11

1K 78 8
                                    

Jangan lupa Follow dan Vote

.

.
⚠️BERI TAHU SAYA BILA MELIHAT TYPO⚠️
.
.

HAPPY READING
🐧
●●●●●

LOMBA

Pagi ini Ratu sudah berada di sebuah gedung universitas untuk mengikuti lomba. Bersama Bintang dan Bu Riyah, Ratu memasuki gedung itu. Tidak sedikit yang berkomentar dan terpana melihat Ratu. Kecantikannya dan juga keramah-tamahannya, siapa yang tidak akan terpesona pada sosok Ratu.

"Nanti, kalian duduk di kursi nomor urut 12 dan 13 ya. Bintang 13 dan Ratu 12. Kalau tidak bisa lewati saja dulu. Kerjakan semampunya, ingat, jangan sampai dicontek oleh tim lain," ujar Bu Riyah sambil memasangkan name tag pada Ratu dan Bintang.

"Baik, Bu." Ratu dan Bintang berjalan memasuki ruangan di mana ada meja dan kursi yang tertata rapi dan bernomor. Beberapa peserta lomba lain juga sudah berada di dalam ruangan ini. Walaupun waktu perlombaan tinggal 15 menit lagi, tapi, ini adalah hal biasa bagi Bintang.

Bintang dan Ratu menempati tempat duduk mereka. Di atas meja mereka meletakkan alat tulis mereka. Kali ini adalah babak penyisihan, di mana pada babak ini dari 360 peserta yang terpilih hanya 2 pasang dari sekolah yang berhasil menjawab dan mendapat nilai tertinggi.

"Gue kira lo gak bakal berangkat," ujar Bintang yang mendekatkan dirinya pada Ratu. Ratu mengerutkan dahinya dan menatap kearah Bintang yang sudah kembali menatap lurus ke depan. "Maksud lo apa?" tanya Ratu tak terima.

Tanpa melirik sedikitpun, Bintang menjawab pertanyaan Ratu. "Lo kan lagi sakit, nanti Fasya marahnya ke gue lagi," ujar Bintang.

Merasa tak terima atas apa yang Bintang ucapkan, Ratu menjawab dengan nada yang ditahan. "Gue sakit juga gara-gara pacar lo!" Bintang melototkan matanya pada Ratu. Manik mata mereka berdua bertemu. "Sekali lagi lo bilang Zanna pacar gue--" Bintang belum menyelesaikan kalimatnya, namun, Ratu sudah menyahut. "Apa? Mau apa lo?" ucapRatu yang diakhiri oleh smrik-nya.

"Gue buat hubungan lo putus sama Fasya," ujar Bintang dengan senyum bercandanya. Lain hal, Ratu menanggapi itu serius. "Lo!--"

"Perhatian! 5 menit lagi lembar soal akan dibagikan, harap tetap pada posisinya dan mengerjakan dengan jujur."

Suara panitia perlombaan membuat Ratu tidak dapat menyelesaikan ucapannya. Ratu hanya menghembuskan napasnya kasar dan Bintang tersenyum tipis melihat itu.

Lima menit kemudian lembar soal berjumlah 70 soal itu dibagikan beserta lembar jawaban dan lembar untuk menghitung yang berjumlah 15 lembar. Ratu sudah mulai mengerjakan soal itu dan menggoreskan bolpoinnya untuk memilih jawaban pilihan ganda dan menghhitung soal yang memang butuh menghitung seperti pada materi Gaya Laurentz, Vektor dan lainnya.

Bintang masih santai menatap Ratu dan mendekat ke telinga Ratu untuk membisikkan sesuatu. "Do'a dulu, jangan maruk," ujar Bintang yang kemudian memundurkan badannya dan mulai berdo'a. Ratu menyadari bahwa dirinya belum berdo'a dan menatap ke depan, lalu menatap ke Bintang yang tengah berdo'a, Ratu juga ikut berdo'a. Mereka menyelesaikan do'anya bersama dan mengerjakan soal masing-masing.

Bintang kembali mendekatkan dirinya pada Ratu. "Kalau gak bisa tanya, jangan sok bisa, jangan maluin nama sekolah," ujar Bintang. Jujur kali ini Ratu sudah mulai merasa terganggu dan menatap tajam pada Bintang. "Brisik batu!" Tidak, Ratu tidak berteriak, hanya menahan suaranya untuk tidak berteriak dan bersabar.

StarQueen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang