🌵 RBW 20

97 24 3
                                    

20

🌵🌵🌵

Bukannya menjalankan rencana ke hotel untuk mengamuk, setelah membuang harga diri ke jurang, memakai kembali pakaiannya dan memeriksa kolong sofa apartemen Kyuhyun untuk menemukan kunci yang ia lempar sendiri, Hyein memilih pulang ke rumah.

Gadis itu masuk melalui jendela, tangannya menenteng alas kakinya. Dengan langkah ringan ia melewati ruang tamu dan tangga, mengendap bak profesional terlatih, well, tentu saja mudah baginya untuk sampai ke kamar tanpa diketahui siapapun.

Sebenarnya jika hanya Annie, tidak pulang pun bukan masalah. Tapi sekarang ada orang tuanya disini.

Hyein tahu ia akan diinterogasi jika ketahuan.

Tentu saja, ini pukul satu pagi dan jika seseorang memergokinya, akan ada sesi tanya jawab dadakan. Hyein malas meladeni, lagipula ia sedang ingin menangis dan meringkuk saja di balik selimut.

Mengeluarkan beberapa pulpen bius dari saku, juga peluru berukuran super mini, Hyein melepaskan baju, menyisakan tanktop dan segera memasuki selimut untuk membungkus dirinya dan terisak berjam-jam disana.

Sudah lama ia tidak menangis begini. Dan gadis itu larut dalam tangisnya hingga tanpa sadar jatuh tertidur yang membuat matanya sebesar tomat di pagi hari.

Whats with those eyes?” tanya Hyesoo.

Hyein mengusap wajah, Hyesoo baru saja membangunkannya dengan membuka jendela hingga sinar mentari menyerbu masuk membasahi setiap sudut kamarnya. Dan jelas, Hyein yang baru tidur pukul lima merasa terganggu.

Ibu angkatnya itu mendekat dan duduk di tepi ranjang untuk memperhatikan Hyein lebih lekat.

She looks terrible

Oh, anaknya sungguh mengerikan. Mata bengkak, wajah murung dan rambut kusut.

“Kau menangis? Apa yang terjadi? Siapa yang membuatmu menangis setelah bercinta?” serbunya.

“Bercinta apa?” Hyein mengernyit bingung. Ia masih menggunakan pakaian dan tidak ada makhluk yang bisa diajak bercinta di kamarnya. Lagipula ia baru kehilangan parter FWBnya kemarin. Mau bercinta dengan siapa? Oh, sial.

Sedangkan Hyesoo hanya berdecih dan mengangkat dagu menunjuk bagian dada Hyein.

Hyein menunduk, melihat bukit kembarnya, lengkap dengan bra berlapis tanktop dan bercak ungu disekitaran.

Holy shit!

Jejak hasil maha karya Kyuhyun dua hari lalu.

Hyesoo tidak perlu diajari lagi, ia bisa mengenali jelas bekas apa itu. Meski sudah cukup samar.

Kenapa bekasnya belum hilang juga? Sebenarnya seberapa gila mereka dua hari lalu? Mereka pasti saling memakan bak orang kelaparan.

Dan sialannya, Hyein kehilangan pria itu sekarang. Yah, sepertinya pria itu berhasil membuat luka yang sama seperti yang Hyein alami dulu. Luka yang akan menganga lama hingga ia kehilangan gairah hidup. Peduli setan dengan Trevor, ia lebih membutuhkan ember untuk menampung kubangan air matanya saat ini.

Please don't tell Dad” pinta Hyein dengan suara serak seperti kodok.

“Apa yang terjadi?”

“Berjanji dulu kau tidak akan memberitahu Dad

Depends on what happened

Hyein menarik napas panjang, apa yang harus ia katakan? Lagipula mereka tidak ada status resmi yang layak untuk dipamerkan. Gelombang nyeri itu kembali menghantam hingga membuat perutnya mual. Bagaimana ia harus menjelaskan?

REFILL: Breaking WallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang