Prolog

14.9K 560 4
                                    

Suara bising yang memekakan telinga tak mampu membuat gadis cantik berambut pirang itu terusik. Ia terduduk di sudut ruangan dengan segelas wine yang menemaninya. Pandangan kosongnya tertuju pada lantai dansa yang memperlihatkan puluhan atau bahkan ratusan pasang orang yang sedang asik meliuk-liukkan badan nya sembari saling meraba dan mencumbu.

Satu kata yang terlintas di kepala nya saat melihat itu 'Menjijikkan'. Mengapa? Karena sudah sangat di pastikan jika setelah itu mereka akan menyewa sebuah kamar di club ini hanya untuk memuaskan birahi mereka.

"Sendirian saja, Nona?" Tanya seseorang. Gadis itu mengerutkan kening saat suara berat itu menembus gendang telinganya.

Ia mendongak, kemudian mengerjapkan mata beberapa kali guna mempertajam penglihatannya. Terlihat seorang pria tampan ber-rahang tegas dengan kemeja biru dongker yang membalut tubuh atletisnya. Lengan nya terlihat begitu kokoh dan menggiurkan karena kemeja itu sudah di gulung hingga keatas siku. Rambutnya yang sedikit berantakan menambah kesan 'panas' pria itu.

Gadis itu jadi membayangkan saat lengan kokoh dan dada bidang itu bersentuhan dengan kulit telanjangnya, kemudian tangan pria itu mulai meraba tubuhnya. Oh! dan jangan lupakan bibir seksi pria itu, rasanya ia ingin sekali mencumbunya detik ini juga.

"Ya, seperti yang kau lihat." Jawabnya seraya berusaha mengusir pikiran kotornya. Sial, hanya dengan membayangkan 'tubuh yang saling bersentuhan' saja sudah membuat kewanitaannya menjadi lembab.

"Bolehkah aku duduk disini?"

"Tidak. Kau bisa mencari tempat lain, Tuan."

Ia kemudian meminum sisa wine yang ada di dalam gelasnya dengan sekali teguk. Sudah cukup, hari ini ia sedang tidak ingin berakhir di atas ranjang orang lain pada keesokan harinya.

Ia lalu bangkit tak lupa membawa serta tas nya. Saat ingin melangkah pergi tiba-tiba tubuhnya menegang kaku dan matanya membulat sempurna akibat ucapan pria itu.

"Kali ini kau bebas. tapi lain kali, aku pastikan kau akan berada diatas ranjang ku dengan keadaan tak berdaya atas setiap sentuhan ku." Bisiknya kemudian mengecup bahu terbuka gadis itu, dan berlalu pergi.

"Brengsek!"

The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang