Bab 82

399 49 0
                                    

"Lepaskan mereka," kata Heather tajam.

Semua orang beralih dari pintu ke arahnya yang sudah melepaskan kain menyumpal mulut dan sekarang berdiri di belakang Draco, menodongkan tongkatnya tepat ke leher lelaki itu. Ia melakukan persis seperti yang Draco lakukan padanya, malah dengan mata lebih menyeramkan berkilat-kilat.

"Kubilang LEPASKAN MEREKA!" teriak Heather, membuat mereka semua terkejut. "Atau kalian tahu apa yang akan terjadi pada pemimpin kalian ini."

"Kau tidak akan melakukannya, kan?" kata Pansy diiringi tawa gugup. "Kau tidak akan melukai Draco."

"Oh, tentu saja aku akan melakukannya," kata Heather mengancam. Gadis itu tidak melambaikan tongkatnya, tetapi bersiul dan secara mendadak seluruh piring plakat anak kucing di sana pecah. Semua orang menunduk melindungi kepala mereka kecuali Heather, membuat teman-teman Gryffindor-nya mengambil kesempatan untuk melakukan perlawanan dan berakhir dengan perkelahian fisik untuk berebut tongkat-tongkat mereka yang di sita.

"Berikan tongkat Harry," kata Heather di tengah kerusuhan itu, bergulingan di lantai bersama Draco dan Pansy yang saling berebut tongkat Harry.

"Tidak akan." Pansy menarik Heather menjauh dari Draco, tapi Heather melemparnya balik dan langsung mencengkeram kerah Draco. "Jangan berikan itu, Malfoy!"

"Petrificus totalus!"

Heather melemparkan kutukan Kaki Terkunci pada Pansy selagi ia naik ke atas tubuh Draco yang berusaha bangkit berdiri. Heather duduk di atas perut lelaki itu dengan tangan di leher, mengancam dengan matanya bahwa ia akan segera mencekik Draco saat itu juga. Kedua tangan Draco yang terkilir akibat bertarung dengan Heather, tergelepar ke samping mereka dan nyeri sekali kalau dipaksa digerakkan.

"Sudah cukup," kata Heather jengah, mengambil tongkat Harry dengan kasar dari kantung jubah lelaki itu. "Aku maafkan dengan syarat kali ini."

Draco menyeringai sambil terengah. Sudut bibirnya berdarah dan hidungnya mulai keunguan. "Semoga berhasil, kalau begitu," katanya tercekat. Heather melambaikan tongkatnya tepat ke depan hidung Draco dan lelaki itu pingsan seketika.

"Ayo, Heather. Kita harus menyusul mereka," kata Ginny, sudah berhasil berdiri di dekat pintu bersama yang lain.

Mereka berlari-lari kecil menuju hutan terlarang dengan segala kekacauan yang mereka alami, melewati semak-semak belukar dan akar-akar pohon yang membuat jalan setapak mengerikan di depan mereka tak rata. Heather memimpin di depan dengan Loki yang sedang mengendusi bau-bauan Harry dan Hermione sebagai petunjuk arah.

"Well, kita tidak bisa melakukan apa-apa tanpa tongkat." Suara Hermione yang putus asa terdengar semakin dekat. "Ngomong-ngomong, Harry, tepatnya bagaimana rencanamu untuk sampai ke London?"

"Yeah, kami baru saja bertanya-tanya tentang itu," kata Ron menanggapi.

Harry dan Hermione bergerak mendekat secara naluriah dan mengintip ke pepohonan.

Heather muncul dalam pandangan mereka, diikuti dari dekat oleh Ron, Ginny, Neville, dan Luna. Mereka semua tampak terluka sedikit—jubah Heather robek di bagian atas lengannya, rambutnya berantakan sehabis dijambak, dan pipinya memunculkan ruam biru; ada beberapa goresan panjang sepanjang pipi Ginny; sebuah benjolan ungu membengkak di atas mata kanan Neville; bibir Ron berdarah lebih parah dari sebelumnya—tetapi semuanya terlihat agak puas diri.

"Jadi," kata Ron sambil mendorong ke samping sebuah ranting yang bergantung rendah dan mengulurkan tongkat Hermione, "punya ide?"

"Bagaimana kalian lolos?" tanya Harry heran, sambil mengambil tongkatnya dari tangan Heather yang terluput padanya. "Heather mengancam mereka?"

Born To Be Ready (Reader X Harry Potter Cast)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang