Bab 30

1.1K 149 7
                                    

"Sudah puluhan kali kita berada di dalam toilet itu, dan jaraknya cuma tiga bilik dari kita," kata Ron getir waktu sarapan keesokan harinya setelah mereka menyadari bahwa yang mati yang dimaksud Aragog adalah Martyle Merana. "Dan kita mestinya bisa menanyainya, dan sekarang..."

Mencari laba-laba sudah susah. Menghilang cukup lama dari pengawasan guru supaya bisa masuk ke toilet anak perempuan, toilet anak perempuan yang letaknya persis di sebelah tempat serangan pertama terjadi, akan nyaris tak mungkin.

Tetapi sesuatu terjadi dalam jam pelajaran pertama mereka, Transfigurasi, yang membuat Kamar Rahasia terlupakan untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu terakhir ini. Sepuluh menit setelah pelajaran dimulai, Profesor McGonagall memberitahu mereka ujian akan dimulai pada tanggal satu Juni, seminggu lagi.

"Ujian?" lolong Seamus Finnigan. "Kami masih akan ujian?"

Terdengar ledakan keras di belakang Harry ketika tongkat Neville Longbottom tergelincir, melenyapkan salah satu kaki mejanya. Profesor McGonagall mengembalikan keadaan meja itu dengan lambaian tongkatnya sendiri, lalu berpaling, mengernyit, kepada Seamus.

"Tujuan utama sekolah ini tetap dibuka pada saat seperti ini adalah agar kalian bisa menerima pendidikan," katanya tegas. "Ujian, karena itu, akan berlangsung seperti biasa, dan aku percaya kalian semua sudah belajar dengan tekun."

Belajar dengan tekun! Tak pernah terpikir oleh Harry akan ada ujian pada saat suasana kastil seperti ini. Terdengar banyak gumam memberontak di seluruh ruangan, yang membuat Profesor McGonagall mengernyit semakin galak.

"Instruksi Profesor Dumbledore adalah menjaga agar sekolah berlangsung senormal mungkin," katanya. "Dan itu, tak perlu kutunjukkan, berarti mencari tahu berapa banyak yang sudah kalian pelajari tahun ini."

Harry menunduk memandang sepasang kelinci putih yang seharusnya diubah menjadi sandal. Apa yang sudah dipelajarinya tahun ini? Rasanya dia tak bisa memikirkan sesuatu yang bisa berguna dalam ujian.

Tampang Ron seolah dia baru saja diberitahu dirinya harus tinggal seumur hidup di Hutan Terlarang. "Bisakah kaubayangkan aku ujian dengan ini?" dia bertanya kepada Harry, mengangkat tongkatnya, yang baru saja mulai bersuit keras.

Tiga hari sebelum ujian hari pertama, Profesor McGonagall menyampaikan pengumuman lain sewaktu sarapan.

"Ada berita baik," katanya, dan Aula Besar, alih-alih menjadi sunyi, malah meledak ribut sekali.

"Dumbledore akan kembali!" beberapa anak berteriak senang.

"Pewaris Slytherin sudah berhasil ditangkap!" pekik seorang anak perempuan di meja Ravenclaw.

"Pertandingan Quidditch akan diadakan lagi!" teriak Wood penuh semangat.

Ketika hiruk-pikuk sudah reda, Profesor McGonagall berkata, "Profesor Sprout telah memberitahuku bahwa Mandrake-mandrake sudah siap dipotong, akhirnya. Malam ini, kita akan bisa menghidupkan kembali anak-anak yang sudah dibuat Membatu. Tak perlu kuingatkan kepada kalian bahwa salah satu dari mereka mungkin bisa memberitahu kita siapa, atau apa, yang menyerang mereka. Aku berharap tahun mengerikan ini akan berakhir dengan kita menangkap si pelaku."

Anak-anak bersorak riuh-rendah. Ron kelihatan lebih riang daripada beberapa hari belakangan ini.

"Kalau begitu, kita tak perlu lagi menanyai Martyle Merana," katanya kepada Harry. "Hermione dan Heather mungkin punya semua jawabannya kalau mereka membangunkannya! Hati-hati saja, mereka akan sewot sekali kalau tahu tiga hari lagi kita ujian. Mereka belum belajar. Mungkin baginya lebih baik jika mereka dibiarkan Membatu sampai ujian selesai."

Saat itu Ginny Weasley datang dan duduk di sebelah Ron. Dia kelihatan tegang dan gugup, dan Harry memperhatikan tangannya saling remas di atas pangkuannya.

Born To Be Ready (Reader X Harry Potter Cast)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang