Bab 69

756 78 17
                                    

"Apa!?" Hermione memekik cukup keras, membuat seisi perpustakaan menoleh ke arahnya.

"Jangan ribut, Miss Granger! Lebih baik keluar daripada mengganggu orang-orang di sini," kata Madam Pince galak.

"Saya minta maaf, Madam Pince," kata Hermione yang masih berdiri dan tersenyum kikuk, kemudian membungkuk meminta maaf kepada anak-anak lain dan kembali duduk di kursinya. "Jadi...bagaimana bisa? Maksudku—aku tahu kalian pasti ada sesuatu," bisiknya cepat, mencondongkan tubuhnya lagi pada Heather yang wajahnya ditutupi buku di depannya.

Heather menurunkan bukunya dan mengeryit. "Maksudmu?"

"Begini..." Hermione tampak berpikir, mencari kata-kata yang pas. "Aku tanya, apakah Diggory ciuman pertamamu?" tanyanya, tak yakin, wajahnya jadi memerah malu menanyakan hal yang agak melantur.

Heather terdiam sejenak, tampak agak tersinggung, tapi kemudian ia menggeleng.

"Lalu, kutebak, Malfoy?"

Heather mengangguk pelan. "Tapi itu saat pelajaran dansa pertama kami, umur lima tahun," tambahnya cepat-cepat saat melihat Hermione yang sepertinya tak tahan untuk berteriak heboh lagi. "Kau tahu, seperti apa anak kecil berpikir...kami hanya berimajinasi tentang putri dan pangeran di dongeng-dongeng...lalu, ya...begitu. Itu terjadi begitu saja dan kami tidak pernah membahasnya lagi," jelasnya.

"Ah, iya. Aku mengerti," kata Hermione terlihat agak kecewa. "Tapi jujur...apakah kau menyukainya?...maksudku tidak mungkin kau tidak pernah—er—merasa sesuatu." Hermione menyengir, tidak tahu harus berkata apa dan berharap Heather mengerti apa yang dimaksudnya.

"Aku tidak tahu."

"Baiklah. Tapi kuyakin dia menyukaimu lebih dari yang kau kira."

"Maaf?"

Hermione menggerakkan kepalanya, menunjuk sesuatu di belakang Heather dengan dagunya. Gadis itu mengeryit, kemudian mengikuti arah pandang Hermione. Ia mendapati Draco terdiam, melipat tangannya di dada, menatap ke arahnya lekat-lekat dari salah satu meja yang agak jauh dari mereka. Sementara di sebelahnya teman-teman Slytherinnya mengobrolkan hal seru yang tak mereka ketahui.

"Cara dia melihatmu tidak pernah biasa," kata Hermione lagi setelah Heather berbalik ke arahnya.

"Kau yakin?"

Hermione tersenyum. "Begini...aku sebenarnya sama sekali tidak suka ada orang baik sepertimu dekat-dekat dengan orang biadab sepertinya. Ya...kau tahu dia pernah menghinaku, menghina banyak dari kita." Heather mengangguk pelan. Harus ia akui memang Draco suka sekali mencari masalah dengan anak-anak asrama lain. "Tapi kupikir...setelah melihatmu—maksudku cara dia memperlakukanmu, aku sepertinya setuju-setuju saja kalau kau akan berujung dengannya."

Heather mengeryit. "Oh, ayolah, Heather. Aku tahu kau hanya tidak mengakuinya," kata Hermione dengan nada yang di panjang-panjangkan.

Gadis itu tiba-tiba berdiri, membuat Heather tersentak kaget, kemudian mencondongkan tubuhnya lagi dan berbisik, "sepertinya ia mau berbicara denganmu. Kabari aku kalau hubungan kalian ada perkembangan." Mata Heather mengikutinya yang berlari-lari kecil, keluar dari perpustakaan.

"Apa di sini ada orang?"

Mata gadis itu beralih, melihat lelaki berambut putih pirang yang tahu-tahu sudah berada di sampingnya. Tangannya menyentuh bangku kayu di sebelah Heather dan menariknya untuk duduk setelah gadis itu menggeleng pelan.

"Apa yang kau bicarakan dengan darah lum—"

"Draco!" kata Heather memperingati.

"Oke baliklah. 'Apa yang baru saja kau bicarakan dengan Granger itu?' Lebih baik?"

Born To Be Ready (Reader X Harry Potter Cast)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang