Chapter 25 - Confess

213 19 8
                                    

Flashback

"Bisakah kau membawaku pergi dari sini? Bawalah aku pergi bersamamu Won. Aku ingin kasih sayang. Aku membenci kehidupanku yang sekarang"

Anak gadis di depannya hanya bisa terdiam dengan ucapan lelaki di hadapannya ini. "Apa maksudmu kau ingin ikut denganku?"

"Eoh aku ingin. Kau tahu jika hidup tanpa ada orang yang mencintai itu sangat buruk, kesepian tak ada teman" ujar anak lelaki yang tak lain adalah Jeongwoo dengan air mata yang sudah keluar. Dia mengingat bagaimana Ibunya yang sangat tidak menginginkannya dan Ayahnya yang sibuk tak pernah peduli padanya.

Anak gadis itu yang tak lain adalah Wonyoung menatapnya prihatin. "Jangan menangis" gadis itu mengusap air mata Jeongwoo yang sudah berjatuhan "Aku tahu seorang Ibu tidak akan penah kejam pada anaknya " ujarnya juga menangis. Mereka berdua menangis.

"Eoh?" Wonyoung terkejut saat dia mendapati darah mengenai lengannya saat hendak memeluk Jeongwoo. "Lenganmu  berdarah... Eoh bagaimana ini..." Wonyoung panik lalu menangis lebih keras kemudian berteriak meminta tolong. Dia sangat khawatir melihat darah itu terus mengalir "Tolong... Hikss... Hikss... Tolong...."

Jeongwoo hanya tersenyum melihat Wonyoung berteriak minta tolong. Tak ada seorangpun yang pernah khawatir seperti itu padanya. Itu membuatnya merasa bahagia.

Lengan Jeongwoo berdarah akibat tusukan Ibunya tadi.

"Kau orang pertama yang khawatir padaku, Wonyoung" lirihnya kemudian pingsan akibat kekurangan banyak darah.

---

Jeongwoo terbangun dan didapati Ayahnya berada di depannya

"Jeongwoo, kau sudah sadar?"

Jeongwoo menghiraukan Ayahnya, dia hanya terus melihat kesana sini. Dia mencoba melepaskan infus yang ada di tangannya.

"Park Jeongwoo" teriak Seojoon, ayah Jeongwoo.

"Dimana dia? Wony kau dimana?" Ujar Jeongwoo khawatir.

"Park Jeongwoo, sadarlah" Seojoon menahan Jeongwoo yang hendak turun dari ranjang rumah sakit.

"Dimana dia? Kenapa dia pergi? Bukankah dia akan membawaku bersamanya?" Ujarnya lirih... Jeongwoo mengacak rambutnya frustasi.

Seojoon memeluk Jeongwoo yang tampak frustasi. Seojoonpun sangat merasa bersalah dengan meninggalkan Jeongwoo bersama Suzy. "Tenanglah Jeongwoo. Ibumu sudah tidak disini. Dia tidak akan membunuhmu" ujar Seojoon menenangkan Jeongwoo yang frustasi. Dia merasa bersalah telah meninggalkannya dengan Suzy.

---

Jeongwoo sangat sedih dengan pertemuan singkatnya dengan Wonyoung. Itu mempunyai makna yang sangat mendalam bagi Jeongwoo. Dirinya merasa sedih sudah kehilangan teman pertamanya dan orang yang sudah membuatnya merasa hidup.

"Kau siapa sebenarnya? Kenapa kau datang bak malaikat dan pergi begitu saja eoh?" Lirihnya dan menghapus air mata yang keluar dari matanya.

Seojoon sudah sering memperhatikan Jeongwoo dengan baik berbeda dari sebelumnya membuat Jeongwoo merasa bahagia. Setidaknya Ayahnya sudah mulai menyayanginya pikir Jeongwoo.

Suzy sudah tak terlihat, ibu Jeongwoo itu menghilang bak di telan bumi.

Jeongwoo memasuki Sekolah Menengah Pertama. Dan menemukan teman menarik seperti Junghwan. Dan di tambah teman menarik lainnya seperti Doyoung. Entah sejak kapan mulainya mereka bersahabat. Mereka mempunyai hobby yang sama yaitu bermain basket. Dan itu membuat ketiganya menjadi semakin dekat.

My Sister My Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang