Bab 79

477 56 0
                                    

"Tapi kenapa kamu tidak ikut pelajaran Occlumency lagi?" tanya Hermione sambil merengut.

"Sudah kubilang padamu," Harry bergumam, melirik Heather yang tutup mulut yang sedang menggambar sesuatu di perkamennya. "Snape menganggap aku bisa meneruskan sendiri sekarang setelah aku paham dasar-dasarnya."

"Jadi kamu sudah berhenti mendapatkan mimpi-mimpi aneh?" kata Hermione dengan skeptis.

"Kurang lebih," kata Harry tanpa memandangnya.

"Well, kukira Snape seharusnya tidak berhenti sampai kamu sepenuhnya yakin kamu bisa mengendalikan mimpi-mimpi itu!" kata Hermione dengan marah. "Harry, kukira kau harus pergi menemuinya kembali dan meminta—"

"Tidak," kata Harry penuh tenaga. "Hentikan saja, Hermione, oke?"

Saat itu adalah hari pertama liburan Paskah dan Hermione, yang kadang-kadang dibantu Heather, seperti kebiasaannya, telah menghabiskan sebagian besar waktu itu menggambar jadwal mengulang pelajaran bagi mereka berempat. Namun hari itu, ia tidak dibantu Heather karena gadis itu juga sedang merapikan jadwal belajar kekasihnya. Harry dan Ron membiarkan Hermione melakukan itu; lebih mudah daripada berdebat dengannya dan, siapa tahu, jadwal itu mungkin berguna.

Ron kaget sewaktu mendapati hanya enam minggu lagi hingga ujian mereka.

"Bagaimana itu bisa mengguncangmu?" Hermione menuntut, selagi dia mengetuk setiap petak kecil pada jadwal Ron dengan tongkatnya sehingga menyala dengan warna berbeda-beda menurut mata pelajarannya.

"Aku tak tahu," kata Ron, "ada banyak yang terjadi."

"Well, ini dia," dia berkata sambil menyerahkan jadwalnya kepadanya, "kalau kau mengikuti itu seharusnya kamu baik-baik saja."

Ron memandangnya dengan murung, tetapi kemudian menjadi cerah.

"Kau memberiku satu malam libur setiap minggu!"

"Itu untuk latihan Quidditch," kata Hermione.

Senyum itu memudar dari wajah Ron. Sementara Heather tertawa mengejek.

"Apa gunanya?" dia berkata dengan hampa. "Kita punya peluang memenangkan Piala Quidditch tahun ini sebesar peluang ayahku untuk jadi Menteri Sihir."

Hermione tidak berkata apa-apa; dia sedang memandang Harry, yang sedang menatap dinding di seberang ruang duduk dengan hampa sementara Crookshanks mencakar tangannya, mencoba mendapatkan garukan di telinga.

"Ada apa, Harry?"

"Apa?" dia berkata cepat. "Tidak ada apa-apa."

Dia meraih salinan Teori Sihir Pertahanannya dan pura-pura mencari sesuatu di indeks.

Crookshanks menyerah kepadanya dan menyelinap ke bawah kursi Hermione. "Aku bertemu Cho tadi," kata Hermione coba-coba. "Dia juga tampak benar-benar merana...apakah kalian berdua bersiteru lagi?"

"Bertiga," koreksi Harry, menunjuk Heather yang menyeringai sambil menyingkirkan Candy yang berguling-guling di atas perkamennya. "Yeah, memang," kata Harry sambil meraih alasan itu dengan berterima kasih.

"Tentang apa?"

"Temannya yang pengadu, Marietta," kata Harry.

"Yeah, well, aku tidak menyalahkanmu!" kata Ron dengan marah, sambil meletakkan jadwal mengulang pelajarannya. "Kalau bukan karena dia..."

Ron mengomel panjang lebar tentang Marietta Edgecombe, yang Harry dapati membantu; yang harus dia lakukan hanyalah tampak marah, mengangguk dan berkata "Yeah" dan "Itu benar" setiap kali Ron menarik napas, meninggalkan pikirannya bebas untuk diam, bahkan lebih menyengsarakan, pada apa yang telah dilihatnya di Pensieve.

Born To Be Ready (Reader X Harry Potter Cast)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang