aku rasa aku bahagia. Terimakasih kau sudah membawaku ke tempat yang indah seperti ini" ujar Wonyoung kemudian tersenyum.
Jeongwoo yang mendengar itu seketika tersenyum, hal inilah yang diinginkan lelaki itu. Wonyoung yang tersenyum, dan bahagia menikmati waktunya bersamanya.
Wonyoung tersenyum sangat indah menatap ombak dan menikmati angin yang menerpa wajahnya
"Cih! Aku tahu kau akan bahagia. Bukankah aku sangat keren?" Puji Jeongwoo dengan percaya dirinya.
"Tidak. ini kurang, seharusnya kau mengajakku saat hari libur saja bukannya membuatku bolos seperti ini" lagi-lagi ucapan Wonyoung membuat Jeongwoo kesal.
"Yak bisakah kau tidak membahas tentang sekolah saat ini? Aku ingin kau bahagia itu saja. Tidak dengan marah-marah tak jelas" Jeongwoo menghela nafas kasar lalu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan pelan menuju pantai.
Wonyoung mengerutkan keningnya. Jeongwoo marah? Oh ya Tuhan dia itu sangat kekanak-kanakan!
Wonyoung ikut berdiri dan berlari ke arah Jeongwoo "Oppa" panggilnya.
Jeongwoo berhenti dan berbalik menatap Wonyoung. "Oppa? Kau selalu saja memanggil ku oppa" ujar Jeongwoo datar.
"Memangnya kenapa? Bukankah kau sudah memutuskan untuk menjadi saudaraku? Semua orang di sekolah juga sudah tahu semuanya. Lantas apa yang harus kita sembunyikan lagi?" Tanya Wonyoung bingung.
"Wah benar-benar, kau selalu saja seperti ini. Berpura-pura tidak tahu" Jeongwoo mulai frustasi menghadapi Wonyoung.
Wonyoung membulatkan matanya kaget saat melihat reaksi Jeongwoo. Ia sadar dan ia tahu jika Park Jeongwoo, kakaknya itu sudah mengatakan perasaannya malam itu dan bahkan mereka berdua berciuman. Tapi Wonyoung memilih melupakan kejadian itu. "Jeongwoo-ya, kita..."
"Kenapa? Kau baru saja sadar bahwa kedekatan kita tidak masuk akal?" Jeongwoo berjalan ke arah Wonyoung. Berdiri tepat di depan gadis itu. "Yah aku menyukaimu sebagai wanita Jang Wonyoung, dan tidak pernah sekalipun berfikir untuk menjadikanmu saudara"
Wonyoung membeku, dia terunduk tak berani menatap langsung ke arah Jeongwoo "Tapi kenapa? Bukankah kau tidak menyukaiku? Kau bahkan membenciku dan mengatakan bahwa aku hanya perusak dalam hidupmu" ujar Wonyoung pelan dan bingung. Dia masih tak percaya atas perkataan lelaki itu.
"Aku menyukaimu sebelum kau masuk ke rumahku menjadi keluargaku" ucapan Jeongwoo sukses membuat Wonyoung mendongak menatap ke arah mata Jeongwoo.
"Apa? Itu tidak mungkin. Bahkan kita belum pernah bertemu sebelumnya"
"Kau salah Wonyoung, kita pernah bertemu sebelumnya"
"Tapi dimana?"
"Tidak usah membahas itu. Aku ingin memperjelas ini semua. Apa kau juga menyukaiku?" Tanya Jeongwoo dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister My Love✔️
Fiksi PenggemarSemenjak kepergian ibunya, Jeongwoo membenci ayahnya menikah lagi. Ia memiliki ingatan buruk tentang kehidupannya di masa lalu, karena itu ia membenci ayahnya menikah dan mengabaikannya setelah memiliki keluarga baru. "Aku membencimu menjadi bagian...