selamat membaca🌻
0○0
Alaska menghela nafasnya, lelah mendengar kericuhan yang dibuat oleh Baskara dan Raya di kantin siang ini.
Beruntung nya Cilla dan Gerlado karena mereka pergi lebih dahulu karena ada urusan.
Sebenarnya yang ia lakukan disini adalah menunggu Mahesa. Apa lagi? Pemuda itu mengajaknya pulang bersama, tapi harus mengurus sesuatu dulu katanya.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 30 menit lalu, tapi Mahesa belum juga menunjukan batang hidungnya. Baskara disini juga menunggu orang yang sama dengan Alaska, sedangkan Raya terpaksa menunggu karena motornya dijadikan jaminan oleh Baskara. Kuncinya diambil dan disimpan sebaik mungkin maka dari itu sedari tadi Raya terus mengomel kepada Baskara sehingga menyebabkan keributan kecil.
Banyak dari siswa di sekolah sudah meninggalkan sekolah di siang hari ini. Walaupun ada beberapa siswa yang memiliki kepentingan di sekolahnya seperti Aldebaran yang tadi ikut pergi bersama Cilla dan Gerlado untuk mendatangi ruang guru selepas pulang sekolah. Secara Aldebaran itu wakil ketua kelas.
Lelah melihat pemandangan ributnya antara Raya dan Baskara, Alaska mengedarkan pandangannya. Lalu melihat lumayan banyak siswa berhamburan masuk kedalam sekolah. Hal tersebut mengundang perhatian antara Baskara dan Raya tentunya.
Merek bertiga langsung berdiri, mengamati situasi, sampai salah satu dari siswa tersebut berlari menuju Baskara dengan terengah dan keringat mengucur di dahi nya.
"Bas, Mahesa panggil Mahesa!"
Baskara yang bingung hanya bertanya kenapa tapi siswa tersebut hanya mengulang perkataannya mencari Mahesa.
"Mahesa atau Kak Nathan. Hubungin mereka sekarang, Bas!" Ujarnya
"Gak akan gue hubungin mereka kalo lo abu abu gini ya, Bangsat!" Ujar Baskara kesal
Siswa tersebut membuang nafasnya kesal, "Sekolah di serang, panggil Mahesa sekarang!"
"Panggil Mahesa, Bas. Mereka narik satu persatu anak Garsa buat tanya dimana Mahesa."
Baskara menyirit, lalu menyuruh Raya untuk segera mengabari temannya yang lain. Gak lupa ia mengabari angkatan atasnya, kak Nathan.
Karena kericuhan yang terjadi, Aldebaran berlari menemui Baskara secepatnya, pesan singkat di grup Garsa angkatannya membuat mereka yang sudah pulang kerumah bergegas kembali ke sekolah.
"Siapa?" Tanya Aldebaran menyusul langkah Baskara menuju gerbang utama.
"Gatau, kalo sampe anak Bakti jaya atau Bumi Putra nyerang lagi. Abis tuh informan sama gue!" Ujar Baskara mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Bukannya sesuai perjanjian, dari mereka gak ada yang boleh serang menyerang lagi?" Al menyiritkan keningnya bingung
"Gue gatau,"
"Kalo itu bener mereka, gue bonyokin petinggi mereka!" Ujar Baskara tajam. Aldebaran hanya mengikuti langkahnya yang kian melebar, sungguh di luar perkiraan.
Perjanjian antara sekolah terkait serang menyerang sudah disepakati. Entah apa yang terjadi bila salah satu ada yang melanggar. Bukan hanya angkatan kak Nathan yang akan turun langsung, tapi angkatan Bang Kemal keatas lah yang akan mengurus masalah ini. Lagi-lagi tugas angkatan mereka nantinya hanya kacung yang disuruh dan tak terlihat.
Menjauhnya Aldebaran dan Baskara tentunya membuat Alaska dilanda kebingungan. Mahesa belum juga menjawab teleponnya, Raya juga sibuk mengabari angkatan kak Zidan yang seharusnya sudah berada di rumah sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
MaLaka
FanfictionFt Heesung winter Alaska, si cewek biasa dari kelas sebelah. Dan Mahesa, cowok pemegang angkatan di sekolahnya.