The Only One : Chapter 20

1.1K 143 14
                                    

Happy Reading!

_______________________________

Hari ini, adalah pertama kalinya Lalisa kembali ke hadapan publik setelah kecelakaan yang dialami olehnya beberapa waktu lalu. Para reporter pun menyabut baik kehadirannya saat baru saja tiba di gedung agensi. Tetapi, ini adalah dunia entertaiment. Jadi pasti ada sebagian orang yang tidak menyukai kehadirannya disini. Seperti sesaat setelah ia memasuki gedung, ada sekerumpulan teman sesama modelnya yang asyik berbisik seraya menggunjing dirinya. Apalagi berita miring tentang kedekatannya dengan CEO OH Enterprise sudah mulai berhembus dikalangan masyarakat maupun para model. Semakin membuatnya menjadi bintang utama hari ini.

"Keep calm, Lalisa. Jangan perdulikan ocehan mereka." Bisiknya pada diri sendiri, seolah sedang berusaha menjaga kepercayaan dirinya yang hampir terkikis.

Hari ini, dengan setelan dress berwarna hitam bergaris dan high heels berwarna senada, Ia datang bersama dengan sang Kakak yang bertujuan untuk menemani dirinya. Menggantikan tugas Soohee, karena managernya itu tengah dalam masa pemulihan. Entahlah, ia merasa Ainsley terlalu merepotkan dirinya hanya untuk hal sepele ini.

Lalisa merapihkan sedikit poni kebanggaannya, kali ini ia memilih potongan model rambut sebahu agar semakin menonjolkan kecantikannya. Dan, ya.. dia berhasil. Ia merasa cukup bangga ketika tatapan orang-orang sama sekali tak lepas memandangnya.

'Look, i'am the queen now.'

Mereka berdua kemudian masuk ke dalam Lift, menuju lantai paling atas di gedung. Seraya menunggu, Lalisa memeriksa ponselnya. Dan kembali berdecak saat sama sekali tak mendapati notifikasi dari pria yang ia tunggui sejak beberapa hari yang lalu. Entahlah, Lalisa bahkan tidak tahu kemana perginya Pria itu. Ia sangat seratus persen yakin bahwa kesibukan dalam kantor tidak akan membuat seseorang melupakan ponselnya, apalagi Oh Sehun ini adalah seorang CEO. Yang setiap saat pasti memegang ponsel karena kesibukannya itu.

"Apa yang kau pikirkan, Lisa?" Tanya Ainsley saat matanya tanpa sadar menangkap sang adik yang tengah termenung.

Mendengar namanya disebut membuat Lalisa mengerjapkan matanya kaget, ia lalu menegakkan tubuhnya dan membawa sling bag miliknya untuk dipeluk.

"Ah, tidak. Aku hanya sedang memikirkan perkataan beberapa orang dibawah tadi, Eonni."

Ainsley menaikkan sebelah alisnya, pandangannya tak lepas menatap sang adik. Sejak kapan adiknya itu memikirkan perkataan orang tentang dirinya? Biasanya ia hanya akan menganggapnya seperti angin lalu.

Ting!

Hendak membuka mulut kembali, namun urung karena Lift yang mereka naiki sudah sampai pada lantai teratas gedung. Ainsley akhirnya pasrah saat sang Adik menariknya dengan tak sabaran menuju ruangan satu-satunya yang ada di lantai ini. Itu adalah lantai yang memang di khususkan untuk pemilik sekaligus pemimpin perusahaan.

Lalisa kemudian menyapa beberapa orang yang berjaga di luar ruangan sang Presdir. Dan salah satu diantaranya pun dengan hormat membukakan pintu untuknya.

"Selamat siang, Presdir Kim." Sapa Lalisa sembari membungkukkan tubuhnya ketika sudah berada di dalam ruangan. Ia lalu meliarkan tatapannya, menatap secara seksama pada dekorasi ruangan yang terkesan sangat elegan itu.

"Welcome back, Lalisa."

"Thank you."

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang