28. jalan

218 29 5
                                    

Selamat membaca 🌻

0○0

Alaska adalah salah satu alasan mengapa hari ini dirinya menampilkan senyum lebar. Bahkan Baskara berkali-kali merutuki dirinya karena bocah itu takut kalo Mahesa kesurupan.

Mahesa hanya acuh dan melanjutkan mengetik pesan untuk dikirimkan ke gadis yang sedang mengikuti pelajaran olahraga dilapangan.

Mahesa
| Mataharinya lagi panas banget
| Muka lo jadi kaya kepiting rebus gitu

Yang tentu saja langsung dapat tatapan garang dari Alaska yang jauh di lapangan sana.

Mahesa secara tiba-tiba dirangkul oleh Aldebaran yang baru saja keluar dari kelasnya. Ia membisikan sesuatu sampai Mahesa rela meninggalkan kegiatannya untuk melihat Alaska dan menyusul beberapa temannya yang lain.

Saat waktu pulang sekolah tiba, Alaska menunggu kedatangan Mahesa yang memintanya untuk menunggu digerbang sekolah. Iya, Setelah dirinya diajak oleh Aldebaran untuk pergi, sepertinya pemuda itu tidak mengikuti kelas sampai bel pulang sekolah.

Jadi selama istirahat pun, Alaska tidak melihat adanya kehadiran Mahesa dimanapun.

Alaska terus mengecek ponselnya menunggu kabar Mahesa. Dalam pesan nya, Mahesa mengajak Alaska untuk pulang bersama. Walaupun dirinya sempat bingung karena tidak melihat Mahesa di sekolah, Alaska tetap mengiyakan, lumayan ongkos.

Raya juga sebenarnya tadi sempat menenangkan Alaska yang terlihat sangat mencari Mahesa walaupun gadis kecil itu tidak akan mengakui tindakannya.

"Santai, paling cabutnya ke Warbi noh" Kata Raya lalu lgsung melahap makanannya santai.

Alaska jadi ikut nyantai juga kaya yang Raya bilang. Bahkan setau dirinya, jarak antara sekolahnya dengan tempat tongkrong Warbi tidak terlalu jauh, tapi Mahesa belum juga sampai walaupun sudah hampir setengah jam ia menunggu.

Sekolah sudah mulai sepi, tinggal yang ekskul saja. Bahkan dirinya tadi sempat bertemu dengan Shaka dan dirinya diberi minuman isotonik secara cuma-cuma.

Sampai dirinya mengalihkan pandangan kedepan, mendapati Mahesa dengan pakaian yang sudah berganti menggunakan pakaian rumahan.

"Lo pulang ke rumah? bukan ke warbi??" Mahesa yang ingin melepaskan helm di kepalanya tertawa.

"Lo mikirnya kemana emang?" Terlihat wajah Mahesa yang belum Alaska lihat hari ini.

"Warbi???" Tanyanya meneliti wajah Mahesa, "Pipi lo kok lebih merah, di tonjok siapa?" Tambahnya dengan tatapan horor.

Mahesa cuma meringis, gadis mungil itu ternyata sadar, "Gak kok." Mahesa langsung mengambil helm yang sengaja ia bawa dibawah jok motornya.

"Deketan sini" Mahesa menyuruh Alaska untuk lebih dekat dari dirinya.

Alaska mendekat, lalu Mahesa dengan seksama memakaikan Helm berwarna Putih itu kepada Alaska.

Sedangkan Alaska sempat mematung, sadar bahwa jarak Mahesa dan dirinya sedekat ini.

'click'

Helm terpasang. Mahesa menurunkan kaca helm tersebut dan menepuk-nepuk helm yang dipakai Alaska.

"Gak buru-buru kan?" Tanya Mahesa melihat kearah Alaska yang sedang menaiki motornya.

"Enggak, kenapa?"

"Mau cari makan dulu, gapapa?" Mahesa menolehkan kepalanya kesamping,

"boleh" balas Alaska. Lalu Mahesa menjalankan motornya menyusuri jalan menuju tempat yang disarankan oleh Gerlado tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MaLaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang