🌵 RBW 1

439 33 5
                                    

1

🌵🌵🌵

Sebenarnya ada beberapa hal yang membuatnya ingin mentato jari tengahnya dengan tanggal hari ini.

Pertama, lorong hotel ini terlalu sepi. Hyein harus menekan alarm kebakaran untuk mengecoh para cecurut yang terlihat terlalu rapi; kemeja, celana kain, jas, pantofel, bahkan dasi.

Kedua, Hyein harus berlari kencang di sela-sela rak berbadan besi agar tembakan mereka meleset untuk menguras senjata lawan yang penuh berisi.

Ketiga, Hyein ingin memangkas rambutnya untuk buang sial. Tapi gaessibal! Rambutnya sudah pendek dan Hyein tidak ada rencana membotaki kepala untuk menyediakan perosotan gratis untuk serangga.

Dan yang keempat. The holy fucking fourth! Hyein sedang berlari bersama cinta pertamanya! Cinta. Pertama. Yang sudah menikah dan memiliki istri sejak dua tahun lalu.

Kurang sial apalagi?

"Sebenarnya siapa mereka?" tanya pria itu heran.

Hyein hanya bungkam, selain sibuk memikirkan cara kabur, ia sendiri juga tidak tahu identitas pasti mereka. Hell!

Dengan sigap ia mengambil tangki pemadam kebakaran dan menghancurkan kaca dalam sekejap. Tanpa kesulitan Hyein melewati dinding kaca pecah tanpa meleceti kulitnya sedikitpun.

Oke, hal yang patut disyukuri adalah ia menyamar dalam kemeja, celana pendek, boots dan topi.

Sebenarnya penyamaran sempurna untuk dilakukan di hotel. Siapapun tidak akan mencurigainya.

Hah, sudah dibilang. Ia sial sekali hari ini sampai di tahap ingin mentato tanggal di jari tengahnya.

"Cepatlah jika kau tidak ingin mati konyol disini" sengitnya saat sampai di atap gedung yang lebih rendah. Ia berada di luar hotel, berdiri di atap gedung.

Suara langkah kaki mendekat dan Hyein tidak punya pilihan selain memaksa Kyuhyun mengikutinya kecuali ingin merasakan muntahan peluru menembus daging dan tulangnya.

"Sial" desis gadis itu mendapati gerombolan tadi kembali mengejar tepat di belakang mereka.

Kyuhyun masih kebingungan. Ia tidak mengerti saat Hyein tiba-tiba menarik dan menciumnya. Yang ia lakukan hanya membalas, tapi kemudian mereka dikejar segerombolan pria berbadan besar. Ia hanya menerima ikhlas rejekinya. Kenapa ia malah mendapat instan karma? Oh, instan mie saja perlu tiga menit untuk jadi, lalu kenapa instan karma hanya perlu dua lumatan di bibir bawah?

Haruskah begini situasi reuni mereka?

Baru mau melayangkan protes lagi saat menolehkan kepala pada gadis yabg berlari di sampingnya. Pria itu malah disuguhi pemandangan Hyein yang sibuk melucuti kancing kemejanya sendiri, memperlihatkan black lace bra menjepit payudara putih penuh. Kontras yang sangat menggiurkan.

Jenis bra yang tidak menyangga dengan baik dalam situasi berlarian seperti ini.

Pria itu menelan ludah susah payah saat bulatan itu mengikuti gerakan lari Hyein dan mengayun lembut, menggantung indah.

"Perhatikan larimu, Cho Kyuhyun!" peringat Hyein. Gadis itu selesai membuka kemejanya. Kini berkibar karena tabrakan angin. Ia kemudian menarik paksa kalung berbandul kunci di lehernya. Memutir kepala kunci itu yang entah bagaimana berisi engsel. Setelah itu kunci tersebut bertranformasi. Kulit peraknya membuka. Strukturnya tersusun ulang, membongkar sendiri kemudian bersatu kembali, membentuk pistol kecil berwarna perak.

REFILL: Breaking WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang