20. si denial

177 38 19
                                    

Selamat membaca🌻

0o0

Sudah lebih dari 20 menit Mahesa hanya berdiam diri diatas motor miliknya. Dirinya saat ini berada di depan rumah Alaska, tapi tanpa niatan ingin memberitahukan nya ke Alaska.

Jadilah Mahesa yang cuma diam menatap jalanan sesekali melihat ponselnya dan membalas pesan teman temannya saat mereka bertanya keberadaan Mahesa.

Sudah seminggu sejak kejadian dirinya bercerita tentang keresahan perasaan aneh miliknya kepada teman temannya kemarin, Mahesa sudah seminggu ini terkesan menghindari Alaska.

Kalau di tanya, kenapa? Mahesa juga gak bisa kasih alasan yang jelas.

Karena perasaan yang ia rasakan sampai saat ini sangat aneh dan Mahesa tidak terbiasa dengan itu.

Cemburu katanya?

Mahesa terkekeh dalam hati, gak mungkin Mahesa cemburu sama gadis yang tingkahnya sedikit—banyak bisa di tebak.

Mahesa kemarin hanya penasaran saja dan sedikit kagum dengan Alaska. Itu saja.

"Kalo cemburu tuh, tandanya lo suka kan, Sa

Mahesa menggeleng kala mengingat ucapan Baskara minggu lalu.

Mahesa mengusak rambutnya sendiri kasar, berdiri dari motornya lalu menendang-nendang asal krikil yang tertangkap manik matanya.

"Mahesa??" Dengan raut muka yang bingung Alaska menatap Mahesa.

Mahesa yang di tatap Alaska begitu juga,m tambah bingung. Dirinya tertangkap basah!

"Ngapain?" Tanya Alaska menghampiri Mahesa yang makin membatu.

"Main batu." Jawab nya asal, mengundang tawa Alaska.

Mahesa makin merutuki dirinya, kenapa tambah aneh sih? Mahesa bersumpah lebih baik menghadapi alumni Garsa dari pada kepergok Alaska di depan rumahnya seperti ini.

Mana Alaska kalo lagi ketawa berubah jadi manis banget, Mahesa secara gak sengaja memegang dadanya.

Perasaan aneh itu muncul, bukan deg-degan panik karena dipergoki Alaska, tapi saat melihat senyum milik Alaska, Mahesa tidak bisa berkata.

Disinilah Mahesa, tepat dimana pertama kali mereka makan dulu.

Warung pak Ayus.

Karena melihat keterdiaman Mahesa di rumah Alaska. Dengan inisiatif yang tinggi Ala menagih janjinya yang akan mentraktir Mahesa kalau nanti mereka makan lagi di warung pak Ayus.

"Lo sakit?" Tanya Alaska mengingat dari tadi Mahesa hanya diam

"Engga," Mahesa menggelengkan kepalanya sambil mengaduk minuman yang ia pesan.

"Lo ga mood? Lagi badmood?" Lagi lagi Mahesa menggeleng

"Lo ada masalah sama garsa?" Lagi, Mahesa hanya bungkam membuat Alaska sedikit kesal.

"Lo laper? Mau buru-buru makan?"

"Enggak, Lalaa..."

"Lo mau makan di tempat lain?"

"Disini aja, gaenak sama pak ayus"

Alaska menganggukan kepalanya paham, merasa bukan urusan Alaska jika Mahesa punya masalah dan dia tidak berhak ikut campur dan memaksa Mahesa cerita.

0o0

Sudah dua hari ini Mahesa bersikap aneh, pertanyaan yang selalu keluar dari mulut Mahesa hanya perihal

MaLaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang