The Only One : Chapter 1

12.3K 483 10
                                    

Cantik, seksi, memiliki lekukan tubuh yang menjadi mimpi basah semua pria merupakan gambaran yang pas untuk sosok Lalisa Manoban. model sekaligus dancer berusia dua puluh dua tahun, yang pernah menjadi brand ambasador beberapa produk terkenal seperti Bvlgari, Celine dan juga Dior. Ia menjajaki dunia model saat usianya baru menginjak lima belas tahun bersama dengan sang Kakak.

Sebenarnya, bukan keinginannya menjadi seorang model, tetapi karena kebutuhan ekonomi mereka yang membengkak setiap harinya apa lagi setelah kakak beradik itu memutuskan untuk pindah ke Korea, akhirnya mereka memilih jalan itu. Dan untung saja, mendiang orang tua mereka berteman dengan salah satu pemilik dari agensi model terkenal kedua setelah Cho Holding Enterprise.

Dan untungnya Kim So Yeon -pemilik EsTeem Entertaiment- adalah seseorang yang baik. Berkat dirinya kedua bersaudara Manoban itu sekarang bisa menjadi seperti ini.

"Mengapa baru kembali?" Saat baru membuka pintu apartement, suara Sun Yeong pemilik nama asli Ainsley Manoban -Kakak Lisa- terdengar memenuhi penjuru ruangan.

Lalisa melirik Kakaknya sejenak. Wanita yang hanya berbeda lima tahun dengannya itu terlihat sangat dewasa mengenakan pakaian apapun. Dan terlihat elegan dengan cara duduknya sendiri. Terkadang ia merasa iri pada Ainsley, sebab, begitu banyak lelaki yang menginginkan dia untuk di jadikan sebagai pendamping hidup karena kecantikannya dan kebaikan hatinya. Namun, ia menolak itu semua karena menurutnya 'Kebahagiaan Lisa lebih penting dari pada kebahagiaannya sendiri'

Kadang, ada kalanya ia merasa telah menjadi seorang wanita yang jahat karena lebih memikirkan diri sendiri dari pada memikirkan bagaimana perasaan kakaknya. Ia tau, di balik kata "lebih penting" itu. Tersirat makna yang dalam.

Tapi, ayolah... Ini kehidupannya. Lalisa adalah sosok wanita yang bebas. Ia tidak suka jika ada seorang pun yang mengatur kehidupan nya kelak. Menurutnya, itu hanya akan membuat repot dan ia jadi tidak leluasa lagi saat akan kemana pun.

"Biasa." Jawabnya singkat.

Beberapa waktu mereka terdiam di posisi masing-masing. Kemudian Lalisa menyadari sesuatu.

"Berhenti mengharapkan apapun dari ku, Kak. Jika kau ingin menikah dengan kekasihmu, maka menikah saja. Jangan menunggu ku terlebih dahulu." Papar Lisa. Kemudian ia berlalu menuju kamarnya.

Ainsley terdiam. Tidak, bukan itu yang akan dia katakan. Mengapa adiknya itu bisa berfikiran seperti itu, Huh? Ia bahkan hanya ingin memberi tahu jika mereka di undang untuk datang ke acara New York Fashion Week, besok.

Dengan perasaan jengkel akhirnya Ainsley memutuskan untuk masuk ke Kamar Adiknya tersebut.

"Astaga, anak ini!" Bahkan baru beberapa menit yang lalu Lalisa masuk ke dalam kamar. Tapi lihatlah sekarang? Gadis itu sudah tertidur pulas tanpa mengganti pakaian nya.

Ainsley melangkah maju hingga ke sisi ranjang. Kemudian mendudukkan diri seraya menatap wajah Adiknya yang sudah terlelap. Membenarkan letak poni nya yang menutupi mata, kemudian mengecup keningnya sekilas.

"Selamat malam, Lalisa."

••••

Dering ponsel yang bersaut-sautan membuat gadis berambut pirang itu tanpa belas kasihan membuang ponselnya kesembarang tempat. Oh, ayolah! Ini masih sangat pagi, mengapa sudah ada yang menganggu tidur nyenyaknya sih!.

"Yak! Gadis pemalas. Bangun atau aku akan menyiram mu dengan air panas ini!"

"Cepat buka pintunya atau aku akan memanggil pemadam kebakaran!"

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang