14. serangan bumi putra

305 57 2
                                        

Selamat membaca🌻

Happy eid mubarak! Selamat mam opor bagi yang merayakan👋🏻😍💖

0●0


Pemuda tersebut memejamkan matanya dengan hembusan nafas yang terdengar kesal dan lelah sudah menjadi satu. Apalagi ia mendengar kabar kalau angkatan yang berada diatasnya sedang menuju tempatnya dan temannya beristirahat sejenak.

Mahesa menyuruh temannya untuk lebih dahulu mengobati luka-luka yang memang mereka dapatkan. Menyingkirkan permasalah nanti yang akan datang dengan angkatan diatasnya.

Berbeda dengan temannya yang didapati banyak goresan dibagian tangan, wajah, bahkan memar biru dibadannya. Mahesa hanya memiliki luka gores di bagian wajah, karena ia lebih sering menghindari serangan musuh. Walaupun badannya remuk tadi karena terkena pukulan balok yang entah didapatkan lawan dari mana. Menurutnya, luka yang ia miliki tidaklah seberapa.

"Kalo lo ngerasa sakit yang gak bisa di tolerir, kasih tau gue. Biar langsung ditanganin" ujar Mahesa yang langsung diangguki oleh teman seangkatannya.

"Capt" panggil Baskara

"Gue sakit.." lanjutnya membuat Mahesa menatapnya khawatir, begitu pun yang lain

"Yang mana bas?" Azka segera mengambil kotak P3K

"Lo kena pukul balok tadi?" Tanya Geraldo

"Di bagian mana, Bas?" Aldebaran melihat sekujur tubuh Baskara teliti

"Sini" Baskara menunjuk perutnya "maag gue kambuh anjing"

"Yeee bangsat"

"Gue kira kena pukul anjing"

"Gue lempar alkohol 70% lu"

"Halahhh emang gak bisa dibaikin nih setan"

Dan banyak ocehan ocehan lain dari mereka yang sudah khawatir. Bahkan Mahesa pun sama, ingin rasanya mencekal leher Baskara agar  selalu bicara tanpa membuat orang lain berpikiran macam macam.

"Beneran anjing, maag beneran gue. Linu banget perut gue sat" rengek Baskara dengan tangan yang terlihat memeras perutnya.

"Lo kalo mau cabut duluan gapapa, Bas. Langsung kedokter aja dari sini" titah Mahesa setelah melihat Baskara yang tidak main main.

"Serius?"

Mahesa mengangguk, "dianterin sama Azka tuh" tunjuk Mahesa asal.

"Ayok! cabut sa, gue anter lo, Bas. Jangan banyak tingkah di motor"

Mahesa mengangguk, melihat kepergian dua temannya yang menjauh dari pandangan mereka.

"Terakhir ribut di bulan ini ya, Sa? Sesuai janji lo." Seru Geraldo yang diangguki oleh beberapa temannya.

"Ya gak bisa dong, tadi kita emang menang. Tapi gak nutup kemungkinan buat mereka nyerang lagi." Balas salah satu dari mereka.

"Ketua lo janji bulan ini terakhir."

"Kalo mereka nyerang kita dadakan kaya waktu itu bukannya tambah ancur? Gimana nih, Sa?"

"Ya gabisa gue juga bulan ini ada turnamen futsal, bisa bisa nama gue dikeluarin dari tim inti"

"Gue juga ada olimpiade"

"Itu urusan lo semua, jangan egois cuma bisa mentingin diri sendiri. Liat situasi nanti lah, kalo ada serangan masa kita diem aja?"

"Gue pastiin gak akan ada."

"Lo siapa, Do? Ketua bukan sok ngatur"

"Bangsat!"

MaLaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang