⚠️
13
🌵🌵🌵
Menyambut pagi hari di pondok, kali ini Hyein tidak meninggalkan Kyuhyun. Setelah menikmati berada dalam dekapan hangatnya semalaman, Hyein memutuskan menyegarkan pikiran dengan mandi.
Sepertinya mereka sudah terlalu nyaman dengan pondok diujung perkebunan anggur itu, menganggap pondok ini sebagai rumah sendiri. Mereka bahkan hapal betul dimana letak barang yang harus dicari. Terlebih sekarang sudah pagi, semuanya menjadi lebih mudah untuk menemukan apapun.
Memutar keran untuk menghentikan aliran air yang tetap meneteskan buliran air setiap detik, Hyein mengeringkan tubuh dengan handuk yang tersedia, berlanjut menggunakan bra dan celana dalamnya.
Ketenangan alam yang dipecah suara tetesan air serta gerakannya menggunakan pakaian dalam membuat semuanya di perbatasan hutan ini terdengar jernih dan menenangkan. Beberapa kali burung berkicau menyambut pagi yang sejuk dan menyenangkan. Harusnya ia dapat menikmati ketenangan ini, atau mungkin dapat menyambut mentari dengan bermandikan sinarnya sambil menikmati beberapa biji anggur yang mulai memerah.
Namun kini tidak lagi. Terlebih setelah Hyein mendengar patahan ranting.
Tidak memerdulikan kondisi tubuhnya yang tidak benar-benar terbungkus sempurna, gadis itu melangkah keluar kamar mandi hanya dengan bra dan bawahan hitam senada yang kontras dengan kulit pucat segarnya yang merona.
Langsung berhadapan dengan Kyuhyun yang sudah terbangun─masih bertelanjang dada dengan perban membungkus sebagian dada bidangnya, pria itu duduk terdiam seakan membaca situasi dalam mode siaga di atas ranjang. Yang kemudian mengalihkan pandangannya menuju Hyein yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi. Matanya berubah menggelap pekat.
Pria itu terdiam, sebelum menutup matanya beberapa saat yang kemudian terbuka kembali dalam pancaran yang lebih tenang, kini tidak menatap Hyein.
Beberapa detik mereka mempelajari situasi sampai Kyuhyun bangkit berdiri dan menarik Hyein untuk masuk ke dalam lemari sempit yang terletak di sudut ruangan. Satu-satunya penyimpanan besar yang mampu menyembunyikan dua tubuh manusia dewasa. Mereka memampatkan diri dalam kotak sempit, saling berhadapan dengan busana minimal.
Astaga, bagian atas Kyuhyun hanya dililit perban, itupun hanya sedikit dan Hyein masih terlihat seperti pemain film porno terlebih dengan dada sintalnya yang membusung indah dan kencang yang terlihat belahannya menjepit.
Berhadapan dengan Kyuhyun dalam lemari remang untuk menyembunyikan diri bukanlah ide kreatif di pagi hari. Ini sama bahayanya dengan menghadapi maut! Ah sial, jika saja ia tidak kehabisan peluru dan Kyuhyun tidak dalam keadaan terluka, Hyein pasti memilih mengonfrontasi. Bukannya bersembunyi macam sekarang. Bukannya ia tidak bisa melawan, ayolah, Hyein itu sudah seperti Black Widow, hanya saja Trevor itu profesional dan mereka tidak sedikit dan ini masih di wilayah mereka. Bodoh jika ia memilih menyerang.
Maka, ia memilih menerima keadaan dan tidak mengambil resiko untuk kehilangan nyawa dan berdiam dalam lemari yang sempit itu, membuat tubuh mereka mau tidak mau harus saling menempel dengan lengan Kyuhyun yang melingkar di pinggang Hyein. Setidaknya tinggi lemari dapat menampung tingginya, meski Kyuhyun harus sedikit membungkuk dengan leher tertekuk tidak nyaman.
“What?” tanyanya saat Kyuhyun menatapnya intens.
“Just stay still” jawabnya dengan nada terkesan memperingati dan berbahaya. Manik gelapnya kembali memekat. Hyein menghentikan gerakannya mencari posisi nyamannya. Jelas itu tidak akan tercapai. Apalagi ia terkurung bersama Kyuhyun sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REFILL: Breaking Walls
RomantizmIngat genre hidup Hyein yang kalau kata Kim Young absen action? Well, sepertinya harus ralat. Tapi serius, Hyein super fucking serious saat ia mengatakan tidak akan peduli dengan cinta. Prinsip hidupnya sudah macam lirik lagu dua lipa! One, don't...