04. serangan awal

462 90 4
                                    

Selamat membaca🌻

0○0

Mahesa segera menarik tangan Leoniel yang sedang menghampiri Alaska yang sedang menundukan kepalanya dimeja.

"Mobil lo aman, gausa di permasalahin lah" ujar Mahesa perlahan, sedangkan Leoniel sendiri masih mengedarkan pandangannya.

"Apasih nyet?" Leoniel menatap Mahesa bingung

"Jangan di permasalahin, Le" jawaban dari Mahesa membuat Leoniel tambah menyirit bingung lalu beberapa detik kemudian ia tertawa nyaring bak lumba-lumba.

"Hahhahahaha"

Kali ini Mahesa yang menatapnya bingung.

Kelas Alaska pada jam istirahat ini tidak terlalu banyak orang. Karena mereka semua sudah pergi ke kantin memanfaatkan waktu istirahat dengan makan tanpa gangguan tugas pelajaran sebelumnya.

"Gue mau cari Raya, bukan cewek lo" jelas Leoniel membuat Mahesa menatapnya tidak percaya.

"Ekhmm" Mahesa berdeham lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sayangnya gak ada Raya, gue cabut ya" kata Leoniel menepuk pundak Mahesa

"Tuh samperin cewek lo" lanjut Leoniel membuat Mahesa menatapnya tajam, sedangkan Leoniel hanya tertawa pelan melihat teman yang hampir disegani oleh satu angkatan di sekolahnya, ternyata sedang terlihat bingung dengan tingkahnya sendiri.

Mahesa menghampiri Alaska perlahan, mengingat sedari tadi Alaska hanya menaruh kepalanya di antara kedua tanganya.

Benar saja,

Alaska tertidur.

Dengan wajah yang tertutup beberapa helai rambut membuat Mahesa memiringkan kepalanya saat melihat Alaska yang seakan tidak terganggu dengan suara tertawa Leoniel yang bahkan menggema dikelasnya.

Mahesa awalnya tidak berniat untuk diam melihat Alaska yang sedang tertidur, hanya saja entah mengapa kakinya enggan melangkah pergi dari posisinya saat ini.

Bahkan Mahesa juga baru sadar, saat banyaknya siswa dari kelas Alaska menatapnya dengan terkejut dan sungkan. Mahesa sesegera mungkin membawa langkahnya keluar kelas, meninggalkan bisikan kecil dikelas Alaska.

0○0

Alaska baru saja keluar dari sekolahnya, hari ini dia kebagian piket. Gak ada salahnya di jam istirahat tadi ia gunakan waktu makannya untuk tertidur.

Tadinya Raya bersikeras ingin menemani Alaska piket, cuma Alaska melarang karena merasa ia tidak perlu ditemani. Toh, Alaska piket tidak sendiri kok, masih ada 3 temannya yang mendapatkan jadwal piket sama dengan Alaska.

Alaska berjalan kearah halte tempat biasanya ia menunggu angkutan umum untuk ia pulang.

10 menit atau 15 menit bukanlah waktu yang begitu lama untuk menunggu angkutan tersebut. Jadi Alaska juga tidak begitu masalah.

Ia fokus pada ponsel, yang sedari tadi ia gunakan untuk men-scroll aplikasi burung biru hanya untuk terlihat sibuk.

Tangannya asik bermain dengan ponselnya dan kaki yang mengayun tanda ia menikmati kesendiriannya. Alaska suka jika ia bersama teman temannya, tapi Alaska lebih suka jika ia sendiri, entah dirumah atau ditempat umum seperti ini.

Saat mereka fokus mengelilingi dunia, Alaska cukup berdiam diri melihat dunia yang ia tinggali berputar mengelilingi mereka sebagaimana semestinya. 

MaLaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang