Bab 65

802 68 0
                                    

Harry terbangun pukul setengah enam pagi berikutnya dengan kasar seakan-akan seseorang telah berteriak di telinganya. Selama beberapa saat dia berbaring tidak bergerak selagi prospek dengar pendapat itu memenuhi setiap partikel kecil dari otaknya, lalu, tidak mampu lagi menahannya, dia melompat dari tempat tidur dan memakai kacamatanya. Mrs Weasley telah meletakkan celana jins dan baju kausnya yang baru dicuci di kaki tempat tidurnya. Harry memakainya. Lukisan kosong di dinding mencibir.

Ron terbaring telentang dengan mulut terbuka, tertidur nyenyak. Dia tidak bergerak ketika Harry menyeberangi ruangan, melangkah ke puncak tangga dan menutup pintu pelan-pelan. Mencoba tidak memikirkan kali berikutnya dia akan berjumpa dengan Ron, ketika mereka mungkin bukan teman sekolah di Hogwarts lagi, Harry berjalan dengan pelan menuruni tangga, melewati kepala-kepala nenek moyang Kreacher, dan turun ke dapur.

Dia telah mengharapkan dapur itu kosong, tapi ketika dia mencapai pintu dia mendengar suara-suara pelan di sisi lain. Dia mendorong pintu itu hingga terbuka dan melihat Mr dan Mrs Weasley, Sirius, Heather, Lupin, dan Tonks duduk di sana hampir seolah-olah mereka sedang menunggunya. Semuanya berpakaian lengkap kecuali Mrs Weasley yang mengenakan sebuah gaun longgar berwarna ungu. Dia melompat bangkit saat Harry masuk.

"Makan pagi," katanya selagi dia menarik keluar tongkatnya dan bergegas ke api.

"P—p—pagi, Harry," Tonks menguap. Rambutnya pirang dan keriting pagi ini. 'Tidur nyenyak?"

"Yeah," kata Harry.

"Aku t—t—telah terjaga semalaman," katanya dengan kuapan menggetarkan lagi. "Kemari dan duduklah..."

Dia menarik keluar sebuah kursi, menjatuhkan satu lagi di sampingnya sewaktu melakukannya.

"Apa yang kau mau, Harry?" Mrs Weasley memanggil. "Bubur? Muffin? Ikan asap? Daging dan telur? Roti panggang?"

"Cukup—cukup roti panggang saja," kata Harry.

Lupin memandang Harry sekilas, lalu berkata kepada Tonks, "Apa yang kau katakan mengenai Scrimgeour?"

"Oh...yeah...well, kita perlu lebih berhati-hati, dia telah menanyakan pertanyaan-pertanyaan aneh kepada Kingsley dan aku..."

Harry merasa agak berterima kasih karena dia tidak perlu bergabung dalam percakapan. Bagian dalam tubuhnya menggeliat.

Heather tiba-tiba meletakkan tangannya di atas punggung tangan Harry yang tergeletak di meja, di sebelah piring makannya. Sepersekian detik Harry mengeryit, lalu ia merasakan ada sensasi dingin di kulitnya yang menjalar hingga kepala. Tidak menusuk, malah menyejukkan. Rasanya berbeda dari Penghilang ilusi yang diberikan Moody. Tubuhnya jadi terasa ringan dan beban di kepalanya berkurang.

"Apa yang kau lakukan?" bisik Harry.

"Menyembuhkan. Dengan sihir pemurnian."

Harry mengeryit lagi. "Apa yang bisa dilakukan sihir pemurnian?"

Heather sudah melepaskan tangannya dan dia memandang ke langit-langit, sedang berpikir. "Banyak. Pemurnian itu sendiri—penyembuhan, pembersihan jiwa, bisa mentransfer kegelapan hati...aku belum belajar semuanya." Harry mengangguk-angguk pelan.

Mrs Weasley menempatkan sejumlah roti panggang dan selai jeruk di depannya; dia mencoba makan, tapi rasanya seperti mengunyah karpet, pikiran-pikiran kecemasannya datang lagi. Mrs Weasley duduk di sisinya yang lain dan mulai mengurusi kaosnya, memasukkan labelnya dan merapikan lipatan-lipatan di bahunya. Dia berharap hal itu tidak dilakukannya.

"...dan aku akan harus memberitahu Dumbledore bahwa tidak bisa melakukan tugas malam besok, aku hanya terlalu letih," Tonks menyelesaikan sambil menguap lebar-lebar lagi.

Born To Be Ready (Reader X Harry Potter Cast)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang