The Only One : Chapter 13

2.5K 198 21
                                    

Happy Reading!

.

.

🌴🌴🌴🌴

Di dalam Apartemen miliknya, Lalisa duduk termenung di dekat jendela yang menghadap langsung ke arah balkon kamarnya. Dengan kedua kaki terangkat dan tangan kiri yang menumpu dagunya, ia menghela nafas saat mendapati kesunyian di ruangan sebesar ini.

Kakaknya sedang pergi berlibur bersama kekasihnya ke London dan meninggalkan dirinya sendirian di Apartement mereka yang cukup besar ini. Oh ayolah, Lalisa butuh seorang teman. Ini adalah hari keduanya berada di Korea tetapi ia tidak bisa keluar sama sekali karena salju yang turun terus menerus.

"Astaga, aku benar-benar bosan sendirian disini." Keluhnya dengan wajah tertekuk. Ia juga tidak mungkin meminta Sohee untuk datang kemari karena walaupun mereka berada dalam satu gedung, ia tak ingin mengganggu waktu istirahat sang manager.

Akhirnya ia memutuskan pergi ke dapur untuk membuat cokelat panas. Ia juga mengeluarkan satu kotak cake dan juga camilan untuk dibawanya ke ruang keluarga. Pada akhirnya, menonton lah yang menjadi pilihannya dalam membunuh waktu yang sangat membosankan ini.

Saat akan mendudukkan dirinya di sofa, ia melihat kearah ponselnya yang berbunyi. Sebuah panggilan, dan nama Oh Sehun tertera disana. Lalisa mengerutkan dahinya heran. Setelah menghilang begitu saja dan sekali pun ia muncul, itu saat di bandara. Kini, pria itu kembali menghubungi. Sebenarnya apa maunya pria itu? Pun, akhirnya Lalisa menghiraukan panggilan itu dan lebih memilih untuk menonton tayangan televisi di hadapannya.

Namun, lagi-lagi konsentrasi nya terganggu akibat bunyi bel Apartement yang ditekan tanpa henti. Dengan segala sumpah serapah yang siap ia semburkan kepada orang yang sudah mengganggunya, Lalisa pun segera beranjak dan membuka pintu Apartement dengan kesal.

"Tidak bisakah ka-" matanya membulat lucu saat melihat orang yang akan ia sumpahi. Jantungnya berdegup dengan kencang saat netra cokelatnya bertemu dengan netra hazel milik orang yang kini tengah memasang senyum manis dengan sebuah bunga dan cokelat di kedua tangannya. Lalisa tiba-tiba saja kehilangan kata-kata, ia bahkan tak sanggup menutup mulutnya yang menganga hebat akibat ulah orang itu.

"Apakah benar ini kediaman Ms. Manoban?" Tanya pria itu dengan tatapan tak lepas memandang Lalisa.

Sedangkan Lalisa yang ditatap seperti itu pun hanya mampu mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menjawab pertanyaan dari pria itu. "A-ah ya, apakah kau mencari seseorang?" Tanya Lalisa setelah mendapatkan kesadarannya secara penuh.

Bagaimana tidak? Pria yang ada dihadapannya ini, bukanlah orang Asia. Bisa dilihat dari postur badan dan juga garis wajah serta hidungnya. Oh astaga, Lalisa benar-benar dibuat terpesona dengan lelaki yang ada dihadapannya ini. Begitu tampan, harum dan juga memukau.

"Apakah kau melupakan ku, Nona?"

Mendengar ucapan pria itu Lalisa memiringkan kepalanya penuh tanda tanya. Apakah mereka pernah bertemu? Tapi dimana? Dan kapan? Mengapa Lalisa tidak bisa mengingat sama sekali tentang pria itu?

"Forgive me. But, have we met before?"

"Of course, Baby. Sangat menyedihkan karena kau melupakan diriku disaat aku sama sekali tak melupakan sedikit pun tentangmu." Ucap pria itu dengan nada sedih.

Saat akan menjawab kembali ucapan pria itu, tiba-tiba saja pandangan matanya teralih kearah pintu lift yang baru saja terbuka dan menampilkan sosok Oh Sehun di dalamnya.

Dengan balutan jaket dan celana jeans hitam miliknya, Lalisa sama sekali tidak bisa menolak pesona seorang Oh Sehun.

"Wow, apakah Tuhan sedang sangat baik kepada ku hingga mengirim dua orang pria sekaligus untuk menemani diriku?" Batinnya bersorak senang saat mendapati kenyataan itu.

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang