🌵 RBW 14

109 20 2
                                    

14

🌵🌵🌵

"Oh my god!" pekik Christine saat ia menemukan Hyein dan Kyuhyun hampir telanjang saling bercumbu di tengah-tengah lemari yang baru dibukanya. Gadis itu langsung menutupnya kembali daripada harus mengotori mata lebih lama.

Apa-apaan?!

Tidak berselang lama, pintu lemari kembali terbuka, Hyein dan Kyuhyun dengan wajah memerah keluar tanpa sepatah kata. Dasar tidak tahu malu!

"Bagaimana kalian tahu kami disini?" tanya Hyein lebih kepada Christine daripada Joan yang berdiri beberapa langkah darinya dengan wajah mengeras. Entahlah, ia merasa tidak nyaman, juga enggan menghadapi emosi Joan yang bisa saja muncul kembali untuk melaporkannya pada Charles.

Belum Christine menjawab, suara kekehan Joan terdengar, terkesan menertawakan dan menyindir. Hyein tahu jelas itu untuknya, dan meskipun Hyein tidak dalam posisi benar disini, gadis angkuh itu tentu tidak suka dan melirik Joan tajam.

"Aku pernah mencarimu kesini saat kau tiba-tiba kabur ke New Haven, Lyn" jawab Joan yang kini sudah mendudukan dirinya di ranjang. Kakinya ditumpuk bersilangan menilai.

Sedangkan Hyein memilih tidak menanggapi dan melenggang santai melewati Christine menuju toilet untuk menggunakan busananya.

Joan, dengan darah yang mendidih entah bagaimana akhirnya hanya diam.

Yah, beberapa minggu lalu Hyein memang berhasil membujuk Joan untuk tetap membantunya. Bisa dibilang Hyein juga mulai menyadari apa yang dikatalan Christine tentang perasaan Joan waktu itu.

Setalah amarah Joan melewati fase puncaknya, Hyein kembali memohon dengan air mata palsu pada Joan. Beruntungnya pria itu bersedia mengikuti alur Hyein. Bahkan, entah bagaimana Hyein berhasil membuat Joan menerima Kyuhyun juga. Sejak itulah Hyein menyadari kebenaran dalam dugaan Christine.

Meski pria itu sering kali mengeluarkan nada sinis belakangan ini, tapi ia tetap berada di dekat Hyein. Joan juga sepertinya tidak akan membiarkan Kyuhyun tetap bersama Hyein sementara ia harus pergi jika Hyein meminta pengawal baru pada ayahnya.

Pria berbadan kekar bak pegulat itu akhirnya mengalah.
Kembali ke apartemen Hyein, mereka langsung mengadakan konferensi di sebuah meja bundar yang dikelilingi empat kursi.

Hyein menjelaskan apa yang ditemukannya, gadis itu juga menjelaskan tentang ayahnya.

"Kita harus melepaskan mereka dan membongkar keberadaan Trevor" finalnya.

Gadis itu memang benar tidak menyukai binatang. Oh, jangankan binatang, anak-anak saja dia tidak suka. Tapi Hyein bukan golongan manusia yang tidak peduli terhadap penyiksaan hewan, bukan juga penganut pembenaran tindak kriminal. Ah meskipun ia kerap kali menumbangkan manusia, tapi ia tidak pernah membunuh mereka. Tidak sekalipun.

Well, mungkin itu yang banyak orang pikirkan─jika ia membunuh, tapi senjatanya yang selama ini ia gunakan yang berisi rakitan cairan itu memang akan membuat seseorang tumbang. Tapi tidak dalam arti meninggal. Ia hanya merancangnya sampai tahap mereka hilang kesadaran saja.

Ayolah, gelar dan sumpah dokter masih melekat dalam dirinya.

Jadi ya, Hyein ingin melepaskan semua binatang-binatang yang dilihatnya kemarin, kata sisa hati nurani yang dimiliki sesosok gadis egois. Meski tidak dapat dipungkiri jika terdapat dorongan lain dalam dirinya.

Entahlah.

Hyein tidak tahu. Ia hanya merasa tidak menyukai kelompok itu sejak awal. Atau mungkin fakta jika ayahnya adalah bagian dari mereka juga menyumbang benci atau malah itu adalah faktor utamanya. Hyein membencinya, hyein kecewa padanya. Pria itu menghancurkan masa lalunya, masa depannya, dirinya. Menjadi penyebab tembok kegelapan mengurung dirinya, menghalau setiap cahaya yang berusaha menggapainya.

REFILL: Breaking WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang