18. siapa?

182 38 4
                                    

Selamat membaca🌻

0○0

Mahesa dari jauh menatap Nathan, pemegang ketua angkatan di angkatan atasnya berada disamping Alaska. Entah, perasaan Mahesa tiba-tiba lebih ke kesal dan ingin terus menatap Alaska disana dibandingkan ikut berteriak mendukung tim futsalnya disana.

"Samperin sih kalo kata gue" tegur Aldebaran yang entah dari kapan memergoki dirinya melihat kearah Alaska terus.

"Gak ah" Mahesa menggeleng, Mahesa pikir untuk apa ia kesana. Mau kasih alasan apa Mahesa ke Alaska yang tiba-tiba datang di samping Alaska.

"Kata gue sih jangan lama lama, nanti keburu diambil orang" ledek Al

"Siapa?" Mahesa malah bertanya, "tuh, bang Nana lo kira bukan orang?" Jawab Aldebaran sebal.

Berbeda dengan Mahesa, Alaska hanya sesekali menjawab dari pertanyaan yang terus terusan terlontar dari mulut kak Nathan di sebelahnya.

Raya terus bersorak mengeluarkan suara dan energinya untuk mendukung sekolahnya. Sedangkan Cilla berusaha untuk menjauhkan Alaska dari kak Nathan.

"Kalo macem macem sentil aja jidatnya" ucapan Cilla terdengar kecil di tengah teriakan teman teman sekolahnya.

Alaska mengangguk, mengerti.

Sampai sekolahnya dinyatakan menang dalam babak ini. Raya, Cilla, Alaska, bahkan Kak Nathan keluar tribune karena selesai sudah pertandingan kali ini.

Sepanjang perjalanan keluar, Raya terus saja melontarkan cerita dari ia menonton pertandingan tadi, mulai menghafalkan siapa saja yang kena kartu kuning, kecurangan yang terdapat pada tim lawan, serta Shaka yang terlihat lebih berenergi dibandingkan pertandingan sebelumnya.

Cilla mah sudah dirangkul sama Geraldo, pacarnya. Alaska hanya menyimak saja, karena berjalan keluar stadion itu berdesakan, ia memegang tangan nya Raya agar dirinya tidak terpisah dari yang lain.

"Gue jagain dari belakang, La" kak Nathan tepat berada di belakangnya, memperhatikan sekeliling agar Raya dan Alaska tidak terpisahkan.

Cilla yang melihat itu dari belakang mereka hanya menggeleng, buaya memang punya seribu satu cara buat dapetin mangsanya.

Saat sudah sampai parkiran, Alaska menghela nafas panjang, tenang. Raya terus terusan mengoceh sampe beberapa kali di tegur sama Cilla suruh diem dulu sebentar soalnya Cilla yang denger aja capek, gimana Raya.

Alaska hanya tertawa melihat perdebatan milik Raya dan Cilla, begitu lula Geraldo yang menggelengkan kepalanya tanda ia udah gak peduli mendengar perdebatan mereka.

Mata Alaska mengeliling, mencari Mahesa, katanya Mahesa tadi dia diminta buat nunggu dia diparkiran aja, tapi orangnya malah belum muncul.

"Nyari siapa?" Tanya Nathan, Alaska menggeleng "engga kak"

"Pulang bareng gue aja, udah mau malem nih" ajak Nathan yang lagi lagi mendapat gelengan dari Alaska.

Bukan hanya Alaska, Raya juga ikut menggeleng, membuat Nathan bertanya kenapa Alaska yang dia ajak tapi Raya yang ikut menolak?

"Lo kan baru kenal temen gue, gue sebagai temen yang baik mau melindungi Alaska dari cowok model lo. Gak akan gue kasih lah, apalagi baru kenal, cih" Nathan tertawa, menerima pendapat dari Raya yang ternyata disetujui oleh Cilla juga.

Aduh susah nih kalo restu temen temennya belum turun, Batin Nathan.

"Yuk?" Mahesa tiba-tiba datang merangkul pundak Ala.

Yang dirangkul kaget dan panik, iyalah soalnya kadang otak, hati, dan badannya gak satu jalan. Kaya sekarang, otaknya minta ngelepasin rangkulan Mahesa, tapi hati dan badannya menolak.

MaLaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang