7. warung pak Ayus

413 81 5
                                        

Selamat membaca🌻

0○0

"Enak kan?" Dengan alis yang naik turunkan Alaska merasa menang.

Mahesa mengangguk mengiyakan, jujur makanan Alaska kali ini tidak menipu dengan mengatakan tempat makan yang biasa Alaska dan Raya sering kunjungi memang patut diacungi jempol.

"Lo kalo kesini sendiri lagi, bilang aja temennya Lala. Pak Ayus pasti langsung ngasih porsi yang banyak!" Ujar Alaska dengan semangat.

Mahesa menatapnya tidak percaya, mana ada? Lala siapa? Kenapa juga harus di banyakin porsinya?

"Lala itu gue. Beliau manggil gue Lala, bahkan kalo lagi rezeki lo bakalan di bungkusin secara cuma-cuma dengan menyebut nama gue" ujarnya dengan membanggakan lagi dirinya.

Sejujurnya Mahesa memang lumayan banyak memiliki teman yang mempunya tingkat kepedean yang sangat tinggi. Tapi setelah mendengarkan omongan dari Alaska sejak sore tadi, bahkan di rumah Leon tadi membuatnya berpikir kembali, orang dengan kepedean tingkat tinggi yang biasanya tidak sulit untuk dirinya mengatakan orang tersebut, Mahesa akan  memilih Baskara sebagai orang tersebut.

Tapi kali ini, posisi Baskara sepertinya memang terancam bahaya. Dan Mahesa mengakui itu.

Pembicaraan yang ngalor ngidul, tawa dan candaan yang diberikan oleh Alaska sedari senja belum dihampiri gelap, sampai sang rembulan sudah menunjukan eksistensinya. 

Bahkan Alaska sendiri melupakan pesan untuk tidak pulang terlalu larut mengetahui tugas yang harus dikumpulkan besok menunggunya dengan senyuman dimeja belajar miliknya.

Pemandangan Mahesa kali ini adalah Alaska dengan badan yang terlelap karena jaket milik Mahesa melekat erat pada tubuh kecilnya. Yang sudah Alaska pakai dari rumah Leoniel

"Kali ini gue traktir" ucap Alaska bersiap untuk berdiri membayar makanan mereka.

Mahesa menahan tangan Alaska, "gue yang bayar, kan gue yang ajak lo pergi" ucapnya menolak

"Ya gue aja? Kan gue juga yang ngerepotin lo?" Balas Alaska tidak mau kalah

"Tapi La, masa lo yang bayar? Gak lah" tolak Mahesa membuat Alaska menyirit heran

"Lo.... gengsi...?? Dibayarin cewek....?" Tanya Alaska penuh selidik.

Mahesa menggeleng kuat, meyakinkan Alaska bahwa ia tidak bermaksud seperti itu.

"Helooo Mahesa panji buana. Masih aja jaman sekarang gengsi di gedein? Nilai tuh gedein" ledek Alaska

"Tinggal zoom?"

'Tak'

Alaska reflek menyentil kening Mahesa, pelan kok jangan panik.

"Anjir" umpat Mahesa terkejut

"Kalo di lanjutin kayaknya nih tempat bakalan gue jadiin ring tinju," tangan Alaska menunjuk sekelilingnya

"Suit aja gimana? Yang menang yang bayar?" Usulnya. Tanpa berpikir panjang, Mahesa langsung mengiyakan ajakan Alaska, yang dia rasa tidak buruk buruk amat.

"Oke! Suuuuuuittt!"

Alaska bersuara senang kala menang satu point dari Mahesa

"Suuuuit!"

Mahesa tanpa suara, tapi tangannya memberi gerakan 'yes' saat memenangkan suitan ke dua.

"SUUUUIIIT!"

"YES" Mahesa menyerit senang saat mengetahui dirinya sudah memenang permainan guna mengetahui siapa yang memebayar siapa kali ini.

Tanpa sadar Alaska memajukan bibirnya, melihat Mahesa kesal

MaLaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang