Selamat membaca🌻
0○0
Mahesa mengendarakan motor kesayangannya dengan kecepatan rata rata. Aldebaran memberitahunya bahwa di warbi, angkatan diatasnya datang karena mengetahui serangan tiba-tiba tempo hari lalu.
Mahesa awalnya biasa saja, mengingat mereka masih satu sekolah dan berita dapet menyebar kapan saja.
Bahkan seharusnya para angkatan diatasnya sudah mengumpulkan mereka pada sore hari selepas mereka mengurus serangan tiba-tiba tersebut.
Menurut informasi yang azka berikan, anak kelas 12 kemarin sedang fokus untuk uji coba try out. Walaupun baru beberapa bulan penggantian tinggaktan kelas. Tapi sekolahnya mengantisipiasi agar saat try out yang asli mereka sudah terbiasa.
Hari ini Mahesa tidak mampir ke warbi dulu, maka sebab itu yang dia adalah orang pertama yang mereka hubungi. Sebab jika tidak ada Mahesa, semua teguran, omelan akan terus datang bertubi tubi kepada mereka.
Mahesa memarkirkan motornya, menaruh helm dan melihat sekelilingnya yang sudah terdapat banyak motor dan banyak orang disana.
Sapa para siswa yang terdapat disana tanpa suara saat mereka melihat Mahesa datang dengan tenang dan tanpa dosa.
"Gue kira lo milih gak dateng" sapa bang Jovan yang pertama kali bersuara saat Mahesa sudah di dalam sana.
"Kabarnya udah sampe alumni" lanjutnya membuat Mahesa menoleh.
"Makanya dari tadi Zidan sama Jinan gak abis abisnya ngomelin petinggi angkatan lo sama anak bawahan lo" Jovan meneruskan.
Petinggi angkatan dan anak bawahan yang dimaksud ialah, teman teman satu angkatan Mahesa. Sejujurnya ia kurang suka dengan sebutan anak bawahan, anak buah, atau bawahan. Terkesan mereka enggan untuk menghafalkan nama yang membantu dan menemani mereka untuk satu sama lain.
"Gimana bisa sampe ke alumni?" Zidan kali ini bertanya pada Mahesa
Mahesa menghela nafasnya "dari anak BAKJA sendiri yang komunikasi langsung sama alumni mereka, gue gak bisa nahan soalnya mereka laporan setelah dua hari kejadian"
Dari informasi yang Mahesa dapat, anak BAKJA atau SMA Bakti Jaya yang menyerang sekolah mereka kemarin memang memberi laporan langsung ke alumni mereka, tujuannya hanya untuk mengadu domba sehingga dapat membuktikan siapa yang lebih unggul
"Anjing, basi banget dong" decihan dari Jinan terdengar "cupu banget sial"
"Biasa ajaa, Ji. Ludah lo muncrat nih anjeng" omel Zidan yang berada disampingnya.
"Gue gak peduli mau lo bilang mereka cupu atau gimana, tapi jing, alumni kita dapet info yang beda" Athala atau yang sering dipanggil Bang Ata bersuara
"Gak capek apa lo, diajak ngumpul alumni isinya cuma ceramah sama banding bandingin doang? Abis itu bonyok." Lanjutnya.
"Sekarang aja eneg, bang" Baskara bersuara membuat beberapa orang menatapnya tajam dan juga Jovan di sebelahnya tertawa pelan
"Taii lo, ini cara angkatan gue buat negur kalian" balas Ata tak mau kalah
"Lagian kenapa bisa gak dapet kabar BAKJA mau serang? Informan lo semua kemana? Kalah kan!?" Ata menatap semua yang berada di warbi garang
"Lo kira angkatan kita gak ada usahanya bang? Kalah? Siapa yang kalah? Mahesa cuma ajak berunding supaya fasilitas aman dan murid sekolah gak ada yang luka." Baskara menatap Ata dengan jengah.
"Gak ada sopan santun banget lo sama abang kelas!" Balas yang lain menatap garang Baskara
"Kalo gak kalah apa namanya? Nyerah? Apa dong?" Tanya Ata jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MaLaka
أدب الهواةFt Heesung winter Alaska, si cewek biasa dari kelas sebelah. Dan Mahesa, cowok pemegang angkatan di sekolahnya.