Hi, Author kembali lagii~
Kali ini Vote harus sampai 1k bisa ga? Biar miminnya semangat buat lanjutinnya lagi gitu.
Bercanda.
Happy Reading, Guys!
****
Ainsley menatap sekelilingnya dengan bingung. Baru saja, bahkan belum ada 30 menit Lalisa berdiri disampingnya. Tetapi kini wanita itu justru menghilang entah kemana. Padahal saat ini acara sedang dimulai, dan sepertinya, selain dirinya tak ada lagi yang menyadari bahwa Lalisa telah menghilang dari sisinya.
"Kemana kau, Lisa..." Gumam Ainsley dengan penuh kekhawatiran. Bagaimana pun juga, ini adalah New York. Dan mereka adalah orang asing disini, bagaimana jika adiknya itu lupa jalan pulang atau bahkan lebih naasnya lagi justru diculik? Ah tidak mungkin. Ainsley segera menggelengkan kepalanya dengan sedikit keras.
Pun, menyadari kegelisahan rekan kerjanya membuat Eunji menatap bingung kearah Ainsley. Ia lalu sedikit mencondongkan wajahnya dan berbisik pelan. "Ada apa?" Tanya nya dengan mata tak lepas memandang para model yang tengah berjalan dipapan catwalk.
"Apakah kau tahu dimana Lalisa berada?" Bisik Ainsley tak kalah pelannya.
Eunji mengerjap lalu mencoba mengingat sesuatu. "Ah, Lalisa? Aku tadi melihatnya pergi keluar bersama dengan seorang pria. Mungkin itu adalah temannya." Jawab Eunji dengan santai.
"Teman? Mengapa aku tidak tahu jika Lalisa memiliki seorang teman yang tinggal di Amerika?" Tanyanya pada diri sendiri seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Huft.. Baiklah, biarkan Lalisa pergi bersama temannya kali ini. Lalu besok, ia akan bertanya sendiri kepada sang adik perihal temannya itu.
****
Sesampainya di Mansion milik pria itu. Ia segera memojokkan Lalisa pada dinding dekat pintu utama. Menciumnya secara brutal lalu meremas bongkahan pantatnya hingga membuat sang empu mendesah di sela ciuman mereka. Lalisa membawa tangan mungilnya ke baris kancing yang tertata rapi di kemeja milik pria itu. melepaskan kancingnya satu-persatu hingga menyisakan kancing terakhir.
Ia kembali membawa tangannya untuk menelusuri perut ber-Abs milik pria itu, kemudian naik ke atas hingga tiba di dada bidangnya. Lalu Ia melepaskan ciuman itu secara paksa, membuat pria itu hendak memprotes namun harus terhenti akibat perkataan Lalisa.
"Sebutkan nama mu, pekerjaan mu dan juga Jabatan mu." Ucap Lalisa kemudian, walau saat ini ia sangat sadar jika tengah berada dalam bangunan megah sebuah mansion yang ia yakini pasti milik pria itu.
Dan bagaimana pun juga ia harus mengetahui siapa nama pria yang akan menyentuhnya nanti. Walau saat ini kesadarannya mulai menipis, setidaknya jika suatu saat terjadi sesuatu kepadanya, ia akan tau harus kemana untuk menemui pria itu.
Pria itu mengerutkan dahi mendengar pertanyaan Lalisa. Namun, meski begitu ia tetap menjawab. "Sehun... Namaku Oh Sehun, Pemilik dari Oh Enterprise dan kau bahkan bisa menemuiku di Korea kapan pun." Jawab pria yang baru ia ketahui namanya tersebut. Kemudian saat ingin kembali meraup bibir merahnya yang sudah membengkak akibat ciuman mereka. Lalisa menutup mulut pria itu dengan tangannya.
"Haruskah aku mempercayaimu begitu saja? Berikan aku kartu identitas mu dulu."
"Astaga..." Sehun menggeram frustasi, kemudian ia menurunkan Lalisa tanpa menjaga jarak diantara keduanya, lalu mengambil dompetnya dan memberikan kartu identitas miliknya kepada wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only One
Fanfiction(21+) Mature content 🚫 "Love does not begin and end the way we seem to think it does. Love is a battle, love is a war; love is a growing up." Awal publish : 16 Juli 2019 [Slow update] Highest Rank. #1 in sun (3 april - 8 april 2022). #1 in content...